A7

3.8K 227 19
                                    


Dia berjuang untuk kamu. Apapun yang kamu perlu dia berikan. Kadang dia ingin marah, tapi ditahan. Dan kamu masih enak-enakan dengan egomu



Happy Reading❤️




Adel bersama kedua temannya berjalan melewati koridor. Wajah Adel benar-benar jutek sekarang. Mungkin karena mood Adel yang sedang buruk. Saking buruknya ia tak sadar telah menabrak Adnan. Parahnya lagi Adel berlalu begitu saja tanpa meminta maaf. Bukankah itu tidak sopan? Bukan karena Adnan adalah suaminya tetapi karena Adnan adalah gurunya.

"Mr. Adnan, maafin Adel ya." kata Luna sambil membungkukkan badannya berkali-kali. "Moodnya lagi buruk makanya gitu."

"Emang apa yang bikin moodnya buruk begitu?" tanya Adnan penasaran.

"Mr. Adnan, saya susul Adel dulu." pamit Jenneth kemudian melangkah menyusul Adel.

"Gara-gara si Julian, anak baru itu." jawab Luna.

"Dia gangguin Adel?" tebak Adnan. Luna menggeleng cepat.

"Mereka punya masalalu yang kurang mengenakkan." jawab Luna.

"Masa... lalu?" tanya Adnan. Luna mengangguk.

"Saya duluan, Mr. Adnan." pamit Luna. Adnan hanya mengangguk.

Adnan mulai menerka-nerka siapa Julian. Tetapi Adnan memutuskan untuk tidak mengambil pusing dan menunggu Adel bercerita padanya.


Setibanya di apartemen, Adel langsung masuk ke kamar dan membanting tasnya. Adel menjatuhkan tubuhnya di kasur. Adel benar-benar kesal dengan tingkahnya Julian.

"Julian menyebalkan!!" teriak Adel sambil melemparkan bantal asal.

Adnan yang baru pulang kaget mendengar Adel yang berteriak di kamar. Adnan langsung berlari menyusul Adel di kamar.

"Adelia, apa yang terjadi?" tanya Adnan yang kaget melihat kondisi kamar seperti kapal pecah.

"Kenapa dia harus balik sih???" teriak Adel lagi.

Adnan heran. Adel berteriak-teriak kesal tanpa dia tahu penyebabnya. Adnan mendekati Adel kemudian memeluknya.

"Apa yang terjadi, sayang?" tanya Adnan lembut sambil mengelus kepala Adel.

Adel menangis. Suara isakannya terdengar jelas di telinga Adnan.

"Dia kembali. Dia kembali seolah-olah tak pernah terjadi apapun diantara kami." ucap Adel dalam tangisnya.

"Dia meninggalkanmu kemudian kembali sesukanya?" tanya Adnan.

Adel menangis sambil menarik-narik kemeja Adnan.

"Dia jahat. Sangat jahat. Aku sayang banget sama dia. Tapi dia malah seenaknya." ungkap Adel. "Aku menyukainya sejak kecil. Aku sangat senang dulu saat dia bilang kalau dia juga sayang sama aku. Tapi dia justru tak memperjuangkanku, lalu bagaimana bisa aku bertahan? Dia pergi disaat aku masih sangat menyayanginya."

"Dia tidak ingin berjuang bersamaku disini. Dia tidak ingin berada disisiku. Sehina itu kah aku? Kemudian dia kembali. Apa dia tahu bahwa luka yang dia buat masih membekas, dan sekarang dengan santainya dia mengatakan bahwa kami dulu hanya teman? Mengapa cinta pertamaku harus seburuk ini? Mengapa aku gak bisa punya cinta pertama yang manis seperti daddy dan mommy? Kenapa?"

Adnan diam tak menanggapi. Ia hanya mendengarkan Adel mengeluarkan seluruh uneg-unegnya selama ini. Adnan membiarkan Adel memperlihatkan sisi lemahnya.

Mi dispiace (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang