Semuanya tidak membaik. Saham terus menurun setelah pada akhirnya pihak manajemen mengkonfirmasi secara resmi hubungan Donghyuk dan Lisa.
Beruntung hal tersebut tidak mempengaruhi persiapan konser perdana Jinan yang hanya dalam hitungan jam akan dilaksanakan.
Tiket terjual habis, banyak fans telah menunggu antusias saat Jinan melakukan gladi resik.
Hubungan June dan Rose mengalami sedikit kemajuan. Skandal Rose meredup, kesulitan kini ditanggung oleh pihak Ayah June karena Lisa sendiri. Rose kembali beraktivitas seperti biasanya.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan?"
"Aniyeo--percaya saja kepadaku. Sajangnim terlihat menakjubkan"
"Aku memang selalu menakjubkan"
Rose tersenyum kecut mendengarnya. Gadis itu secara hati-hati melepas tindik dikedua telinga June, memasangkannya jas, dasi hingga memoleskan lipblam dibibirnya.
"Aku tidak datang ke acara penghargaan Rose--" ucapan June terpotong ketika Rose melakukan sentuhan terakhir, memakaikan Coat berwarna coklat cream untuknya. "Ini hanya konser hyung.. Konser.."
"Perfect.. " Rose tidak peduli. Mengetuk dagunya dengan telunjuk merasa puas melihat tampilan June.
"Kajja..." Rose menyeretnya keluar. June tidak bisa berkata-kata oleh semangat Rose yang tidak biasa hari ini.
"Kau tidak masuk?"
June menahan pintu mobil yang akan ditutup Rose.
"Maaf. Ada sedikit urusan yang harus aku urus. Aku akan menjelaskan nanti, aku akan segera datang begitu urusan ini selesai. Sampai nanti"
June menatap punggung Rose aneh. Rose pergi begitu saja setelah itu, June tidak diberi kesempatan olehnya bertanya lebih dulu.
Rose harus bersamanya ditribun penonton sekarang, memantau latihan panggung terakhir Jinan.
2 jam lagi konser akan segera dimulai, dan gadis itulah yang tadi sangat bersemangat.
June tidak tahu, Rose mendapat satu pesan dari manajer Lisa dan bilang ada masalah dengan Lisa saat menyeretnya keluar dari apartemen tadi.
Satu pesan yang kini membawa Rose mengatur nafas gugup sebelum memasuki gedung utama Koo-entertainment.
Beruntung Rose langsung menemukan sosok manajer Lisa tengah menunggunya dilobi.
"Oppa. Wae geuraesaeyeo?" sapa Rose tanpa berbasa-basi.
Sosok pria berbadan sedikit gempal seusia dengan Jinan itu terlihat cemas ragu menjawab pertanyaan Rose.
"Oppa. Wae? Jangan membuatku semakin cemas! Ada apa denganya? Ada dimana dia sekarang?! Dia baru saja menggemparkan dunia, harusnya dia berada didalam apartemennya saja"
"Karena itu aku menghubungimu Rose-yah" manajer Lisa membuka mulutnya. "Lisa bertengkar hebat dengan daepyeonim kemarin malam. Ini adalah kali pertama Lisa membuat masalah diperusahaan. Sepertinya Lisa sangat marah. Dia mengunci dirinya didalam studio dance, dia hanya menari dari kemarin tanpa tidur atau sekedar menyentuh makanan. Dia tidak mau pulang, aku takut dia akan jatuh sakit, bantu aku membujuknya pulang" jelasnya.
Rose berkacak pinggang, menghembuskan nafasnya pelan-pelan. Lisa bukan gadis segila itu sebelumnya, pertengkarannya dengan Ayah June mungkin sangat melukainya.
"Baiklah, dimana dia sekarang? "
"Lantai 3, aku akan mengantarmu"
Mereka berdua beriringan menemui Lisa. Si cerdik Rose membuka pintu dengan mudah karena sebelumnya menyuruh manajer Lisa mencari kunci cadangan lebih dulu.