BAB 3

392 46 0
                                    

Kami semua menghampiri Rasverina yang berada di kamarnya. Ia bersandar di tembok dengan raut wajah ketakutan bahkan wajahnya sangat pucat pasi. Aku melihat yang berdiri di hadapan nya dan aku menahan nafas.

Dua belas kaki tingginya, bau yang sangat menyengat, membawa pentungan dari kayu dan berkepala kecil seperti buah kelapa, troll gunung. Bahkan aku tidak sadar jika para pangeran telah menghunus senjata mereka masing-masing. Aku menghampiri Rasverina yang sangat ketakutan, gadis bermata sedingin bulan di musim dingin itu berkeringat dingin.

Ia bergetar ketakutan, bahkan tubuhnya merosot ke lantai. Dan aku yakin sekali bahwa ia tidak bisa berdiri sangking takutnya. Bunyi pedang beradu di kamar Rasverina, aku melihat Jason dan Christian terlempar dan menghantam tembok, lalu Austin dan Edward berguling dan nyaris terjatuh dari balkon kamar.

Aku berpikir, bagaiman bisa troll sebesar ini masuk ke kamar Rasverina? Musthail jika lewat jendela, bahkan jendela itu tidak selebar tubuh Troll.

Aku bangkit dan mengenggam koin emas ku, aku melemparnya ke atas dan berubah menjadi tombak emas sepanjang dua meter, aku juga menepuk gelang perak ku dan berubah menjadi perisai perunggu berwarna merah api dengan kepala naga yang menonjol sedemikian mengerikan.

Aku maju dan menyerangnya. Aku melempar perisai ku ke dada nya membuat troll itu terhuyung-huyung kebelakang, perisai ku kembali ke tanganku. Aku menodongkan tombak ku ke arahnya dan menyerang.

Troll itu mengangkat pentungan nya dan aku menghindar. Aku menyabet tangan nya dengan tombak ku, ia meraung kesakitan. Austin mengangkat pedang berwarna biru itu dan menusuk kaki troll itu.

Lagi-lagi dia meraung, Christian melompat dan memusuk bahu troll dengan pedang hitam kelam nya. Kini giliran ku yang menyerang, aku menusuk dadanya dengan tombak ku, tapi aneh nya dia tidak kesakitan justru ia mengangkat pentungan nya ke arah ku. Dengan cepat aku melindungi diriku dengan perisaiku. Bunyi pentungan dan perisaiku berdengung dengan sangat kencang hingga aku terlempar.

Saat aku terbangun, aku berada di dekat Edward yang tengah tak sadarkan diri. Bagaimana aku mengalahkan nya? Sulit sekali mengalahkan nya.

Aku menggeeram marah, aku melihat Jason membawa busur dan panah yang sepertinya tengah mengincar sesuatu  dari troll itu, aku mengikuti arah mata nya dan matanya mengarah ke telinga troll itu. Ia menatap ku dan berkata tanpa suara, "kau sibukan dia!"

Memangnya daritadi aku ngapain?

Aku berlari ke arah troll dan mengangkat tombak ku, aliran listrik menjalar di tombak ku dengan cepat aku menusuk perut troll itu. Troll itu bergetar karna listrik.

"Jason! Sekarang!" Teriak ku.

Jason menembakan panah perak itu ke telinga troll. Aku masih menusuk troll itu dan aku merasa tenaga ku terkuras habis. Panah itu mengenai telinga raksasa itu, aku melepas tombak ku dari perutnya dan ia lenyap menjadi debu, tinggal pentungan  yang tergeletak di lantai.

Aku berlutut di lantai, nafas ku terengah-engah. Aku bahkan tidak menyadari kalau kamar Rasverina seperti kapal pecah. Aku terduduk di lantai sambil menepuk perisai ku agar menjadi gelang perak dan melempar tombak ku agar menjadi koin emas.

"Tadi itu sangat mengerikan!" kata Jansen sambil membantu Rasverina berdiri.

"Darimana troll itu datang?" tanya Austin yang sama lelah nya dengan ku.

"Sihir, jelas ada yang tidak beres di sini." balas Christian yang duduk di kasur.

"Sihir? Maksudnya?" tanyaku seperti orang bego.

"Ya. Salju di bulan juli, troll gunung yang secara tiba-tiba. Apa itu bukan sihir?" ujar Christian.

"Tapi, rasanya tidak mungkin." gumam Edward yang sudah siuman.

A PRINCESS: The Ice World [#2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang