Pemilik roda kehidupan nampaknya kurang berbaik hati dengan Jung Hoseok agar dapat sampai ke negara kelahirannya di waktu yang singkat, setidaknya sesuai yang ia akurasikan. Jalanan lenggang identitas Jepang sekoyong-konyong berbaris seperti ular, menurut cicitan yang berbaur dengan udara luar, terjadi penutupan jalan. Jadi, mau tidak mau, Hoseok menyetujui gagasan supir taksi yang ia tumpangi agar memutar ke alternatif lain. Tatkala di bandara, lagi-lagi ia dilimpahkan halangan baru, pesawat yang akan menghantarnya menuju tempat tujuan mesti ditunda hingga satu setengah jam, mengakibatkan Hoseok semakin kalut dan mau mati karena prasangka sisi kiri tambah jadi; telinganya tidak mencerna alasan tertundanya penerbangan oleh pihak bandara.
Berbarengan dengan menempelnya ia di kursi pesawat setelah menanti, lelaki Jung itu memanjatkan harapan yang ia tekan teramat sangat, supaya kali ini, ia dilancarkan saja. Jujur, hati dan otaknya terasa lelah sekali; satu waktu disiksa lalu disiksa kembali. Tak berujung, baru mampu disudahi kalau ia melihat sendiri, dan itu pun tidak menjamin, mungkin Hoseok justru lebih gila dari ini saat mendapati Yumi terbaring di ranjang kamar rawat. Hoseok menambah harapan, jangan sampai opsi itu terjadi. Cukup suara keramik pecah, teriakan dan telepon dari Sheira adalah yang terakhir membuat Jung Hoseok sebegini takut. Untuk ke depannya, Hoseok ingin ia hanya mendengar kalimat, "Dia baik-baik saja." Hanya ingin Yumi melempar senyum cantiknya seraya menambah, "Aku tidak apa-apa."
Tidak untuk yang lainnya.
Memang terlampau cepat untuk mengucap syukur. Namun, setidaknya Hoseok bisa langsung melesat ke Rumah Sakit dijemput oleh Paman Heejan tanpa kehadiran kendala setelah ia tiba di Korea. Hoseok menuntut banyak cerita pada Paman Heejan, meski dalam tuntutannya, tata bicara Hoseok jelas sekali kacaunya; Hoseok juga kesulitan menutupi hal tersebut. Dan dari yang Hoseok cerna dengan apik hanyalah Yumi-nya yang pingsan ketika sedang minum teh dan lekas di bawa ke Jaehwan Hospital. Menyadari tekanan yang menggandrungi Tuan Mudanya, sebisa mungkin Paman Heejan menuturkan kalimat-kalimat penenang.
Maunya Hoseok, penenangan dari Paman Heejan cukup ampuh bertahan lama kepadanya, apapun hasil yang menantinya. Akan tetapi, melihat Yumi yang terbaring dengan galaksi sehangat cokelat sendiri melemaskan persendiannya. Organ di dalam dada kirinya mencelos, akan sangat sakit untuk ditahan, seperti senjata yang cukup ampuh membunuh kalau dipaksakan. Kerongkongan ikut-ikutan serat, kering kerontang. Keinginan Hoseok mungkin tersangkut di ranting ketika perjalanannya menuju langit, sebab jangankan tersenyum seraya bilang kepada Hoseok bahwa dia baik-baik saja, membuka mata pun Yumi tidak lakukan. Istrinya yang tengah hamil itu berbaring tenang seolah tengah tidur nyenyak, yang nyatanya ada alat bantu bernapas di hidungnya. Lantas napas Hoseok ikut tersendat, apakah selama lima jamnya tadi Yumi-nya sudah seperti ini?
Kerapkali dipaksa kelimpungan dan panik kendati Jeon Yumi tak berniat demikian, Jung Hoseok tetap belum terbiasa. Ia terkesan berlebihan, tetapi masalahnya, Yumi belum pernah pingsan, kecuali saat Jungkook meninggal, mencoba bunuh diri, dan diculik Jung Eunkyung.
Melangkah gontai, Hoseok tempatkan bokongnya pada kursi. Mengambil kemudian menggenggam tangan Yumi yang tidak sehangat biasanya. Menciumi tiap jengkal lalu mengusapkannya lembut di wajah. Seluruh benda di ruangan tahu, Jung Hoseok mulai menangis. Tangis yang ia tahan selama kembali pada wanita ini pecah juga. Hoseok patut dipuji, segetir-getirnya ia mampu bertahan, walaupun ujung gagal juga. Dalam isakan kecil, Hoseok beranjak, mencondongkan diri ke depan, meninggalkan kecupan afeksi berjangka di kening Yumi. "Semoga kau baik-baik saja, Sayang," lirihnya serak. Ia kehilangan banyak kata.
Lelaki Jung tahu bukan hanya istri yang mesti ia khawatirkan, ada dua lagi. Maka dari itu, Hoseok kembali duduk sambil menjulurkan tangan guna meninggalkan belaian sayang pada perut buncit Yumi di balik selimut. Itu rumah si kembar, hartanya. "Kalian di dalam sana, terus doakan dan semangati Eomma, ya." Ia berujar demikian juga sekaligus berlaku buatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fated
Fanfiction[COMPLETED] [Alternative Reality] Di hamparan damai yang begitu nyaman dan hangat, Jung Hoseok bersama dua permata hatinya membuka lembaran bercoret tinta keagungan nama malaikatnya yang telah tertidur. Start: 16-09-18 Finish: 26-02-19 ©suyominie, 2...