4

261 38 21
                                    

"Atau apa?" tanya Yasmine dengan nada menantang.

"Gue yang seret lo keluar dari sini. Lo pikir gue gak bisa ngelakuin ini? Salah besar. Jadi pilih lo turun sendiri apa gue seret?" perkataan demi perkataan yang diucapkan Rendi penuh dengan penekanan.

"Aku mau tetep di sini."

Rendi mendecak kesal. Dia membuka pintu mobilnya kembali lalu beralih membuka pintu penumpang yang ada di sampingnya untuk menyeret cewek itu keluar. "oke, ini kan mau lo?"

Benar saja, Rendi menyeret Yasmine dengan paksa. Tubuh Yasmine tidak terlalu kuat dengan tenaga milik Rendi dan akhirya dia terseret keluar. Apa yang dilakukan Yasmine selanjutnya untuk bertahan? Dia menangis. Iya, menangis dengan keras layaknya anak kecil. Bahkan air matanya bisa keluar secara mendadak. Rendi dibuat terperangah dengan apa yang dilihat di depannya. Dia berpikir jika Yasmine masuk dalam kategori aktris terbaik, mungkin dia bisa menang.

Mahasiswa yang lain pada ngelihat adegan Yasmine menangis di parkiran. Awalnya parkiran yang sepi mendadak menjadi ramai dengan tontonan gratis Yasmine dan Rendi. Ada beberapa yang merekam atau bahkan memotret kejadian tersebut, untuk dijadikan bahan gosip tentunya. Tidak sedikit teman sekelas Rendi yang melihat. Mereka memandang aneh pada Rendi, seperti bukan Rendi yang biasanya. Rendi terlalu pendiam untuk dekat dengan cewek, bahkan membuatnya menangis seperti ini.

Terpaksa, Rendi membawa Yasmine masuk kembali ke dalam mobilnya, menyudahi dirinya yang menjadi bahan tontonan. Dia melajukan mobilnya dengan cepat keluar dari area parkir.

"Bang, pelan-pelan dong, Yasmine takut." Gara-gara Rendi yang ngebut, Yasmine sampai memegang erat pegangan yang ada di atas kepalanya. Dia sudah berhenti nangis saat masuk kembali ke mobil

"Suruh siapa lo naik?" ujar Rendi dengan senyum liciknya.

"Disuruh bang Rendi kan? Tadi abang yang nyuruh aku masuk lagi."

Tidak salah, Rendi yang menyuruhnya masuk lagi memang. Rasa kesalnya menjadi dua kali lipat sekarang. Dalam hati, dia mengumpat berkali-kali gara-gara jawaban masuk akal Yasmine.

"Kenapa chat aku gak di balas?" tanya Yasmine dengan nada ngambek.

"Penting?"

"Penting lah untuk hubungan kita. Masa orang pacaran gak chat an sama sekali?"

"Sejak kapan gue mau sama lo?"

"Sejak abang ngomong aku cinta kamu ke aku."

"Itu cuma akal-akalan lo!"

Mobil Rendi berjalan menuju tempat yang Yasmine tidak asing dengan pemandangan di sekitar. Bukan rumahnya, melainkan tempat rumah sakit tempat Joshua bekerja.

"Aku gak mau turun di sini."

"Siapa yang nyuruh lo turun? Jan keluar, gue mau ketemu seseorang. Tapi, kalau lo turun dan pulang sendiri, gue malah seneng."

Parkiran rumah sakit menghadap tepat di pintu masuk. Yasmine mengamati Rendi yang menjauh menuju seseorang dan orang itu adalah perempuan paruh baya yang sedang menunggu kedatangan Rendi. Sebelumnya, Yasmine berpikir kalau Rendi akan ketemuan sama Joshua, tapi ternyata salah.

Rendi memang bertemu dengan ibunya. Tadi ibunya sempat menelpon dan menyuruhnya datang ke rumah sakit. Ibunya bekerja sebagai dokter gigi di rumah sakit itu.

Kedatangan Rendi disambut hangat oleh ibunya. Rendi membiarkan ibunya memeluknya sekilas, lalu bertanya apa yang ingin dikatakan oleh ibunya itu.

"Itu bukan salam yang bagus, Ren, setelah lama gak ketemu mama."

Blessure [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang