3

241 34 26
                                    

Tujuan awal Bintang dan Rendi datang ke sini adalah untuk melihat-lihat rumah baru Joshua. Bintang sudah berkeliling menapaki setiap sudut rumah Joshua, kecuali kamar Yasmine. Tidak dengan Rendi yang langsung kehilangan mood-nya setelah adegan dia di grepe-grepe adiknya Joshua. Wajahnya tampak pucat dan pandangannya kosong dari tadi.

Bintang kembali ke tempat duduknya semula. Mengagumi rumah Joshua yang tampak bersih. Sudah jelas sekali kalau pemiliknya adalah Joshua Gibran.

"Oh iya, Josh, kalau gue tau Yasmine adik lo kemarin, gue gak bakal ngebiarin dia ambil sempak ukuran S buat lo hahaha. Gue tau lo kurus, tapi gak sekurus itu buat make celana dalam ukuran S." Bintang ngeledek Joshua yang baru datang ambil minuman buatnya dan Rendi.

"Cukup kok! Jan ngeledek! Yasmine yang beli, harus dipakai."

"Jangan dipaksain, ntar sakit." Bintang tersenyum mesum. Jika Joshua memilih meneruskan obrolan gak jelasnya dengan Bintang, pria itu akan semakin menjadi buat ngeledek dia.

Berkat Joshua yang melirik Rendi, adu mulut antaranya dan Bintang berakhir. Dia melihat Rendi tidak seperti biasanya. Dia tahu Rendi pendiam, tapi tidak seperti keadaannya sekarang.

"Lo kenapa, Ren?" tanya Joshua sambil melayangkan tangannya ke wajah Rendi, tapi tidak ada reaksi dari pria itu.

"Kalau mikirin skripsi jangan sekarang, Ren. Seneng-seneng aja dulu," sambung Bintang dengan nada menyepelekan.

"Kayaknya bukan gara-gara itu, Bin." Joshua mulai panik. Dia menepuk bahu Rendi dengan keras berkali-kali sampai beberapa tepukan kemudian, Rendi tertawa pelan.

Melihat itu, Bintang mulai merinding. Dia baru sadar kalau Rendi tidak seperti biasanya.

"Lo kemasukan, Ren?" suara Bintang gemetar, menandakan jika ia sedang takut.

"Enggak, gue cuma kaget." Sadar sepenuhnya, Rendi menanggapi teman-temannya yang mengkhawatirkannya.

"Gue kira rumah Joshua ada hantunya. Bikin merinding aja lo!" Bintang mengelus dadanya. Dia sedikit takut dengan aura mistis.

"Gue bikin dosa apa sampai bisa ketemu adek lo, Josh?" kali ini ucapannya tertuju pada Joshua.

Joshua mengerutkan keningnya, "maksud lo?"

"Adek lo bikin gue merinding. Tolong jagain dia yang bener. Jangan biarin dia deketin gue," ucap Rendi tergesa-gesa.

"Lo kira adek gue setan? Gak pake lo suruh, gak bakal gue biarin deketin lo, Ren. Dia masih kecil. Gak gue ijinin pacaran."

Bersamaan dengan itu, Yasmine keluar dari kamarnya dengan membawa novel berbahasa inggris milik Yuha yang belum selesai dibaca oleh cewek itu. Dia kembali duduk di sebelah Rendi dan menanyakan sesuatu tentang isi dari buku itu. Ditangannya sudah ada stabilo yang dia gunakan untuk menggaris bawahi tulisan di novel tersebut.

"Bang, tau artinya ini enggak?" Yasmine menunjukkan tulisan dengan stabilo yang dibawanya. Rendi melirik sekilas, kemudian menjawab, "enggak."

"Oh, aku rubah pertanyaannya. Ini artinya apa?"

Sempat terkejut dengan cara Yasmine mengubah pertanyaan, Rendi berpikir kalau cewek ini beneran punya seribu satu cara untuk membuatnya berbicara dan menjawab pertanyaannya. Dua orang yang memperhatikan mereka dari tadi memandang bingung dengan apa yang sebenarnya dibicarakan oleh Yasmine dan Rendi.

"Gue gak tau!" jawab Rendi dengan penuh penekanan.

"Yasmine juga gak pinter bahasa inggris. Coba tanya bang Josh, apa aku pernah dapat nilai 100 waktu sekolah dulu pas pelajaran bahasa inggris?" mata Yasmine berpaling pada Joshua. Dia meminta jawaban Joshua yang merupakan bentuk dukungan untuknya agar Rendi menjawab pertanyaannya.

Blessure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang