A16

3.4K 155 4
                                    

Cerita ini pernah kupublish sebelumnya, kemudian ku unpub lagi buat revisi😁😁 Dan ada beberapa part yang berubah

Happy Reading

Sebuah berita kembali menghebohkan publik. Ini bukan tentang para selebriti yang mencari sensasi, tetapi tentang orang nomor 1 di negara ini. Sekarang berita itu menjadi trending topic di sosial media. Mario, Vero, dan Windy yang sedang duduk berkumpul di kantin sekolah sibuk dengan gadget mereka masing-masing. Mata Mario membulat sempurna melihat trending topic hari ini, pasalnya wajah sahabatnya terpampang jelas disana. Mario langsung memberikan ponselnya pada Vero. Mata Vero ikutan membulat.

TERKUAK! Inilah sosok putra presiden kita

Vero menutup mulutnya untuk menahan jeritannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vero menutup mulutnya untuk menahan jeritannya. Dengan sangat jelas, wajah Adnan terpampang disana. Lalu dari mana media bisa mendapatkan info seperti ini?

Windy yang merasakan ada yang aneh lanngsung menoleh kearah Mario dan Vero.

"Ada apaan, sih?" tanya Windy mulai kepo.

"Hah? Gak ada kok!" jawab Mario cepat . Windy memicingkan matanya.

"Apaan, sih? Kalian pasti lagi boong," tebak Windy. Mario meneguk ludahnya gugup.

"Anu, Win... Kita duluan, ya? Ada urusan." Vero berdalih kemudian memaksa Mario untuk berdiri.

Windy menatap bingung kearah dua sahabatnya itu. Ada yang mencurigakan dari sikap mereka berdua.

"Dah!"

Mario dan Vero langsung kabur meninggalkan Windy karena takut Windy mulai menanyakan hal-hal yang tidak bisa mereka jawab. Mario berusaha menghubungi Adnan, tapi tidak bisa tersambung. Adnan juga tidak menampakkan batang hidungnya di kampus.

Seorang pria dengan mengenakan jaket hitam dan celana hitam memasuki sebuah pekarangan rumah yang amat luas dengan menggunakan motornya. Ia melepaskan helmnya, beberapa pengawal menyambutnya. Tatapannya tajam dan begitu dingin.

"Tuan kalian ada?" tanyanya dingin.

"Beliau ada di ruang kerja," jawab salah seorang pengawal dengan sopan, "Mau saya antar, tuan muda?"

"Gak usah. Gue bisa sendiri," tolaknya dingin.

Dia adalah Adnan. Ia melangkahkan kakinya cepat memasuki rumah yang sangat besar dan mewah itu. Adnan seolah sudah hapal dengan tata letak rumah orang paling berpengaruh inj. Adnan berhasil memasuki ruang kerja yang dimaksudnya tanpa arahan dari para pengawal.

Adnan mengatur nafasnya terlebih dahulu kemudian masuk kedalam ruangan itu. Terlihatlah seorang pria paruh baya yang sedang sibuk dengan dokumen-dokumennya. Adnan mendekatinya kemudian melemparkan ponselnya ke mejanya.

Mi dispiace (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang