[07]

5.2K 708 189
                                    

Adegan eksplisitnya gimana?
Sebenernya aku gabisa bikin sebagus temen-temenku untuk adegan panas :')

but i hope that was good enough.

Enjoy!

°°°

Yoongi memencet bel, tidak mengindahkan pertanyaan Jisoo tentang mengapa mereka tidak singgah ke toko buah sebelum pergi kesini. Bukankah orang sakit harusnya dibawakan sesuatu?

"Euhmm, apartemen mereka cukup kecil untuk berdua." Jisoo berkata pada dirinya sendiri. Melihat ke sekeliling lorong bercat putih sambil mengetuk-ngetuk sepatu ke lantai. Rautnya terlihat bersemangat. Lain dengan Yoongi yang wajahnya lebih datar. Netra pemuda pale melirik malas ke mahasiswi di sebelahnya.

"Lalu kenapa? Memangnya kau mau membelikan mereka apartemen yang lebih besar?"

Dibalas cengiran Jisoo. "Bukan begitu, Pak."

Jisoo teringat 20 menit perjalanan mereka kemari dimana Yoongi benar-benar mirip seperti orang bisu. Tidak ada pertanyaan yang dijawab atau ditanggapi bahkan ketika Jisoo meminta berhenti di toko buah pinggir jalan. Maksud hati membeli sesuatu untuk Jungkook. Tapi dosen muda itu malah mengacuhkannya. Tidak peduli dengan air muka Jisoo yang berubah kecut sepanjang perjalanan.

Jisoo memanyunkan bibir, menyadari jika mereka menunggu cukup lama hingga seseorang membuka pintu.

"Siapa?"

Jungkook mengintip. Hampir menutup pintu lagi ketika melihat wajah Yoongi. Namun ia juga melihat Jisoo disana, dimana mau tak mau Jungkook harus bersikap lebih baik kalau tidak ingin dicurigai.

"Jungkook, dimana Jimin?"

"Di kamarnya, sedang berpakaian."

Alis Yoongi naik sebelah melihat seringaian Jungkook. Normalnya ia tidak akan peduli, namun lama-lama Yoongi merasa terganggu kalau bocah itu sudah bertingkah di depannya. Kelihatan sekali Jungkook tidak suka Yoongi.

"Kau benar-benar sakit?" atensi mereka beralih pada Jisoo yang langsung memegang pelipis Jungkook. Perempuan itu kelihatannya benar-benar khawatir. Ia sama sekali tidak menyadari aura persaingan antara dua lelaki yang ada bersamanya.

Jungkook yang kaget hanya mematung tanpa bisa bergerak.
Sedang Yoongi mendenguskan tawa sarkasme, menyilangkan kakinya dengan tangan tertahan di pintu.

"Apa kalian pacaran?"

Yoongi sengaja. Dia tahu kalau Jungkook akan segera terpancing dan menghujaminya dengan tatapan tajam. Benar saja, Jungkook mempointer netranya pada Yoongi dengan raut murka. Namun yang dipelototi hanya terkekeh santai. Nada cemooh terdengar kentara dalam tawa.

Jungkook ingin menampik, tapi tidak sampai hati mempermalukan Jisoo. Ini juga karena perempuan itu tidak tahu menahu tentang hubungannya dengan Jimin. Jungkook tidak berencana membuat semua orang tahu. Bukan karena ia takut. Ini demi Jimin. Ia tidak ingin Jimin khawatir.

"Jungkook, ada siapa?"

Sial.

Jimin muncul dari balik pintu kamar. Mendatangi Jungkook, membuka pintu rumah mereka lebih lebar. Netranya sedikit melebar kala menemukan Yoongi dan Jisoo berdiri di depan apartemmen.

Jisoo menyapa—membungkuk sopan sementara Yoongi langsung menempelkan punggung tangannya di pelipis Jimin.

Jungkook berusaha keras untuk tidak menepis lengan itu.

BittersweetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang