14

133 22 2
                                    

Pagi menyambut keluarga Gibran bersaudara. Di luar sana suara klakson mobil saling menyahut satu sama lain. Tidak ada suara burung yang berdecit di padatnya kota dengan gedung-gedung tinggi seperti apartemen mereka. Terkadang mereka merindukan suasana alam dengan penuh ketenangan, tanpa ada polusi berlebih dari kendaraan bermotor. Yasmine bangun dari tidurnya ketika dia mendengar suara piring yang beradu dengan sendok dan garpu atau pisau juga masih memungkinkan.

Dia keluar dari kamar Joshua sambil mengucek matanya untuk melihat menu makan pagi ini.

"Abang makan apa?" tanyanya setengah sadar, lalu duduk di hadapan Theo.

"Oh udah bangun? Ini bang Josh tadi buatin toast. Makan!" perintah Theo pada adiknya itu. Dia menikmati sarapan paginya karena jarang sekali Joshua menyiapkan sarapan seperti ini, walaupun sebenarnya sangat sederhana. Hanya ada roti panggang, telur dan sayuran mentah.

"Bang Josh udah berangkat?" terlihat wajah kecewa Yasmine. Dia tidak menyangka Joshua pergi secepat ini, sebelum dia bangun maksudnya.

"Kalau gak berangkat pagi pagi bang Josh bisa telat trus kamu jajan pake uang siapa?" Theo menjelaskan dengan nada bercanda, berharap Yasmine bisa mengerti dan mengurangi manjanya.

"Tapi kan aku masih kangen sama bang Josh." Yasmine memanyunkan bibirnya. Dia terlihat lesu.

"Empat hari lagi bang Josh pulang. Jangan manja! Udah kuliah kurang-kurangin manjanya."

Akhirnya Yasmine menyerah dan tidak berbicara lagi. Dia mulai makan dengan wajah lesu. Hari ini Yasmine tidak ada kuliah di jam pertama. Kelasnya baru dimulai pada jam kedua.

Sedangkan Theo sudah rapi dan siap berangkat ke kampus pagi ini. Theo ada perlu dengan dosen pembimbingnya untuk bimbingan skripsi. Dia mengeluarkan satu lembar uang lima puluh ribu dan meletakkan di meja, lalu berkata, "ini buat naik gocar, gojek atau apa aja terserah kamu. Nanti pulangnya abang yang jemput." Theo berlalu begitu saja setelah mengucapkan hal tersebut.

Melihat abangnya yang sudah mulai keras kepadanya, Yasmine hanya mendengus sebal dan melanjutkan makan paginya. Setidaknya dulu dia ingin terbebas seperti ini, sekarang sudah dibebaskan Yasmine malah merasa abangnya sudah tidak memperhatikannya lagi.

🌵🌵🌵

Jika ada yang bertanya apa saja kegiatan Rendi di pagi hari, dia pasti akan menjawab tidur. Semester ini dia dibebaskan dari mata kuliah apapun setelah melakukan magangnya dua bulan yang lalu. Dia akan bangun jika pada hari itu dia melakukan janji dengan dosen atau dosennya yang memanggil untuk bimbingan. Sebenarnya tidak terlalu banyak yang Rendi lakukan. Kegiatannya hanya tidur, bimbingan, atau menemui Yasmine yang kadang-kadang membutuhkannya. Kegiatannya yang terakhir adalah kegiatan Rendi yang tergolong baru. Kalau saja itu Bintang yang mengganggunya, dia tidak akan bergerak satu langkah pun dari kasur.

Pukul 07.30 pagi, Rendi masih terbaring di kasurnya. Matanya sedikit mengedip untuk melihat jam. Saat dirasanya masih pagi, dia akan tidur lebih lama. Tepat saat dia melihat ponselnya, ada pesan masuk berantai dari Yasmine. Rendi terlihat bingung sekaligus penasaran pesan jenis apa yang dikirimkan cewek itu hingga mengharuskan mengirimnya berkali-kali apalagi dalam jangka waktu yang singkat.

Yasmine: abang...

Yasmine: .

Yasmine: .

Yasmine: .

Yasmine: .

Yasmine: .

Yasmine: abang tukang bakso mari mari sini aku mau beli

Setelah membaca pesan iseng Yasmine, dirinya tidak sadar tersenyum dengan sendirinya. Lalu dia membalas kejahilan Yasmine dengan perbuatan serupa.

Blessure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang