Aku terbangun dari tidur ku karna suara alarm yang sangat mengganggu. Aku segera menuju kamar mandi untuk bersiap ke kampus ku. Sebelum libur musim dingin ini, para dosen meminta kami untuk masuk, aku juga tidak tau kenapa. Mungkin sebagai perpisahan? Mustahil sekali.
Aku telah rapi dan siap untuk berangkat, walau udara belum sangat dingin tapi salju sudah menebal. Aku sendiri bingung dibuatnya, tidak biasanya seperti ini. Tanpa pikir panjang, aku segera memanggil taksi untuk ke kampus ku.
Selama di perjalanan itu. Aku masih ingat kala aku mengalahkan Dewa Perang Ares. Aku tidak tau kenapa dia sangat membenciku hingga ingin membunuhku.
Aku tidal sadar jika aku sudah sampai di kampus.
"Terima kasih, Sir" kataku seraya turun.
Aku memandang kampus ku sambil melongo. Apa benar ini kampusku? Aneh, sangat aneh. Kenapa tiba-tiba kampus ku berwarna biru semua? Lalu ada spanduk yang bertuliskan: SELAMAT DATANG DAN SELAMAT BERSENANG-SENANG.
Gila! Aku rasa hanya aku yang masih waras. Banyak mahasiswa lain yang sedang merapikan dekorasi serba biru ini. Aku masuk dan bertemu sahabat karib ku, Keisha.
"Hei, bagus nggak dekorasinya? Soalnya Mr George kurang setuju dengan dekorasi serba biru ini." katanya dengan wajah yang hampir penuh oleh cat biru.
Aku juga kurang setuju. Bahkan aku dapat mencium gula-gula kapas yang beraroma permen karet.
"Ya--ya aku setuju. Tapi apa harus berwarna biru semua?" tanyaku.
"Ya, karna itu keputusan dari senior." jawab Keisha sambil meletakan kuas cat di lantai.
"Pukul tujuh nanti, acaranya akan dimulai." ujar Keisha, dia menatapku sambil tersenyum.
"Kenapa kau tersenyum?" tanyaku tak mengerti.
"Apa kau bawa baju ganti, karna hari ini kita akan bermain-main dengan cat."
=THE WORLD ICE=
Gara-gara Keisha, baju ku berlumuran cat berwarna biru. Untung saja aku membawa pakaian ganti. Di ruang ganti, aku membuka tasku, aku mengerutkan kening kala aku melihat benda aneh.
Benda itu seperti kristal tapi ini bening transparan plus benda itu sangat dingin hingga jari-jariku serasa membeku. Aku masih mengamati batu kristal es itu dengan seksama, indah dan menawan dan aku yakin tidak ada harga yang mampu membelinya.
Aku segera meletakan kembali kristal itu kedalam tas dan mengganti baju ku. Sekarang pukul enam empat puluh berarti dua puluh menit lagi acaranya dimulai. Aku hanya memakai gaun biasa, gaun berwarna putih gading selutut dengan sepatu converse berwarna yang senada dan rambutku aku gerai. Aku bukan orang yang ribet!
Aku keluar dan meletakan tas ku di lokerku, aku berharap jika kristal itu tidak hilang. Aku menuju Aula dimana semua nya berkumpul, aku mencari-cari keberadaan Keisha dan aku melihatnya sedang asik makan.
"Aku mencari mu kemana-mana." kataku sambil menaikan satu oktaf suaraku untuk mengalahkan suara musik.
Dia menatapku seperti orang bodoh.
"Aku hanya sedang makan, mau salad?"Aku menggeleng, aku duduk di sebelahnya lalu menatap sepatu ku. Aku masih sangat penasaran dengan kristal itu, kenapa benda itu bisa ada di tas ku padahal aku sudah mengecek nya sebelum ke kampus kalau di tas tak ada benda lain selain baju dan buku satu biji.
Aku kangen dengan delapan bersaudara itu, kangen ke konyolan mereka saat mereka sedang bercanda. Aku menoleh kepada seseorang yang duduk di sebelahku, cowok ini sangat aneh. Ia memakai jubah sutra perak dengan rambut pirang pasir. Padahal kita semua memakai baju pesta biasa, ini bukan perayaan Hellowe'en dan aku masih menatapnya.
"Seharusnya kau tidak mengambil benda itu." katanya. Entah kenapa suaranya terdengar sangat dingin dan tajam.
"Mengambil apa?" tanyaku tak mengerti.
Saat itu, Keisha menepuk bahuku membuatku terkejut setengah mati. Aku menatapnya berang, "sekali lagi kau mengejutkan ku, akan ku berikan piring emas secara gratis." gerutu ku.
"Kau bicara sama siapa?" tanya nya.
"Apa kau tidak lihat ada seseorang di sebelahku?" ujarku sambil menyelipkan rambutku di belakang telinga.
"Sierra, di sebelah mu tidak ada seorang pun." katanya.
Aku menoleh ke samping dan aku membeku, orang yang tadi berbicara kepadaku telah menghilang. Rasa dingin menjalar di perutku, sambil merinding aku bertanya-tanya, siapa orang yang telah berbicara kepada ku.
=THE WORLD ICE=
Pesta itu berjalan lancar. Aku kembali ke apartemen ku sambil mengeratkan mantel di tubuhku. Aku membuka pintu apartemen ku, aku mengerutkan keningku dengan bingung. Setahuku, lampu-lampunya tidak aku matikan tapi kenapa sekarang mati semua?
Aku meraba-raba dinding untuk mencari saklar dan aku menemukan nya, aku telah menyalakan nya tapi tidak ada perubahan apapun.
Aku mengambil ponsel ku dan menyalakan senter, aku masuk ke apartemen ku. Aku tidak pernah telat bayar listrik, kalian harus tau itu.
Aku mendengar suara dari kamar ku, sebelum aku berjalan ke kamarku. Seseorang menepuk bahu ku, aku gemetar bahkan aku memejamkan mataku.
Bukan hantu, bukan hantu. Pikirku.
"Sierra?" kata suara itu.
Aku merasa tidak asing dengan suara ini, aku membalikan tubuhku ke belakang dan mengarahkan senter ke wajah seseorang itu dan aku berteriak dengan keras. [ ]
Yeay, ini seri ke-2 dari A PRINCESS.
Mungkin gue bakal bikin beberapa seri untuk cerita fanatsy gue ini.
Suka nggak?
Votemment please?
See ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
A PRINCESS: The Ice World [#2] ✔
Fantasy(COMPLETED) [Series#2] Liburan musim dingin ini, Sierra harus menyelamatkan Kerajaan Atlas (lagi) dan kali ini ia akan melawan sang Dewi Salju, Khione. Sierra telah mengupayakan semuanya, semua kekuatan dan keahlian yang dia miliki tapi ia tidak dap...