MC 1 : Kim Jiwon
MC 2 : Seo Kang JoonSeungjae membuka kedua matanya lalu segera turun dari tempat tidur. Membuka pintu kamar lalu berjalan memasuki kamar Renjun.
"Hyeong." Lirih namja itu sambil berusaha membangunkan kakaknya. "Hyeong."
Renjun hanya menggeliat.MC 1 : Aigoo, dia menggemaskan sekali.
MC 2 : Benar. Astaga, jangan lupakan kalau mereka lahir dari gen terbaik.
MC 1 : (tertawa)Renjun mengerang pelan. "Eoh, Seungjae~ya. Good morning." Namja itu menyibak selimutnya lalu mengecup pipi Seungjae kemudian berjalan ke kamar mandi-mencuci muka dan menggosok gigi.
MC 1 : Ahh...manis sekali. Aigoo, aku jadi ingin melihat anak-anak saat kecil lagi.
MC 2 : Mwoya...tapi anak-anak kita terlalu nakal.
MC 1 : Neo ttemune? (Tertawa)
MC 2 : Eish.."Kau sudah membangunkan appa?" Renjun kini keluar sambil mengusapkan handuk kecil ke wajahnya. Seungjae menggeleng.
"Aku lapar hyeong." Anak itu kini mengekori Renjun, menarik ujung belakang kaos kakaknya.
"Aigoo, kajja, hyeong akan buatkan sarapan. Mau apa? Sereal atau roti bakar?"
"Ppang."
Renjun mengangguk. Keduanya lalu melangkah ke dapur. "Anyeong." Renjun tersenyum ke arah kamera.MC 1 : Aigoo, tampan sekali.
Seungjae kini sudah duduk di kursi makan, mengamati kakaknya yang sibuk membuat roti bakar isi coklat kacang-kesukaan Seungjae. "Apa selai stroberinya habis?" Renjun bergumam sambil membuka laci atas dapur karena tak menemukan selai stroberi kesayangannya.
Ia menghela nafas, lalu memilih mengoleskan margarin ke roti yang akan dia bakar.
"Igeo, makanlah. Jangan lupa habiskan susunya, arasseo?" Renjun menaruh sepiring roti bakar di hadapan Seungjae dan satu piring lain di samping adiknya-untuk Baekhyun, lalu menepuk lembut kepala Seungjae-adiknya mengangguk. Setelah itu ia meninggalkan Seungjae dan berjalan ke kamar ayahnya.
"Appa, irreona. Selai stroberiku habis-appa."
Baekhyun mengerang pelan. "Pergi ke supermarket saja, kau kan bisa belanja." Gumam pria itu.
"Eish...lalu aku harus mengajak Seungjae?! Shireo." Renjun kini menarik selimut ayahnya. "Appa!"
"Eish...Renjunie, appa jinca pikunhae..jebal, ajak saja Seungjae, hem?" Baekhyun berkata dengan nada parau.MC 1 : Renjunie? Gwiyowo..
MC 2 : Apa Baekhyun sedang mencoba membujuk Renjun? Kupikir itu tidak akan berhasil, Renjun terlihat kukuh dengan pendiriannya.
MC 1 : Maja."Lebih baik aku tidak sarapan daripada pergi dengan Seungjae ke supermarket." Renjun mendengus kemudian pergi keluar kamar Baekhyun, membuat namja itu menghela nafas.
MC 2 : Ah..benar kan, dia lebih memilih meninggalkan ayahnya.
MC 1 : Sepertinya dia harus belajar dari Suho-seperti cara Suho membujuk Chenle untuk membereskan piring-piring kotor setelah ia dan Jeno juga Naeun mengadakan pesta kebun.
MC 2 : Maja, padahal anak itu sangat benci dengan hal-hal seperti itu.---
Staff : Jadi kau sengaja menyembunyikan selai milik Renjun?
Baekhyun : Ya- dia terlalu pemilih untuk urusan makanan. Dia akan memilih roti daripada sereal-kecuali jika Suzy yang menyiapkan serealnya. Dia selalu punya takaran sendiri. Aku ingin membuat dia bisa beradaptasi dengan keadaan di sekitarnya.
Staff : Aku pikir dia selalu menerima pemberian orang lain dengan baik.
Baekhyun : Ya-karena Suzy selalu mengajarkannya untuk menerima pemberian orang lain, tapi saat di rumah atau bersama orang yang dekat dengannya dia akan menjadi pribadinya sendiri. Aku juga ingin merubahnya untuk lebih bisa mengontrol emosinya. Dia tak pernah mau dibiarkan mengasuh Seungjae terlalu lama.
Staff : Waeyo?
Baekhyun : Dia sebenarnya anak yang pemarah dan- cenderung memaksakan diri.
Staff : Maksudmu dia akan tetap melakukan hal yang tidak dia sukai selama lawan bicaranya merasa nyaman?
Baekhyun : Maja-dan aku ingin merubah itu semua. Membuatnya lebih sabar dan mengatakan hal tidak nyaman untuknya-melatih dia jujur dengan dirinya sendiri.
Staff : Tapi kau gagal? Matji?
Baekhyun : Menghela nafas panjang.
---Seungjae segera turun dari kursi begitu melihat kakaknya keluar dari kamar ayahnya. "Apaa eodi?"
"Di dalam." Renjun menjawab singkat lalu memilih berjalan ke kamarnya, mengabaikan adiknya. Seungjae mengerjabkan kedua matanya, menatap kakak dan pintu kamar ayahnya secara bergantian.MC 1 : Omo, dia menyeramkan sekali kalau sedang kesal. Aku berpikir, apa Baekhyun juga dulu seperti itu.
MC 2 : Maja, bahkan ia mengabaikan Seungjae. Aigoo, kasihan sekali anak itu."Mussun irisseo?" Namja kecil itu bergumam lalu memilih masuk ke kamar ayahnya. "Appa~" anak itu kini naik ke tempat tidur ayahnya lalu menarik bantal yang dipakai Baekhyun.
"Seungjae~ya." Erang Baekhyun.
"Hyeong-waeyo?"
Baekhyun mengeryit. Ahh...pasti anak sulungnya itu benar-benar marah. "Apa kau sudah makan?" Baekhyun menarik Seungjae ke pelukannya. Anak itu mengangguk.MC 2 : Ahh, aku juga suka melalukan ini pada Noah, memeluk anak-anak itu hangat.
"Hyeong mandeulyo. Appa do." Seungjae memainkan jari-jarinya lalu sesekali membenarkan rambut ayahnya yang berantakan.
"Tapi, hyeong belum makan." Baekhyun melepaskan pelukannya lalu mendudukkan dirinya di samping putranya.
"Waeyo?"
"Selai stroberi hyeong habis."
Seungjae terdiam.
"Keundae, appa terlalu lelah untuk keluar membelinya. Apa Seungjae mau membelinya untuk Renjun hyeong?"MC 2 : Mwoya-mwoya, apa dia mau menyuruh Seungjae untuk membelinya?
MC 1 : Oh, maja. Mungkin saja. Baekhyun benar-benar pintar. Jinca.Anak itu mengangguk. "Aku tak mau hyeong sakit."
MC 1 : Ahh..benar-benar mirip seperti malaikat.
Baekhyun tersenyum. "Aigoo, Seungjae pintar. Cha, ayah akan memberimu uang, ingat, hanya beli selai stroberi yang bergambar buah stroberi besar, seperti yang sering dibeli eomma, arasseo?"
Seungjae mengangguk pelan. Anak itu kemudian menuruni tempat tidur. "Josimhae."MC 1 : Aigoo, dia benar-benar menyuruh Seungjae sendirian.
MC 2 : Aku pikir ini cara yang tak pernah dipakai Suho jinca dalla, matjyo?
MC 1 : Eoh.
--Staff : Kau marah pada ayahmu karena menyuruhmu pergi dengan Seungjae?
Renjun : Ne. Aku tidak suka ke supermarket hanya bersama Seungjae. Dia kadang akan susah diberitahu, sulit menanganinya.
Staff : Tapi menolak permintaan ayahmu-bukankah itu kurang baik?
Staff : Gersryo-keundae aku tidak menyukainya. Dan ayah tahu itu, harusnya ia tak memintaku melakukan hal yang tak aku suka.
---Renjun memilih bermain ponselnya dan bergulat lagi selimutnya, mengabaikan keberadaan Baekhyun yang menyandar di depan kamarnya dengan kaos abu dan celana pendek.
"Kau marah dengan ayah?" Baekhyun melipat tangannya di depan dada.
"Ayah tahu aku tak menyukainya, tapi kenapa malah melakukannya." Renjun menjawab tanpa melihat ke arah ayahnya.
"Geurrae, mianhae. Keundae, tidak seharusnya kau menolak permintaan ayah untuk membelinya dengan Seungjae."
Renjun meletakkan ponselnya di nakas kamar, samping tempat tidurnya.
"Byun Renjun.."
Renjun menghela nafas, "Arasseo. Mianhae-appa."
Baekhyun menggeleng. "Appa selalu mengatakan padamu, jangan meminta maaf kalau itu terpaksa. Adikmu pergi ke supermarket untuk membeli selai, dia tidak mau hyeongnya sakit karena tak sarapan. Padahal hyeongnya sendiri tak mau pergi ke supermarket bersama."MC 1 : Ahhh, dia benar-benar menggunakan Seungjae untuk ini.
MC 2 : Baekhyun ingin merubah sikap putranya dan mengajarkannya lewat pengalaman. Ini benar-benar bagus.Renjun hanya terdiam begitu mendengar perkataan Baekhyun. Namja itu menatap diam ke arah ayahnya yang kini berjalan keluar kamarnya.
"Tsk-kenapa ayah membiarkan Seungjae pergi sendirian?!" Renjun kini melangkah keluar kamar, menghampiri ayahnya yang duduk di meja makan sambil menikmati roti buatan Renjun.
"Ini enak."
"Appa!"
"Tidak mau sarapan? Atau mau menunggu Seungjae?"
Renjun hanya mendengus lalu segera berjalan ke ruang depan, kemudian mengganti sandal rumahnya dengan sepatu.
Baekhyun yang melihat itu hanya tersenyum, "Aigoo, dia sok sekali. Gengsi sekali mengatakan khawatir."
---Staff : Jadi apa rencanamu berhasil?
Baekhyun : Ya, Renjun setelahnya pergi ke supermarket dan membawa Seungjae pulang. Benar-benar hanya membeli selai.
---~~~tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Superman
FanfictionBaekhyun baru merasakan, kalau menjadi Superman itu bukan hal yang gampang. Baekhyun - Aku pikir acara itu hanya bagian dari script, tapi begitu aku merasakannya, "Suzy! Aku membutuhkanmu." Suzy -Dia bilang kalau membesarkan anak itu hanya perlu k...