PROLOG

94 11 2
                                    


Jakarta, 2024

Suasana pagi yang penuh grasak-grusuk, wanita itu tak henti-hentinya menghela napas kecil saat melihat segudang barang yang harus dibongkar dari koper. Kepindahannya ke rumah lama setelah beberapa tahun tinggal di luar membuatnya harus menata kembali barang-barang di kamar yang sudah lama tak ia singgahi ini. Dibantu oleh adik laki-laki kesayangannya, ia membongkar dan memindahkan beberapa barang.

"Mbak, lo suka ngoleksi minuman kadaluwarsa ya?" celetukan itu keluar dari mulut adiknya, saat laki-laki itu menemukan sebuah botol minuman bersegel di dalam kardus.

Wanita itu menoleh dengan kening berkerut, matanya menangkap sebotol minuman rasa strawberry favoritnya di masa lalu yang kini berada di tangan adiknya, setelah terdiam selama beberapa saat ia pun menyuruh adiknya untuk membuangnya saja.

Wanita itu mengalihkan pandangannya dan kembali fokus pada barang-barangnya, "lupa dibuang kayanya, nanti dibuang aja." Ucapnya.

"Buat gue aja ya, buat pot tanaman Mama." Pinta adiknya sebelum laki-laki itu keluar dari kamarnya.

Wanita itu mengedikkan bahunya tak peduli, dia kemudian melenggang pergi keluar kamar untuk menyusul adiknya dan mengambil minuman di dapur. Sinar pagi yang lembut masuk melalui jendela terbuka, bau harum kopi menyatu dengan aroma wangi bunga yang menyegarkan, menciptakan atmosfer yang hangat dan akrab, mengingatkannya pada beberapa tahun yang lalu saat ia masih remaja.

Getaran dari saku celananya membuatnya merogoh saku untuk mengeluarkan benda pipih dari sana, matanya menatap layar yang berkelip menandakan sebuah notifikasi masuk. Itu dari sahabatnya yang mengajaknya untuk bertemu dan minum kopi di kafe, setelah membalasnya dengan mengiyakan, ia menyimpan ponselnya di dekat mesin kopi.

Ia ingin minum kopi, kalau bukan karena lambungnya yang lemah, ia mungkin sudah menikmati minuman dengan kandungan kafein pagi ini, tapi tak apa ia bisa meminumnya nanti siang saat bertemu sahabat tercintanya. Karena ia begitu menyayangi lambungnya, ia memutuskan untuk minum teh saja sembari menikmati pemandangan di halaman belakang dari balik jendela dapur, tapi, sebelum itu terwujud matanya kembali menangkap minuman botol itu.

"No, ini kenapa ditaro di sini? Kalo Papa nanti gak sengaja minum gimana?" teriak wanita itu, takut kalau sang ayah meminumnya karena tidak mengetahui kalau itu minuman kadaluwarsa.

"Gue lagi cari gunting, lo taro dulu aja di situ," balasan dari sang adik membuatnya berdecak. Ia kemudian melangkah ke arah wastafel untuk membuang airnya. 02 12 2016 tanggal expired yang tertera di botol minuman itu, itu berarti sudah 8 tahun yang lalu.

Melihat kemasan minuman ini membuat dia tersenyum, dulu ia punya kebiasaan untuk mencabut label minuman yang melingkar di botol itu sebelum meminumnya, tanpa alasan khusus ia hanya ingin membuat botol itu menjadi polos. Karena itu, melihatnya kembali membuat dia lagi-lagi mencabut labelnya, ia sudah tidak melihat kemasan ini untuk waktu yang lama sejak dia lulus SMA, dia sudah bukan lagi bocah penyuka minuman strawberry, dia sudah menjadi wanita dewasa yang memilih kafein atau teh untuk menemani pagi, siang dan malamnya.

Saat membuka labelnya dia tiba-tiba terdiam, sebuah tulisan yang ditulis oleh spidol membuatnya tertegun. Ini, sudah berapa lama? tulisannya bahkan masih bisa terbaca dengan jelas.

Marisela, you're my better half -G

Itu ditulis secara melingkar saat ia dengan perlahan memutar botol itu untuk membacanya. Sebuah ingatan melintas di kepalanya, minuman ini diberikan padanya ketika ia sedang dalam masa terpuruk, laki-laki menyebalkan namun manis secara bersamaan yang sudah mengobatinya dengan minuman ini sampai dia tidak mau meminumnya. 

The Wind Beneath My WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang