Rose menguap untuk yang kesekian kalinya tanpa punya niat turun dari atas kasur, rambut panjang Rose kusut dimana-mana, sekusut pikiran Rose teringat ending dari kencan pertama mereka yang dikacaukan olehnya.
"Mau sampai kapan kau akan duduk disana sayang? Cepat mandi dan segarkan dirimu. Eomma buatkan sup pengar untukmu"
Rose menoleh, menatap sang Ibu mengintip dibalik pintu.
"Eomma"
Karena panggilan itu Ibu Rose masuk, duduk didepan Putri tercintanya.
"Hmm wae?"
"Apa Rose tidak bekerja saja sekarang?"
"Wae?"
"Geunyang---- Rose tidak punya muka untuk bertemu denganya"
"Calon suamimu?"
Rose mengernyit menatap sang Ibu yang terlihat menahan tawa ketika menanyakannya.
"Wae?---Eomma, Kau membuatku semakin takut, aku benar-benar tidak bisa menghadapinya untuk sementara ini"
"Kenapa harus takut? Memang kau mengingat semuanya semalam?"
Rose mengangguk, Rose tidak begitu mabuk sampai melupakan segalanya, kegilaan yang dilakukan olehnya.
June sendiri yang mengantarkan Rose pulang. Rose menekuk lututnya ngeri, dia ingat betapa kuat dirinya menahan lengan June untuk tidak pergi meninggalkan dirinya didepan Ibu dan sang Ayah menatap takjub sisi Rose yang mereka sendiri tidak tahu sebelumnya.
"Eomma, Sajangnim pasti menganggapku sangat konyol sekarang. Aahhh... Kenapa aku jadi semurahan itu"
Ibu Rose terkikik, merapikan rambut acak-acakan putrinya lalu berkata. "Murahan? kau terlihat menggemaskan katanya semalam"
Rose berhenti meruntuk.
"June juga bilang menyesal karena baru mengetahui kebiasaan lucu mabukmu disaat kau selalu membawanya kembali pulang ketika dirinya mabuk"
Rose menegakkan kepalanya. June sejujur itu dengan Ibunya?
"Dia pria apa adanya. Dia berbicara tanpa menyembunyikan atau mencoba menjaga citranya menjadi lebih baik didepan kami. Appamu menyukainya"
Rose menjadi lebih baik setelah itu. Ibu Rose bangkit, mengulurkan tanganya kearah Rose agar mau ikut bangkit membersihkan dirinya.
"Eooma aku mencintaimu" cicit Rose. Bukan pergi ke kamar mandi namun justru memeluk sang Ibu erat.
"Nado"
"Eomma sungguh kembali sekarang? Tinggalah lebih lama lagi" gadis itu bermanja dalam pelukan Ibunya.
"Eomma juga menginginkannya sayang, tapi Appamu tidak bisa. Dia harus kembali bekerja"
"Biarkan saja Appa kembali sendiri. Eomma bisa bersama Rose lebih lama"
Ibu Rose memukul bahu putri manjanya gemas.
"Ahh.. bahkan sekarang aku menyukai dipukul olehmu"
"Kau ingin dipukul lagi sekarang? Lepaskan eomma" Ibu Rose mencoba melepaskan dirinya. Rose tak membiarkan begitu saja.
"Pukul saja. Rose tidak mau eomma pergi--"
"Eomma akan terbang 3 jam lagi.."
Perkataan sang Ibu membawa pelukan Rose menjadi lebih erat.
"Cepat mandi! Kau ingin June melihatmu masih dalam keadaan seperti ini? June akan kesini 1 jam lagi"
Dan pelukan itu akhirnya terlepas.