Hari ini, tak seperti hari kemarin. Kali ini rakyat Florence kedatangan dua makhluk baru yang datang dalam waktu yang singkat yakni Alief dan Chelsie.
Alief, baru saja beberapa hari pindah tapi sudah berani tidur di kelas. Dia langsung duduk dengan berandal Florence, Iqbal.
Chelsie, baru hari ini pindah sudah membuat beberapa mata cowok jelalatan karena senyumnya yang manis. Membuat Indra, langsung menggodanya.
Kali ini, pelajaran PKN pak Haseng selaku guru mata pelajaran tersebut memanggil dua anak baru itu untuk maju ke depan memperkenalkan nama.
Chelsie dan Alief pun maju ke depan, dengan gaya khas anak baru.
"Wah beningnya Chelsiee," puji Indra dengan mata berbinar.
Adit mengangguk semangat, "Woi, Lief, jangan ko dekat-dekat Chelsie nanti lecet!" pinta Adit yang mengundang tawa sekelas.
"Sudah-sudah, jangan ribut! Silahkan perkenalkan nama kalian!" kata pak Haseng dengan kumis lebatnya.
"Baik, nama saya Chelsie Tresya Sikku saya berasal dari SMA 6, alasan saya pindah kesini karena Sekolah ini lebih dekat dengan rumah saya." Chelsie memperkenalkan diri dengan senyum khasnya membuat beberapa cowok lemah iman tanpa sadar tersenyum.
Kini giliran Alief, cowok itu menggaruk kepala yang tidak gatal, "Nama saya Muhammad Alief saya berasal dari SMA 7. Alasan saya pindah kesini..." Alief menjeda mencoba berpikir tentang alasan apa yang membuatnya pindah kesini.
"Karena ko ingin hits toh? Makanya ko pindah di sini?" celetuk Iqbal yang mengundang gelak tawa dan nyinyir dari beberapa kaum hatters.
Pak Haseng mengangkat sebelah alis tak mengerti dengan Alief ini. "Jadi alasanmu pindah kenapa?"
"Eeh, anu, pak, itu, saya pindah karena.... Karena eh itu karena SOFTBALL," jawab Alief polos yang membuat seisi kelas cekikikan tertawa terpingkal-pingkal.
Alasan itu. Tidak masuk akal.
"Di Sekolahmu juga ada Softball kenapa harus pindah kesini? Kamu pikir pindah ke Sekolah ini gratis? Dasar anak durhaka, tidak memikirkan finansial orang tuanya. Terbakar kamu di api neraka." inilah pak Haseng guru PKN rasa ustad yang selalu berceramah dengan kalimat pedas nan menusuknya.
"Wadaw, berarti jadi judul film Azab dong, Pak?" Cimen, gadis cerewet itu langsung menyambar pernyataan pak Haseng.
"Judulnya Azab anak yang minta pindah Sekolah dengan alasan nggak masuk akal!" Nurul menimpali.
"Huuuu! Dasar korban film Indosiar alay!" dia Indra dengan mudahnya mengejek.
Cimen berdiri dari kursinya menatap Indra dengan nyalang. Bisa-bisanya film kesukaannya dikatai seperti itu, ia takkan terima dan takkan pernah.
"Sudah-sudah! Alief, Chelsie kembali ke tempat!" perintah pak Haseng sebelum Cimen memyumpah serapahi Indra. Si pelaku pengejekan malah mengelus dada.
--
Wkwk pendek? Yaiyalah ini cuma cerita sekilas dari FLORENCE:)I hope you all enjoy with ma new story, hihi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Florence'07
HumorTentang kelas yang memiliki 1001 cerita khas anak SMA. Gak jamin suka, tapi jamin bikin ketagihan. Kelas dengan beragam ciri khas. •Dialog menggunakan bahasa Sulawesi, biar feelnya dapet. Siapa tau kan kalian mau belajar bahasa sulawesi😇