Aku ingin berkata kalau tidak seharusnya aku meninggalkan Jason dan Justin sendirian. Mereka melawan monster seorang diri dan bisa saja mereka mati di tangan monster itu dan aku tidak mau itu terjadi.
Aku menatap Rasverina lalu berkata, "tidak! Aku tidak bisa meninggalkan Jason dan Justin disini! Mereka bisa saja mati."
"Sierra.."
"Rasverina, kau tahu jika itu berbahaya. Aku tidak akan meninggalkan mereka, mereka bisa mati."
"Sierra!" bentak Rasverina membuatku terkejut setengah hati.
"Tidak ada waktu untuk berdebat! Kau harus mengembalikan kristal itu kepada sang Dewi Salju. Apa kau mau jika Kerajaan Atlas mati kedinginan?" ujarnya marah.
Waktu. Aku merasa punggungku merinding. Aku ingat kata-kata Austin saat musim panas lalu, sebelum aku ke Kerajaan Atlas. Austin mengatakan kalau aku bisa menghentikan waktu, itu adalah sihir yang bisa aku lakukan.
"Aku bisa menghentikan waktu." kataku.
Rasverina menatapku seolah dia baru saja di tampar. "Jangan bercanda!" serunya.
Ledakan pun terdengar membuat ku harus menutup kedua telinga ku. Api semakin berkobar di bangsal senjata itu, terdengar suara pedang saling beradu. Aku tidak mau teman-teman ku mati atau terluka.
"Aku bisa. Percaya padaku, bersama-sama kita menyerang monster itu." aku berusaha meyakinkan Rasverina.
Rasverina berpikir dan itu membuatku semakin kesal bukan main. Monster itu mengaum keras, apa Jason atau Justin berhasil mengalahkan monster itu?
Rasverina mengangguk tegas. Aku langsung berlari kedalam kobaran api itu.
***
***
***
Aku menyesal karena tidak hati-hati.
Aku berusaha berdiri karena gaun ku tersangkut kayu. Aku mengumpat kasar dan merobek paksa gaun ku, aku berlari menghampiri monster itu dan saat itulah aku ingin keluar dari kobaran api.
Monster itu setinggi lima meter dengan punggung yang dilapasi baju zirah emas, mata merahnya menatap ku dengan kebencian total, wajah yang penuh dengan lendir menjijikan hingga aku harus menahan rasa mual ku.
"Apa itu?" tanyaku pada Rasverina yang berada di sebelahku.
"Itu Raksasa api, anak sulung dari Titan Matahari." jawab Rasverina sambil menembakkan anak panah nya.
Aku mengambil koin emas ku dan melemparnya keatas, aku membiarkan insting ku mengambil alih, koin itu berubah menjadi tombak sepanjang dua meter. Aku berlari dan menyerangnya.
Aku menangkis, mengandang, dan menyamping seakan aku sudah melakukan itu berkali-kali. Aku menangkis kapaknya dan tombakku, baja bertemu baja berdengung di hutan ini.
Aku menyerangnya, saat dia ingin menyemmburkan api, aku menepuk gelang perak ku hingga berubah menjadi perisai dengan kepala naga yang menonjol sedemikian mengerikan. Aku melindungi diriku dari api itu dengan perisaiku.
Panas menjalar keseluruh tubuhku, api itu benar-benar panas. Setelah dia menyemburkan api kepadaku, aku meludah dan berkata. "Giliranku."
Aku menyerangnya tanpa ampun, Justim berada di sebelah kanan ku dan Jason berada di sebelah kiriku. Aku menyerangnya terus menerus hingga raksasa api itu kewalahan aku melempar perisai ku ke dadanya membuatnya terhuyung kebelakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
A PRINCESS: The Ice World [#2] ✔
Fantasy(COMPLETED) [Series#2] Liburan musim dingin ini, Sierra harus menyelamatkan Kerajaan Atlas (lagi) dan kali ini ia akan melawan sang Dewi Salju, Khione. Sierra telah mengupayakan semuanya, semua kekuatan dan keahlian yang dia miliki tapi ia tidak dap...