13

147 22 5
                                    

"Min, anterin gue ke salon ya ya ya?" Yuha memohon kepada temannya itu. Mereka sedang berjalan beriringan dengan tangan Yuha yang mengait di lengan Yasmine. Kelas mereka baru saja selesai dan tidak ada jadwal lagi untuk hari ini.

"Ngapain sih ke salon? Bukan lo banget deh." Itu jawaban Yasmine atas ajakan Yuha. Yasmine tahu kalau Yuha bukanlah sosok yang hobi nyalon, sama sepertinya.

"Mau ekstensi rambut. Lama banget nunggu rambut panjang," jawab Yuha jujur. Dia tidak pernah menyembunyikan sesuatu pada Yasmine.

"Yuha! Kamu cantik meskipun rambut kamu pendek. Love your self dulu deh daripada mikirin yang lain."

"Gue pengen punya rambut panjang kek elo! Yuk deh ntar gue traktir." Sebenarnya alasan tersebut tidak menggambarkan maksud Yuha secara keseluruhan. Ada alasan lain yang dia sembunyikan dan dia akan mengatakannya pada Yasmine.

Mereka berdua mengunjungi salon yang berada di mall tempat mereka biasa main. Yasmine masih clueless dengan Yuha yang tiba-tiba pengen berubah. Apapun itu, Yasmine berharap Yuha tidak salah dalam memilih langkahnya. Di mata Yasmine, Yuha adalah sosok yang kuat dan pantang menyerah. Terkadang, Yasmine juga melihat sisi kewanitaan temannya itu walaupun seringkali Yuha menutupinya dengan sedemikian rupa. Dia sama seperti wanita pada umumnya. Yuha akan menangis jika merasa sedih dan begitupun saat dia senang, dia akan tersenyum sepanjang hari dan menceritakannya pada Yasmine.

Dari yang Yasmine lihat hari ini, sepertinya Yuha sedang dalam suasana yang baik. Dia terus tersenyum memandang kaca saat penata rambut yang menanganinya sedang bekerja. Yasmine memandang Yuha dengan kagum. Temannya itu terlihat cantik dengan senyuman di wajahnya. Tanpa disadarinya, Yasmine turut tersenyum ke arah Yuha. Yasmine merasa beruntung memiliki Yuha sebagai temannya.

Sadar dengan lamunannya tentang temannya itu, Yasmine melayangkan pertanyaan menggoda pada Yuha. "Seneng banget sih! Pasti ada sesuatu yang terjadi tanpa sepengetahuan gue, ya?"

"Hahaha sepertinya begitu." Yuha berkata dengan misterius, disusul dengan tawanya yang menggelak. Dia tidak sabar ingin menceritakan semuanya pada Yasmine.

Selesai memanjangkan rambutnya, Yuha menepati janjinya untuk mentraktir Yasmine. Mereka pergi ke outlet es krim atas permintaan Yasmine. Yuha terlihat puas dengan rambut barunya. Dengan rambut panjang atau pendek sekalipun, Yuha tetap cantik bagi Yasmine.

"Waah temen gue jadi makin cantik aja. Bang Bintang pasti tambah seneng." Yasmine menggoda Yuha yang tidak diduganya, Yuha termakan oleh godaannya.

"Bener kan? Dia gak bakal ngomong gue aneh, kan?" tanya Yuha dengan mata berbinar-binar.

Yasmine menampilkan senyum simpulnya, dia sudah bisa menarik kesimpulan dari sini.

"Lo sebenernya juga suka sama bang Bintang, kan? Ngaku aja gak usah sok misterius gitu."

"Hahaha baiklah adiknya dokter Joshua yang terhormat, hamba mengaku kalau diri ini menyukai orang bego kayak dia." Yuha berbicara dengan mendramatisir ucapannya.

"Koreksi! Gue juga adeknya bang Theo. Dan satu lagi koreksi, bang Bintang gak bego kok." Yasmine berkata dengan polos.

"Hmm yayaya gue yang bego nerima dia karena mulut manisnya." Membayangkan kejadian tersebut, Yuha kembali tersenyum sendiri.

Mendengar pernyataan Yuha, Yasmine shock dengan mulut terbuka lebar. "Hah? Gue gak salah dengar, kan?"

Sekaget itulah Yasmine dengan kabar Yuha jadian sama Bintang. Dia mengira perasaan Yuha dan Bintang hanya saling suka biasa tanpa ada status yang mengikatnya. Yasmine tidak menyangka kalau mereka serius. Bukannya mereka terlalu cepat? Dirinya saja dengan Rendi masih jauh dengan kata jadian. Kenapa Yuha dan Bintang cepat sekali?

Blessure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang