BAB 3-Halo, Geografi!

38 7 0
                                    

BAB 3—Halo, Geografi!

Marisela

Aku baru saja mengganti bajuku dengan baju olahraga, walaupun sedikit kesulitan dan membutuhkan waktu lama, akhirnya aku keluar dari toilet untuk kembali ke kelas, tapi sebelum itu terjadi, langkahku tertahan, tanganku yang ingin meraih kenop pintu akhirnya tergantung di udara. Aku mendengar suara dari luar sana, suara yang begitu familiar.

"Sedih sebenernya, tapi ya gimana lagi, gue juga gak bisa apa-apa." itu suara Bella, aku bisa mendengar langkah kakinya mendekat.

"Lo gak papa mereka tiap hari bareng kaya gitu? Lo gak tau loh Gara ngapain aja sama dia." Aku bisa mendengarkan suara orang lain, suara cewek yang mungkin saja teman Bella.

Aku bisa mendengar Bella tertawa, "cewek mana yang biasa aja sih lihat pacarnya tiap hari kemana-mana selalu sama-sama?" tanyanya, aku mulai merasakan sesuatu yang tidak enak dalam hatiku. Aku memahami Bella, siapa yang tidak cemburu kalau pacarnya terus-terusan dengan cewek lain? Aku kalau ada di posisi Bella pun akan merasakan hal yang sama. Aku mungkin akan egois dan memaksa pacarku untuk tidak menuruti keinginan aneh itu.

"Apa-apa yang terbiasa tuh bahaya loh, Bel." Aku kembali mendengar suara teman Bella, dalam hati aku tidak bisa mengelak, aku paham betul kalau itu adalah bentuk perasaan khawatir yang tidak bisa diganggu.

"Gue percaya sama Gara, Win, dia gak akan aneh-aneh." Balas Bella, aku tidak berniat menguping, tapi kalau aku keluar dari sini, situasinya akan menjadi canggung bukan?

"Mungkin Gara gak akan aneh-aneh, tapi kalo cewek itu yang aneh-aneh gimana?" teman Bella kembali bersuara, aku mengepalkan tanganku, kenapa pikirannya kepadaku seperti itu?

"Win, stop it, jangan bikin gue berprasangka buruk sama Sela, gue sekarang udah anggap Sela temen gue."

She's such an angel, bener kata Gara saat kutanya apakah Bella keberatan denganku atau tidak, dia tidak berbohong dengan mengatakan kalau Bella itu baik, kalau Bella itu ingin Gara bertanggung jawab atas perbuatannya, Gara berkata jujur.

"Mar, Marisela!" aku mendengarkan teriakkan dari arah luar sana, itu suara Gara, si bodoh itu! Dia kenapa berteriak seperti itu?

Aku melipat bibirku panik, dengan seperti itu Bella dan temannya akan mengetahui kalau dari tadi aku ada di sini. Sialan! Sialan! Aku tidak mau menjadi canggung dengan Bella.

"MAR, LO DI DALEM KAN?" suaranya makin keras, makin membuatku ingin melemparkan sumpah serapah yang sudah berada di ujung lidah.

Aku mendengar suara langkah kaki menjauh, "Gar, kenapa?" suara Bella yang samar-samar terdengar, aku yakin Bella menghampiri Gara di luar.

Aku menarik napas dalam-dalam, mau tidak mau aku harus keluar. Tapi, aku harus bagaimana? Aku harus menyapa Bella dan temannya? Atau bagaimana?

"Kamu tolong cek di dalam ada Marisela atau enggak, dia udah setengah jam lebih gak balik-balik dari tadi." Suara kecil dari Gara tertangkap di telingaku.

"Sel, lo di dalem? Ini gue Bella, lo pasti dari tadi denger sesuatu yang gak nyaman ya?" pertanyaan dari Bella membuatku akhirnya memilih keluar setelah terdiam beberapa detik.

"HOOAAAAM, astaga Bella, ya ampun sorry lo mau masuk?" tanyaku berpura-pura linglung, meskipun aktingku buruk dan kentara terlihat begitu palsu, tapi tetap ku lakukan, "gue ketiduran, gilak, toilet sekolah ternyata bisa senyaman itu ya, haha." oke, malah terlihat sangat bodoh karena palsunya makin kelihatan.

Aku melirik ke arah teman Bella yang terlihat sedikit tidak nyaman, tapi tatapan judesnya tidak bisa disembunyikan, aku tersenyum kecil, temannya itu terlihat seperti tipe teman yang akan menjadi garda terdepan kalau temannya disakiti, Bella beruntung mendapatkan tipe teman yang seperti itu.

The Wind Beneath My WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang