Renjun terus saja mengusap gusar wajahnya sejak tadi. Namja itu juga berulang kali terlihat tak fokus dengan panggilan Jeno. Jangan lupakan Chenle yang sebenarnya sejak tadi sudah menutup buku bahasa Perancisnya dan beralih menatap intens ke Renjun.
"Ya! Andeuro?!" Jeno menatap jengah ke arah Renjun yang kini malah memainkan kedua tangannya di meja tanpa mengalihkan pandangan dari layar ponselnya.
"Andeuro." Chenle mencibir. "Pabwa, dari tadi Renjun hyeong hanya melihat ponselnya, seperti mau menerima berita-" kalimat Chenle terpotong begitu Renjun tiba-tiba menatap dua orang di depannya dengan senyum cerah.
"Aku diterima." Cicitnya pelan.
"Ye?" Jeno menatap heran. "Diterima? Mworagu?"
Chenle menaikkan satu alisnya, lalu dengan cepat menarik ponsel Renjun. Kedua matanya mrmbesar sempurna. "Heol...daebak! Wahh!" Chenle menunjukkan layar ponsel Renjun pada Jeno.
"WHATT?! Kau- astaga....kkeutnada." Jeno mendesah pelan.
"Ini tidak akan berjalan mulus." Chenle kembali mengembalikan ponsel Renjun. Sedangkan anak itu masih menahan teriakannya agar tidak keluar. Sementara di sudut kantin, seorang yeoja menatapnya dengan tatapan heran.
"Kau lihat apa?" Wang Yiren, salah satu murid yang mengikuti program student exchange dari Cina, mengikuti arah pandang Shuhua.
"Hem? Geunyang..."
"Kau kemarin lebih memilih si Soobin ya, jadi tak usah sok melankolis waktu melihat Renjun seperti itu." Cibir Ryujin. Shuhua hanya terdiam. Temannya itu memang kalau berbicara menusuk sekali. "Hya, Ryujin~a jangan seperti itu." Yiren menatap sedih ke arah Shuhua, sedangkan Ryujin hanya mendengus sebal.
"Ya ya ya, aku minta maaf."
"Gwaenchana...Ryujin benar...nan gwaenchana.."
---Baekhyun menumpukan keduq tangannya di sisi meja dapur, dengan posisi berada di belakang Suzy yang sepertinya tengah menyiapkan makqn malam.
"Kau akan pergi ke rumah eomma?"
Suzy mengangguk. "Ya. Bukankah aboenim sedang berada di luar kota? Lagipula, oppa juga akan kembali melajutkan syuting The Return of Superman kan?"
Baekhyun mengangguk samar.
"Ya. Tapi..."
"Wae?" Suzy membalikkan tubuhnya lalu menggeser tubuh suaminya agar bisa leluasa bergerak.
"Renjun sepertinya benar-benar menolak ikut acara itu lagi. Eotohkee.." rengek Baekhyun.
Suzy menghela nafas. "Oppa...kita sudah membicarakan ini kan? Dia ingim fokus belajar...lagipula ia tak menolak sepenuhnya, kalau Renjunie tidak sibuk, dia tetap akan muncul kan?"
Baekhyun mengerucutkan bibirnya, sebal.
"Jangan kekanakan. Sebenarnya oppa ingin Renjun ikut juga untuk membantu menjaga Seungjae kan? Geutji?" Tuding Suzy.
"Aishh...setidaknya kan ada yang membantuku.."
"Astaga....oppa, sebenarnya aku ini istri siapa...Byub Baekhyun atau Byun Renjun..kenapa oppa tak ada dewasanya sama sekali.." kesal Suzy.
"Yeoboo..."
"Wae?! Aku sedang memasak! Duduk di sana dan jangan mengganggu!" Sungut Suzy.
Baekhyun mencebik, istrinya semenjak hamil jadi lebih sensitif. "Arasseo."
***MC 1 : Park Minyoung
MC 2 : Park Jinyoung Got7MC 1 : anyeonghaseyo..aigoo...akhirnya hari ini aku kembali melihat keluarga Byun. Ahh...geurigu, oneul..Park Jinyoung Got7 isseubnida..anyeonghaseyo~
MC 2 : anyeonghaseyo, Park Jinyoung ibnida.
MC 1 : bukankah ini pertama kalinya?
MC 2 : ye, sebenarnya aku sudah beberapa kali melihatnya (Baekhyun), tapi untuk berada di sini..wahh...ini benar-benar menakjubkan.
MC 1 : maja. Geundae, bukankah kau sendiri dekat dengan keluarga Byun?
MC 2 : Maja, dulu Suzy sering mengajak Renjun ke agensi, tapi anak itu begitu pendiam. Semenjak kelahiran Seungjae, kupikir dia sudah tidak terlalu aktif.
MC 1 : Kau benar, Renjun memang lebih pendiam. Eoh, lihat, dia sepertinya akan keluar.Renjun keluar dari kamarnya menggunakan outer kemeja kotak merah dengan kaos bertuliskan Burberry di kaos putih yang dia kenakan. "Hyeong eodiga?" Seungjae yang sedang asik bermain dinosaurus langsung beranjak saaf melihat sang kakak tengah duduk di sofa sambil memasukkan tempat minum yang sudah disiapkan Suzy tadi sebelum meninggalkan rumah.
"Ke tempat Jeno hyeong, Seungjae dengan appa ne, hyeong mau mengerjakan tugas." Renjun tersenyum kecil. Seungjae hanya terdiam, lalu beringsut ke sisi Renjun.MC 2 : sebuah penolakan sepertinya.
MC 1 : maja."Shireo~ appa tidak asik. Apa aku boleh ikut hyeong?" Seungjae berusaha membujuk kakaknya.
Renjun meringis kecil. "Emm...tidak bisa. Hyeong sampai malam. Nanti hyeong berikan koin untuk tabungan Seungjae, bagaimana?"
Seungjae menggeleng. "Shireo! Aku mau yang kertas seperti yang sering diberikan appa."MC 1 : (tertawa)
MC 2 : wahh....hoksii..Byun Seungjae daedanhae...
MC 1 : dia sangat cerdik. Geundae, apakah itu nominal yang besar?"Mwoya....itu sama saja hyeong tidak bisa ke supermarket. Shireo, minta appa saja." Renjun menolak tegas.
"Hyeong...."
"Aigoo...ada apa ini, heum?" Baekhyun duduk di sofa dan mengangkat Seungjae ke pangkuannya.
"Tsk...appa sudah mengajarkan hal yang tidak pantas ke anak kecil dan berdampak ke uang jajanku. Benar-benar...na kanda appa."
Baekhyun mengeryit, sedangkan Seungjae sudah hampir menangis.
"Appa....hiks...hyeongi..."
"Aigoo...gwaenchana..hyeong hanya sebentar...gwaenchana...kau mau bermain?"
Seungjae menggeleng.
"Geurom?"
"Dun..hiks..."
"Ye?"
"Hyeong tidak mau memberikan uang seperti appa untuk tabunganku...hiks.."
"Astaga....pantas saja anak itu memarahiku.."~~~tbc~~~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Return of Superman
FanfictionBaekhyun baru merasakan, kalau menjadi Superman itu bukan hal yang gampang. Baekhyun - Aku pikir acara itu hanya bagian dari script, tapi begitu aku merasakannya, "Suzy! Aku membutuhkanmu." Suzy -Dia bilang kalau membesarkan anak itu hanya perlu k...