Part 15

3.1K 274 62
                                    


Previous

"Karena dia anakku juga, darah dagingku dan kau membenciku."

Entah mengapa melihat Sehun sedekat ini setelah sekian lama justru membuat hati Luhan penuh sesak, bukan karena dia tidak ingin, tapi rasa rindunya terlalu banyak untuk lelaki yang sangat dicintainya itu, Luhan ingin sekali menunjukkan bahwa rasa bencinya tidak sebanding dengan rasa cinta yang masih tersisa untuk ayah dari calon bayinya.

Luhan menghapus lagi air matanya, sedikit memalingkan wajah untuk membenarkan "Kau benar, aku membencimu." Ujarnya dingin namun dipenuhi penekanan saat menambahkan "Tapi aku tidak akan pernah membenci anakmu, anak kita."

.

.

.

.

A long long words indeed!

.

.

.

.

.

Take a time and happy readings, Love :)

.

.

.

.

.

.

A Fanfiction to celebrate Our beloved Hun-Han Month

Its called

.

Been Through

.

Hun-Han

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Huek~.....

Huek~....

Sudah hampir tiga bulan berlalu tapi rasa mualnya masih mendominasi dan masih begitu dirasakan oleh lelaki berparas cantik yang kini terlihat sedikit lebih gemuk karena kehamilannya.

Huek~.....

Huek~....

Dan ya, ini memang masih memasuki trisemester pertama kehamilannya, tapi tidak bisakah dia bangun di pagi hari atau hendak tidur di malam hari tanpa rasa mual berlebih seperti ini?

Huek~.....

Huek~..

Jawabannya tidak melihat bagaimana dirinya masih rutin memuntahkan seluruh isi perut bahkan saat kehamilanya hampir memasuki bulan keempat.

"Luhan apa rasanya sangat mual?"

Dan yang bertanya adalah ayah dari bayi yang sedang dikandungnya, sedang berdiri di belakangnya dan ikut membantu memijat tengkuk serta mengusap punggung agar dia merasa lebih baik.

Been ThroughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang