Bab 14

60 8 0
                                    

1 bulan berlalu ...

Entah apa yang sudah terlewati selama satu bulan. Tentunya, wendy sedang harap-harap cemas dengan hilang kabarnya chanyeol. Bukannya mengiyakan soal perasaan nya pada seseorang tetapi wendy lebih mewaspadai perasaan nya, jika sudah berlabuh pada orang yang salah (lagi).

Hari-harinya masih seperti biasa, suntuk saat dirumah, happy saat dengan teman-temannya. Beruntung sekali wendy punya teman sedewasa yuri, setiap weekend dia menyempatkan untuk menginap dirumah nya wendy guna memberikan wejangan untuk menjaga perasaan nya. Karna, perasaan wendy masih dalam kadar labil. 

"Wen, ke mall yuk. Main timezone. Gabut gua." eluh yuri yang sedang berbaring ke arah wendy. Ya, hari ini jadwalnya yuri menginap. Untung orangtua yuri bisa memaklumi jika, weekend nya ia bagi dengan sahabat. Berada dikamar wendy, sedang pemilik kamar dengan posisi telungkup. 

"Ogah." jawab santai wendy. Memang, selama sebulan saat yuri menginap, hanya di kamar wendy saja. Tidak ada acara hangout sama sekali. Sungguh membosankan gaes

"Lo ... aishh. Hidup loh jangan kek gini dong wen. Have fun gitu loh ck." 

"Gue males yur." ucap nya tanpa semangat.

"Dengerin gue." jawab yuri sambil deketin wajah nya ke wendy. Mau disembur kek mbah dukun baca mantra ..

"Lo punya tujuan hidup kan? Ya lo harus semangat dong, jangan kek gini. Gue tau lo trauma, seenggak nya lawan trauma lo. Dengan apa? ya dengan membuka diri pada setiap orang, jangan kayak parasit aja wen. Setidaknya lo punya pondasi hidup. Inget orangtua lo. Inget temen-temen lo. Dan inget diri lo sendiri." ucap yuri yang setiap kata penuh tekanan. 

Setelah itu, hanya tangisan wendy yang menjawab dari semua ucapan yuri. Sebenernya dia ngerti, hanya saja fisik dan mental nya yang menolak diri. Yuri menghela nafas. Selalu seperti ini. Tapi jika tidak, wendy kapan sadarnya. 

"Hiks gue .. gue takut wen." ucap wendy terbata-bata.

"Ada gue." jawab yuri dengan cepat. 

"Sebenernya lo bisa bangkit wen, tapi mental dan fisik lo aja yang nolak. Gue sayang sama lo. Apalagi orangtua lo. Kita semua sayang sama lo. Seenggaknya lo buktiin kalo lo bisa wen." lirih nya.

"Tapi jika emang gue udah membuka hati sama chanyeol, bantu gue yaa biar gue gak trauma lagi.." ucap nya lirih.

"Pasti gue bantu kok wen, lo positive thinking aja mudah-mudahan chanyeol gak kayak mantan lo yang ba**ngan itu." jawab yuri.

"Dia anak nya baik kok, gak neko-neko secara cucu nya nyai soman wen."  tambah yuri.

"Eh iya ya yur slurpp ... hehehe" 

"Idihh wendyyyyyy!! Jorok lo! Nih tissue buat ingus lo." ucap nya sambil keluar kamar wendy.

****

"Annyeonghaseo bi inahhhh cantikkk." sapa yuri.

"Hah? naon sih non, bibi gak tau artinya."

"Gimana bi inah ini, majikan nya orang korea kok gak tau ckck."

"Lah non wendy gak pernah ngomong gitu-gitu atuh non yuri. Jadinya bibi mana paham hehehe." cengirnya bi inah. 

"Bi aku laper huhuhu, si wendy lagi galau jadi aku biarin garing gini."

"Ya ampun sini non, sok atuh bibi udah siapin makanan.Makan yang banyak yah biar gemuk."

"Wihh ada cumi mentega nihh." jawabnya. Mata yuri langsung berbinar melihat makanan sudah disajikan oleh bi inah.

Different - WenNyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang