4. Berisik

4.4K 450 5
                                    

Suatu saat kau akan merindukan hal itu.
Tak tau kapan, tapi itu pasti.
Setelah kau mencarinya lagi.
Mungkin tidak akan terasa sama.
Tapi entahlah...


"Maksud lo apa?" tanya Ghania.

"Liat seragam lo, serba pendek."

"Kok lo tau? Hayooo, lo ngintip, ya?" tanya Ghania menyelidik.

Agam tidak menjawab. Dia malas jika harus berurusan dengan gadis berisik ini.

"Lagian gak ada juga yang nafsu sama gue yang kurus begini," ucap Ghania lagi.

"Lo aja yang gak sadar, banyak mata yang ngeliatin lo." Agam melanjutkan langkahnya ke tempat berwudhu. Sedangkan Ghania masih terdiam.

Saat hendak memasang sepatu. Ucapan Agam kembali menghantui pikirannya. "Tau ah, pusing!" kesal Ghania.

***

Bel istirahat kedua berbunyi. Ghania dan Akila segera menuju musholla.

Setelah sholat. Mereka kembali lagi ke kelas.

"Kil, ke kantin yuk," ajak Ghania. "Gak usah jawab, pasti jawabannya gak mau," ucap Ghania mendahului Ghania.

Akila hanya memberikan cengiran ke arah Ghania.

"Lo mau pesen apa?" tanya Ghania.

"Air mineral aja."

"Berapa botol? Atau mau pake galon? Biar gue minta galon sama Mbak Siti," canda Ghania.

"Udah sana, nanti keburu masuk," suruh Akila.

"Itu punya gue! Gue yang dateng duluan, kalo gak percaya, tanya aja Mbak Siti, iya kan, Mbak?" tanya Ghania.

"Mbak gak liat," jawab Mbak Siti.

"Mbak selain tambah asoy, sekarang juga tambah ngeselin!" kesal Ghania. "Gak ada lagi Mbak airnya?"

"Iya, itu cuman sisa satu," jawab Mbak Siti.

"Itu punya kita," ucap Naufal.

"Eh, lo bukannya cewek yang malam minggu, ya?" tanya Daffa. "Siang-siang tambah cantik," goda Daffa.

"Gue colok juga mata lo, Daf! Gak tobat-tobat liatin cewek," ucap Naufal. "Siapa nama, lo?" tanya Naufal.

"Ghania," jawab Ghania malas.

"Adek Ghania yang cantik, yang imut, rajin menabung dan tidak sombong, lo ke kantin luar aja, ya," pinta Naufal dengan suara yang dilembut-lembutkan.

"Gak mau! Kenapa gak kalian aja yang ke kantin luar? Ngalah kek sama cewek," gerutu Ghania.

Agam yang dari tadi hanya diam. Kini dia meletakkan uang di atas meja Mbak Siti dengan santai, tanpa beban dan tanpa ekspresi. "Gue udah bayar, sini airnya," pinta Agam datar.

"Gam, kasian dia, kasih aja airnya," ucap Daffa. Lelaki ini banyak mengerti soal wanita.

"Lo mihak ke siapa, sih?!" kesal Naufal.

"Dasar gak berperikewanitaan!" kesal Ghania.

"Nia, kok kamu lama ke kantinnya?" tanya Akila yang kini sudah ada di samping Ghania.

"Ini Kil, masa gue dateng duluan malah dia yang ngambil airnya," jawab Ghania kesal.

"Eh, ada ukhty Akila, Assalamualaikum," ucap Naufal.

"Waalaikumsalam," jawab Akila. "Ya udah, gak usah beli, lagian aku udah gak haus kok."

"Ni, buat kamu." Agam menyodorkan sebotol air mineral ke Akila.

GHANIA [Revisi Versi Cetak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang