[03]

5.4K 808 76
                                    

This Chapter is Dedicated to woopskook

-

"Jungkook? Kau selalu menghabiskan waktumu disini?"

Perpustakaan biasanya lenggang di sore hari. Itu memudahkannya untuk mendapat waktu istirahat berlebih daripada yang biasa ia dapat. Meskipun begitu, Jungkook menyadari jika memutuskan tidur di sini bukan berarti tidak akan ada orang yang akan menganggumu.

Jungkook menoleh ketika mendengar suara Jisoo di belakang kursinya. Gadis itu melempar senyum yang begitu manis. Jungkook membalas dengan senyum yang sama, menepuk kursi kosong disebelah tempatnya.

"Sepertinya kau sudah tau tempat persembunyianku." Dan seperti biasa, Jisoo akan memberikan sesuatu yang ia beli di kantin untuk Jungkook. Kali ini sekotak susu coklat.

"Minumlah, kau kelihatan mengantuk."

"Aku baru akan tidur tadi." sindirian halus. Jungkook memainkan susu coklat di tangannya. Runtuhnya senyum dari bibir Jisoo mendadak membuatnya tidak enak hati. Cepat-cepat ia menambahkan. "Untunglah kau datang kesini, aku akan meneraktirmu lain kali. Sebagai hadiah kebaikanmu mengajariku tempo hari."

Kata-kata barusan berhasil mengembalikan senyum Jisoo. Jungkook menghela napas lega. Gadis itu bahkan terlihat lebih girang.

"Benarkah? Kalau begitu aku ingin kita berjalan-jalan di hari libur."

Tidak yakin dengan apa yang didengarnya, Jungkook menaikkan sebelah alis. "Berjalan berdua denganku?"

Dibalas anggukan kecil. Jungkook bisa melihat bias merah muda di kedua pipi gadis itu. Jika ia tidak salah kira, Jisoo baru saja mengajaknya kencan.

Jungkook menelan ludah.

Ini pertama kali ia berurusan dengan perempuan. Bukan benar-benar pertama kali semasa hidupnya sih, karena selama ini Jungkook hanya memperhatikan Jimin. Ia tidak menyadari kehadiran para gadis, tidak menaruh hati pada salah satu dari mereka.

Sekarang bertahun-tahun sudah terlewati namun hubungan dengan dengan Jimin tidak mengalami kemajuan. Jungkook putus asa sebenarnya. Tapi bagaimana caranya ia menyerah jika Jimin adalah bagian dari hidupnya sendiri?

"Kook? Kau tidak mau?"

Mungkin, ia masih memiliki kesempatan untuk keluar dari kubangan dosa. Setidaknya jika ia membatasi diri untuk memikirkan Jimin. Jungkook pikir tidak ada salahnya mengambil kesempatan.

"Bukan... Aku hanya memikirkan, apa hari minggu kita bisa pergi ke taman bermain?"

Jungkook suka melihat Jisoo tersenyum seolah dirinya baru saja mendapatkan hal yang paling ia dambakan. Dalam hati, ia bertanya-tanya..

Kapan dirinya bisa membuat Jimin tersenyum seperti ini?
.
.
.

Yoongi meniupkan asap rokok miliknya.

Di tempat ini—sebuah jembatan pinggiran jalan, biasanya ia menghabiskan waktu sendirian untuk merenungkan banyak hal. Tentang masalah maupun orang-orang yang mengganggu pikiran.

Dalam beberapa bulan terakhir, Yoongi memiliki ketertarikan untuk memerhatikan seorang pendatang baru di bagian prodi tempatnya mengajar. Seorang fresh graduate yang gayanya lebih mirip mahasiswa baru; pendek, mungil—kecuali pengalaman dan ijazah dalam lampiran berkas lamaran.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang