Song : I Dont Need Your Love
Suzy dan Baekhyun memutuskan untuk menunda syuting The Return of Superman untuk minggu ini. Bukan tanpa alasan, tapi seminggu terakhir, putra sulung mereka terlihat tak bersahabat sama sekali. Kadang Suzy bahkan menemukan anaknya itu hanya duduk sambil melamun atau sekadar mencoret-coret buku sketsanya. Ya. Renjun itu senang melukis dan menggambar.
"Sayang, kau mau coklat panas?" Suzy duduk di samping Renjun yang tengah menggambar di halaman belakang dengan ditemani Seungjae yang bermain dengan para dinosaurusnya. Namja tampan itu menggeleng, membuat Suzy mengeryit. "Shireo?"
"Hyeong~i waeyo?" Seungjae melangkah ke arah Suzy, memeluk ibunya yang tengah duduk. Suzy hanya menggeleng. Ia sempat berfikir, apakah Renjun kecewa padanya karena ia akan menjadi seorang kakak lagi? Tapi, bukankah kemarinan saat Suzy memberitahu soal kehamilannya, anaknya itu begitu antusias, bahkan ia dan Seungjae sengaja membuat pesta kejutan untuknya?
"Seungjae~ya, bisakah eomma meminta tolong untuk membangunkan appa?"
"Appaneun?"
Suzy mengangguk.
"Ne. Hyeong~i?"
Suzy kini tersenyum. "Aniya, hyeong yeogi, eomma katji. Eottae?"
Anak kecil itu mengangguk lalu masuk ke dalam rumah. "Renjun~ah...tak mau bercerita sesuatu pada eomma?"
Renjun terdiam. Namja itu kemudian meletakkan alat gambarnya. "Kau ada masalah?"
Namja itu menghela nafas. "Eomma..."
Suzy beringsut mendekat. "Apa-aku boleh menangis karena yeoja?"
Suzy mengeryit, lalu senyumnya mengembang. Kedua tangan wanita itu terbuka, mengisyaratkan putranya untuk masuk dalam dekapannya. "Jadi anak eomma sedang menyukai seseorang?"
Renjun mengangguk. "Aku menyukainya. Sangat. Tapi ternyata...dia menyukai orang lain."
Suzy mengusap pucuk kepala Renjun. "Tak apa, menangis itu bukan berarti lemah. Dia cinta pertamamu ya?" Suzy masih mengusap pucuk kepala putranya.
"Cinta pertama?"
"Iya. Orang yang kau sukai dan bisa membuat hatimu berdebar. Orang pertama yang membuatmu merasakan rasa sakit juga senang disaat bersamaan."
"Aku-tidak tahu."
"Apa eomma mengenalnya?"
Renjun menggeleng. "Tidak. Dia gadis yang pendiam tapi hangat. Eomma tak pernah bertemu dengannya."
Suzy mengeryit. "Nugu?"
"Shuhua."
***Baekhyun segera meletakkan script yang ada di tangannya begitu ponselnya berdering. "Renjun?" Sehun melirik Baekhyun yang kini mengangguk. "Katakan pada direktor kalau aku keluar sebentar."
"Eodi?"
"Menjemput Renjun."
Sehun mengeryit. "Mwoya, tidak biasanya Renjun seperti itu."
Baekhyun segera memasuki mobilnya dan melaju ke sekolah putranya. Sebelumnya, ia sempat mengirim pesan pada Suzy, setidaknya Suzy tak perlu menjemput Renjun karena Baekhyun sudah menjemputnya. Lagipula ia tak mau istrinya yang tengah mengandung kelelahan.
--
Dan disinilah kedua namja berbeda usia itu, menghabiskan sore di tepian sungai han. Baekhyun bahkan sengaja melewatkan pengambilan iklan grupnya untuk menghibur putranya. Ya. Dia juga pernah mengalami kisah seperti ini dulu-tak perlu diingat karena ia punya Suzy sekarang.
"Bukankah appa ada jadwal pengambilan iklan?"
Baekhyun tersenyum begitu melihat ekspresi Renjun yang terlihat sendu. Astaga..anaknya begitu menggemaskan.
"Wae? Shireo? Appa hanya ingin menghiburmu."
Renjun mendengus. "Apa eomma menceritakannya pada appa?"
