Chanyeol tertegun mendengar penuturan dari kakeknya. Dia cukup terkejut. Pasti. Kuliah nya baik-baik saja, dan dia juga kerja part time disini, tetapi kenapa sekarang disaat keadaan baik-baik saja muncul kakeknya dengan tawaran pindah kuliah. Pertama yang dipikirkan oleh chanyeol, dia tidak bisa langsung keluar kerja dengan alasan seperti itu gimana respon bang xiumin soal kepindahan nya yang pasti dia merasa gak enak sama pemilik kedai. Kedua, dia gak bisa ninggalin orangtua nya, selama ini chanyeol tidak pernah berjauhan dengan orangtua. Ketiga, sahabat nya pasti kaget dan gak terima jika dia tiba-tiba pindah.
Bukannya menolak tawaran dari kakeknya, tapi setiap keputusan perlu dipertimbangkan secara matang bukan, supaya tidak ada penyesalan dikemudian hari.
"Kakek tidak mengharuskan kamu untuk menerima tawaran kakek, kamu pikir-pikir dulu tidak masalah. Jika keputusan mu sudah bulat, kamu bisa kabarin kakek." Jawabnya dengan tegas.
Suasana jadi sedikit tegang dengan persoalan serius ini. Orangtua chanyeol juga cukup terkejut tetapi hanya sebentar kemudian menetralkan wajahnya didepan kakek.
Setelah selesai acara makan malam, chanyeol merenungkan di kamar. Apa yang harus dilakukannya? Selama ini kehidupannya baik-baik saja tidak ada masalah yang terlalu memberatkan dia kecuali masalah ini. Dia bimbang antara berjauhan dengan orangtua atau keluar dari zona aman.
Suara ketukan dari luar membuyarkan lamunan nya, sudah pasti ibu nya.
"Masuk bu."
"Kirain udah tidur, ternyata belum. Ibu cuma bilang, Ayah sama ibu gak papa jika kamu pindah ke indo sekalian nerusin kuliah kamu sambil belajar jadi penerus kakek disana." Masih dengan tatapan teduh sambil tersenyum manis. Jika dia pergi, apa dia bisa melihat wajah yang selalu menghangatkan perasaannya saat ini. Sungguh dia masih ingin berada dengan orangtuanya.
"Aku masih pengen disini bu, aku belum pernah ninggalin ibu sama ayah sendirian dalam waktu cukup lama dan dengan jarak yang lumayan jauh loh. Ini di indo bu bukan myeongdong ataupun gangnam."
"Ih kamu ini malah bercanda, ibu tau sayang maka dari itu, ibu pengen nya kamu bisa berbaur dan bisa lebih berkembang di negara orang lain. Udah saat nya kamu dikenal orang sebagai penerus kakek."
"Bu, please. Ini itu bukan soal jadi penerusnya kakek tapi, kita bu. Aku gak bisa ninggalin ibu sendirian sama ayah."
Ibunya menghela nafas. Dia sangat tau, putranya tidak bisa jauh darinya. Dia tidak bisa memaksanya untuk pergi.
"Bu, aku pengen sendiri."
Jika chanyeol sudah mengatakan itu, ibunya tidak bisa berbuat banyak sudah pasti dia kesal atas permintaan ibunya. Jelas-jelas anaknya tidak mau meninggalkanya kenapa dia masih tetap ngotot ingin chanyeol pergi.
Sebaiknya dirinya mandi untuk mendinginkan kepalanya yang terasa berat. Masalah itu nanti dia pikirkan lagi.
****
Sinar matahari sudah menyapa dari celah tirai kamar membuat tidurnya terusik. Dan ini hari minggu, tidak ada kegiatan hanya nanti malam dia melanjutkan kerja part time nya di kedai kopi. Tetapi mood nya tidak baik saat ini. Dia ingin menelpon seseorang.
"Bang, maaf hari ini gak bisa jaga kedai. Lagi gak enak badan." Dan langsung di iya kan oleh pemilik kedai. Baik kali kau bang umin~
Setelah mandi, chanyeol hanya memakai t-shirt putih dan celana panjang hitam. Cukup santai untuk dirumah. Dipastikan diruang makan ada orang tuanya. Sepertinya dia tidak berniat untuk sarapan bersama. Dia langsung membawa kunci motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different - WenNyeol
RomancePerbedaan kepribadian seseorang tak terlihat jika hanya di pandang sebelah mata. ⚠Typo bertebaran ⚠Bahasa non baku