20

126 18 11
                                    

Liburan telah usai dan itu berarti perkuliahan telah dimulai. Beberapa mahasiswa menghela napas kasar saat kuliah pagi dilaksanakan. Mereka sudah terbiasa bangun siang dan untuk bangun pagi pergi ke kampus itu suatu tantangan untuk diri sendiri. Berbeda dengan mahasiswa kebanyakan, Yasmine tidak mengeluh sama sekali. Dia sudah terbiasa bangun pagi karena harus ikut sarapan bersama abang-abangnya. Jadi tidak masalah bagi Yasmine untuk pergi kuliah jam tujuh seperti sekarang ini.

Hari ini adalah hari kedua masuk kuliah. Sama seperti kemarin, Yuha tidak pergi ke kampus untuk hari ini. Hal itu membuat Yasmine khawatir, terlebih ponsel Yuha sedang tidak aktif. Tidak ada kabar apapun dari Yuha sejak liburan mereka di Bali waktu itu. Yasmine berpikir kalau Yuha sedang menghabiskan waktu liburnya bersama keluarganya. Jika Yasmine membiarkan Yuha tidak masuk sampai temannya itu muncul dengan sendirinya, nilai akademik Yuha tentunya akan terancam kalau lebih dari tiga kali Yuha tidak mengikuti kuliah. Maka dari itu, Yasmine berencana untuk pergi ke rumah Yuha setelah kelas selesai.

Hanya ada satu mata kuliah untuk hari ini. Yasmine bergegas setelah keluar dari ruangan. Tentunya dia sudah mendapatkan izin dari Joshua karena Yasmine mengirim pesan pada abangnya itu saat kuliah berlangsung.

Sesampainya di rumah Yuha, ibunya Yuha membukakan pintu dan terkejut melihat Yasmine yang tampak terburu-buru. "Yasmine kenapa?" tanya ibu Yuha ikutan panik.

"Yuhanya ada kan, tante?"

"Ada di kamarnya. Kamu kelihatan habis dikejar anjing aja buat nyariin Yuha."

"Yuha udah gak masuk kuliah dua hari tante, makanya Yasmine cariin takut ada apa-apa." Yasmine melangkah masuk begitu saja menuju lantai atas. Dia sudah terbiasa begini di rumah Yuha.

Ibu Yuha terkejut mendengar ucapan Yasmine. Pasalnya dia mengira kuliah anaknya itu masih libur. Selama ini dia membiarkan Yuha tidak keluar kamar. Yuha akan keluar sendiri jika dia merasa lapar. Ibunya membiarkannya dengan pikiran agar Yuha dapat menikmati waktu liburnya, tapi ternyata Yuha sudah kelewat batas. "Yasmine, bilang ke Yuha kalau besok gak kuliah lagi tante gak bakal biayain kuliahnya!" teriak ibu Yuha dari bawah.

"Oke, Tante!" Yasmine balas teriak juga.

Sampai di depan kamar Yuha, ternyata kamarnya dikunci. Yasmine memanggil temannya itu sambil menggedor pintu kamar Yuha. Tidak ada jawaban sama sekali. Entah Yuha malas untuk membukakan pintu atau dia memang tidak mendengar teriakan Yasmine. Tidak mendengar teriakan Yasmine sepertinya tidak masuk akal karena ibunya Yuha yang berada di lantai bawah pun kedengaran.

Setelah beberapa menit berdiri di depan kamar Yuha sambil berteriak, akhirnya sang pemilik kamar keluar dengan rambut acak-acakan bangun tidur dan mata yang terlihat bengkak.

"Yasmine!!" tiba-tiba saja Yuha memeluk Yasmine dan air matanya keluar begitu saja. Sebenarnya mata Yuha bengkak karena dia juga menangis tadi malam. Dia terlihat kacau.

"Lo kenapa?" sekarang Yasmine terlihat bingung. Pasalnya dia tidak tahu apa-apa mengenai Yuha hampir dua minggu ini.

Mereka duduk di kasur dengan Yuha yang masih menangis di pelukan Yasmine. Tidak ada yang bisa dilakukan oleh Yasmine kecuali menepuk punggung temannya itu untuk menenangkannya.

Setelah beberapa saat, Yuha melepaskan pelukannya dan mulai bercerita. Dia menceritakan semuanya dari awal sampai akhir tanpa terlewat pun satu cerita. Sesekali dia terisak saat mengingat kejadian yang membuatnya sakit.

"Gue masih sayang sama bang Bintang, tapi gue gak bisa maafin dia gitu aja." Yuha kembali terisak saat dia mengakhiri ceritanya.

"Gue malah berpikiran yang sebaliknya dari apa yang elo pikirin,Yu. Bisa aja bang Bintang awalnya cuma main-main sama elo, tapi gue tau dia tulus pada akhirnya kalau gue menyimpulkan cerita lo barusan. Bukannya gue ngebelain bang Bintang, gue juga ngelihat dari cara bang Bintang memperlakukan lo itu bukan sekedar main-main seperti yang lo pikirin."

Blessure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang