Maaf [2]

10.7K 1K 693
                                    

Genre: School life, angst
Rate: M (for hard words)
Length: Twoshot
Author: IFii1485-L
Languange: Bahasa Indonesia, mix (formal & informal)


☆☆☆


Flashback on

Satu tahun sebelumnya.

Minho merasakan jantungnya seperti dihujam ribuan jarum. Perih dan sesak. Ia menatap gadis cantik di depannya dengan wajah menyedihkan.

"Aku menyukai Felix dari awal, jadi aku gak mau bohongin perasaan aku lebih lama lagi dengan pura-pura menyukai kakak. Mari kita akhiri."

Minho hanya diam dan tak membalas ucapan kekasih atau sekarang bisa disebut mantan kekasihnya itu. Akhirnya, Ryujin meninggalkan Minho yang hanya diam dan menunduk, tanpa menunggu Minho bersuara.

Satu bulan setelah putus.

"Hiks. Kak.."
Minho menatap cemas mantan kekasihnya yang tiba-tiba masuk ke kelasnya dengan air mata yang sudah membanjir di pipi mulusnya.

Minho berdiri lalu menghampiri Ryujin lalu menarik pelan tangan gadis itu untuk mengajaknya keluar kelas. Tidak enak jika seluruh siswa menjadikan mereka tontonan gratis.

Setelah sampai di UKS, Minho membantu Ryujin untuk duduk di ranjang kosong yang ada disana lalu menyeka air mata yang masih jatuh di pipi mantannya tersebut.

"Ada apa? Siapa yang buat kamu nangis?"
Tanya Minho minta penjelasan.

Ryujin mencoba menahan isak tangisnya dan mengontrol air matanya agar tak jatuh lagi.

"Felix...Felix...nolak aku hiks."

Ryujin menangis lagi. Minho membawa tubuh gadis itu ke dalam pelukannya dan menepuk kecil punggung Ryujin agar tenang.

"Ditolak? Kenapa dia nolak cewek secantik dan sebaik kamu?"

Ryujin menjauhkan tubuhnya sedikit lalu mendongak untuk bertemu tatap dengan Minho.

"Dia gak suka sama aku."

Minho menunggu kalimat selanjutnya yang akan disampaikan Ryujin.

"Dia gak suka cewek. Hiks. Kak..aku cinta sama dia tapi dia gak suka cewek..hiks"

Deg!

"Jadi gue diputusin hanya karena seorang gay? Bangsat!" - umpat batin Minho

Flashback off.




☆☆☆




Dua bulan sejak Felix tinggal di kediaman keluarga Kim.

Paman dan Bibinya belum kembali dari Jepang karena perusahaan keluarganya yang disana masih belum stabil. Kakak sepupunya juga masih sibuk dengan kuliahnya di Kanada.

Minho berjalan sempoyongan ke dalam mansionnya. Ia berusaha meraih dinding untuk tempatnya berpegangan agar tidak jatuh. Satu tangan akhirnya meraih tangannya. Dan merangkul pundaknya pelan membantunya berjalan.

LA VIE EN ROSE • HAREM!FELIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang