Baekhyun mengecup singkat kening Seungjae begitu anak bungsunya itu sudah terlelap di tempat tidurnya. Ya-anak itu langsung tertidur begitu ia memakan bubur buatan Baekhyun-efek sakit perutnya sore tadi.
Pria itu menutup pelan pintu kamar Seungjae lalu melirik jam dinding di ruang tengah. 6.30 pm.
"Na wasseo." Renjun mengganti sepatu putihnya dengan sandal peach kesayangannya. Remaja itu sedikit terkejut begitu mendapati ayahnya sudah duduk di ruang tengah, menonton acara tv. "Eomma eodi?"
"Eomma ke Busan dengan Soojung imo dan Naeun."
Renjun mengangguk lalu duduk di sebelah ayahnya. "Kau habis berlatih?"
"Bukan berlatih, kami hanya bermain."
Baekhyun mencibir, bermain? Yang benar saja. "Pabwa, kau bermain tapi keringat di bajumu sampai banyak begini. Eish..cepat mandi."
"Arasseo. Apa ayah memasak?" Renjun melepas topinya lalu berjalan ke dapur.
"Belum. Ayah sengaja menunggumu."
Renjun tersenyum, "Jadi apa kita memasak bersama malam ini?"
Baekhyun mengangguk sembari tersenyum, "Geurom, ayah akan melihat persediaan makanan dulu. Ppali, mandi dan bantu ayah."
Remaja itu segera berlari sambil bernyanyi lagu EXO, membuat Baekhyun terkekeh. "Mwoya, high note nya tidak buruk." Baekhyun bergumam. Dan tiba-tiba pikiran liarnya muncul, "Kenapa aku tidak mencoba menunjukkan kemampuan mereka di konser besok?"
---
Renjun menatap puas hasil karya masakannya dengan sang ayah. "Wah..jinca mashitta, kenapa ayah tidak mencoba membuat cafe?"
"Nenekmu sudah punya cafe Byun Renjun." Renjun membentuk o dengan mulutnya.
"Geurom, aku akan meminta haleomoni untuk menambahkan menu ini di cafe, maja appa?" Remaja itu menyuapkan sup kerang spesial yang mereka buat.
"Jadi apa yang kau lakukan di sekolah hari ini?" Baekhyun menatap sekilas Renjun yang duduk di depannya.
"Hagyo?"
Ayahnya mengangguk.
"Tak ada yang spesial. Tapi hari ini lebih mengasyikkan karena aku bisa belajar mengaransemen lagu."
Baekhyun mengeryit. "Kau mengaransemen lagu?"
"Eoh. Jeno tadi sibuk membuat lirik rap, jadi karena aku bosan, aku bermain dengan piano di ruang musik. Chenle juga sibuk dengan buku cerita Eropanya-dia sedang belajar bahasa Perancis."
Baekhyun mengangguk. "Jadi kau mulai tertarik dengan musik?"
"Aku suka musik sejak dulu, hanya saja, karena appa geurigo eomma masih menjadi ikon para idol, aku pikir menjadi seperti kalian sulit. Karena orang-orang pasti akan membandingkan aku dengan kalian. Appa bahkan sudah memiliki semuanya, eomma juga. Aku ingin semua yang aku dapatkan itu tak bergantung dari kalian, aku juga ingin menunjukkan kalau aku bisa menjadi lebih dari kalian, karena aku anak kalian." Renjun tersenyum lebar, membuat Baekhyun menatapnya haru.
"Ahh...kau mulai dewasa. Oh iya, bagaimana ujianmu?"
"Sudah selesai kemarin. Tak sulit. Semua yang sudah kupelajari keluar."
Baekhyun mengangguk. "Ayah bangga padamu."
Renjun mendongak, "Ne?"
Baekhyun hanya tersenyum, "Ayah bangga padamu-Byun Renjun."
Kedua pipi Renjun memerah, lalu keduanya saling tersenyum.
"Aku lebih bangga karena menjadi anak kalian."
Sungguh, Baekhyun ingin menangis, tapi demi Renjun, dia tidak boleh terlihat cengeng.~~~tbc
NB
Ini efek gabut nunggu waiting list di Miss Unicorn👩💻🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Superman
FanfictionBaekhyun baru merasakan, kalau menjadi Superman itu bukan hal yang gampang. Baekhyun - Aku pikir acara itu hanya bagian dari script, tapi begitu aku merasakannya, "Suzy! Aku membutuhkanmu." Suzy -Dia bilang kalau membesarkan anak itu hanya perlu k...