"Geurom." Baekhyun terkekeh. "Lagipula itu hal yang wajar."
"Tapi menurutku itu tidak. Aku benar-benar sudah seperti orang tolol. Chenle dan Jeno juga terus mengejekku."
Baekhyun memberikan segelas banana milk pada Renjun. "Sejak kapan kau menyukainya?"
"Huh?" Renjun menoleh ke arah ayahnya.
"Gadis itu. Siapa namanya-Suhwa? Su-wa?"
"Shuhua."
"Ah...matta. Shuhua. Eonje?"
"Sejak dia masuk di pengurus perwakilan murid di sekolah."
"Apa dia cantik?"
Renjun tersenyum, membuat Baekhyun ikut tersenyum. "Ya. Dia-cantik. Senyumnya, bibir kecilnya. Sikapnya yang dingin-dan perhatiannya yang hangat."
"Aigoo~ kau sudah seperti orang dewasa eoh?"
"Ish...appa, jangan mengacak rambutku." Renjun mendengus. Baekhyun hanya berdecak.
"Lalu, kenapa kau bisa semelankolis ini?"
"Dia menyukai namja lain."
"Eh?"
"Ya. Ayah tahu Soobin?"
"Soobin? Maksudmu Choi Soobin yang menjadi trainee di Big Hit?"
Renjun mengangguk. "Lalu? Hya..kau masih punya kesempatan boy."
"Tidak."
"Maksudmu?"
"Shuhua benar-benar menyukainya."
"Lalu kau menyerah begitu saja?" Baekhyun menghadap ke arah Renjun yang kini menghela nafas pelan.
Namja itu menggeleng. "Aniya." Lirihnya. "Aku tidak menyerah. Tapi rasanya begitu mengesalkan, dia menceritakan semuanya soal Soobin padaku. Geurom naega eotohke appa-aku benar-benar kesal tapi aku tak bisa melakukan apapun. Jincaaa!"
Baekhyun tersenyum kecil melihat putranya kini berdiri di tepi sungai. "AAAAAAAARGGHH!!!" Renjun berteriak keras.
"Suzy~ya, putramu sudah tumbuh dewasa." Baekhyun mengirim video Renjun pada Suzy, membuat senyum di wajah pria yang hampir berusia 40 tahun itu tersenyum.
***Seungjae mengerjab pelan begitu mendapati hyeongnya tengah tersenyum sendirian begitu memasuki pintu rumah mereka. "Hyeong wae irae?" Namja kecil itu berlari kecil mengikuti kakaknya.
"Eoh, Seungjae~ya. Aigoo...kau menggemaskan sekali." Renjun mencubit gemas pipi adiknya, membuat si kecil itu memberengut kesal. "Appa eodi?"
"Ajig wasseoyo."
"Eomma ddo?" Renjun kini meletakkan tasnya di sofa ruang tengah. Sengjae mengangguk.
"Hyeong, baegopa.."
"Chakkaman ne, hyeong akan membuatkan sesuatu yang spesial untukmu."
Seungjae hanya mengangguk. "Hyeong insanghae..."
--Suzy dan Baekhyun saling berpandangan. Heran dengan sikap Renjun yang kini terlihat begitu gembira. "Oppa, dia kenapa?" Suzy berbisik di telinga suaminya sambil memperhatikan Renjun yang terlihat begitu bersinar. "Apa terjadi sesuatu dengannya?" Baekhyun kini menatap Suzy. Istrinya itu menggeleng.
"Apa kalian melakukan sesuatu kemarin?"
Baekhyun menggeleng. "Aniya. Aku hanya membawanya ke kantor management kemarin."
Suzy mengeryit. "Apa dia sudah mendapat pencerahan soal gadis itu?"
"Shuhua maksudmu?" Baekhyun kini sempurna menatap Suzy. Istrinya itu mengangguk. "Mollaseo. Tapi...kupikir tidak akan secepat itu melupakan seseorang yang kita sukai. Kecuali-eoh! Solma-dia sudah menemukan orang lain lagi?"
"Hah? Secepat itu?" Suzy memgerjabkan kedua matanya, membuat Baekhyun gemas. "Astaga...kau lucu sekali."
CUP.
Satu kecupan mendarat di bibir Suzy. Seungjae yang melihatnya hanya mencebik. "Nado poppo." Anak itu berlari ke arah kedua orang tuanya.
"Aigoo~ dinosaurus appa." Baekhyun menarik Seungjae ke pangkuannya.
"Keundae..kupikir Renjun memang sedang menikmati masa-masa remajanya sekarang." Suzy memeluk lengan Baekhyun, menyandarkan kepalanya di lengan suaminya sambil menatap Renjun yang tengah sibuk dengan buku partitur di depannya.
"Ya. Aku bersyukur kau tidak membiarkan aku memasukkannya ke deretan traine. Gumawo yeobo..." Baekhyun mengecup pelipis istrinya.
Sedangkan Seungjae hanya terkikik. Merasa gemas melihat tingkah ayah dan ibunya.###flashback
Renjun memutuskan keluar dari ruang latiha ayahnya, memutuskan untuk pergi ke SM cafe. "Hya, Mina~ya, aku benar-benar melihatnya tadi. Dia kemari bersama ayahnya." Seorang yeoja berambut pendek berlari kecil mengejar yeoja berambut coklat dengan kaos biru langit di depannya.
"Waee~..hajima. Sudah kubilang kan, jaga bicaramu itu. Ish...bagaimana kalau ada orang yang dengar." Mina-gadis manis berambut panjang itu menatap kesal ke arah temannya-Kim Doyeon.
"Tsk...aku kan hanya mengatakan kalau dia datang kemari. Ya, lagipula bukankah dia jarang kemari. Kau harusnya merasa beruntung."
"Hya! Kim Doyeon! Ishhh.."
Renjun yang mendengar pembicaraan keduanya itu hanya terdiam. "Apa ini bagian dari skandal para idol?" Gumam namja itu.
"Sudahlah, ayo kita latihan." Mina mendahului langkah Doyeon.
"Tsk..hei, Kang Mina, kau benar-benar tak mau bertemu anak Baekhyun sunbae. Ya, dia ada di kantor ini Mina."
"Ya! Aish...mulutmu itu." Mina kini menarik telinga Doyeon, kesal dengan tingkah teman satu grupnya.
"Aaa! Kang Mina!!"
"Diam. Ppali. Eonnidul pasti sudah menunggu." Mina menarik Doyeon secara paksa. Renjun yang sejak tadi berada di persimpangan lorong hanya terdiam. "Kang Mina? Mwoya..bukankah itu-"
"Eoh?! Hya! KANG MINA!!" Doyeon setengah berteriak begitu melihat Renjun berdiri di persimpangan lorong.
Mina yang memang sudah kesal dengan temannya itu, akhirnya berbalik, hampir saja ia memukul kepala Doyeon, tapi gerakannya terhenti saat melihat Renjun berdiri tepat lima meter di depannya. "Astaga! Matilah aku." Gadis itu buru-buru berbalik, tanpa tahu kalau Doyeon sudah melepaskan diri darinya.
Renjun yang masih kebingungan hanya bisa menurut saat Doyeon menarik tangannya dan membuat Mina secara tidak sadar menarik tangan Renjun. Salahkan Mina karena tak mau berbalik badan, tak tahu kalay Doyeon mengerjainya.
"Ish..Kim Doyeon. Neo jinca. Ya, bagaimana kalau dia mendengar semuanya tadi. Astaga...matilah aku."
Renjun hanya terkikik. Lucu sekali gadis di depannya ini. "Hya-Kim kenapa kau-" Mina menghentikan kalimatnya begitu berbalik dan menemukan Renjun berada di belakangnya. "OMO!"
"Anyeong." Renjun tersenyum manis, membuat wajah gadis di depannya memerah. Sungguh Renjun gemas sendiri melihatnya.
"Aaaahhh! Eotohke.....! Eonni!!!"
Mina akhirnya memilih menutup kedua pipi dengan kedua tangannya, lalu berbalik dan berlari meninggalkan Renjun yang tengah tersenyum manis.
"Kang Mina?"
###flashback end~~~Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Superman
FanfictionBaekhyun baru merasakan, kalau menjadi Superman itu bukan hal yang gampang. Baekhyun - Aku pikir acara itu hanya bagian dari script, tapi begitu aku merasakannya, "Suzy! Aku membutuhkanmu." Suzy -Dia bilang kalau membesarkan anak itu hanya perlu k...