Butuh waktu tiga tahun bagi badai serta gemuruh yang merundung keluarga kecil Jung muda itu mereda. Sebab, takdir yang sedang berbaik hati akhirnya mau bertandang. Setelah mengalami berbagaimacam prosedur anjuran, tepat di hari ini, terapi Jeon Yumi berakhir bersama sebuah tiket berlebel 'sembuh' di tangan.
Ya, Yumi berhasil meraih kesembuhan sempurna dengan seluruh kerja keras dan dukungan pihak-pihak lain yang selalu ada di sampingnya. Bohong, jika Yumi tidak tersiksa. Dia tersiksa. Dia sakit, sangat. Bahkan Jung Hoseok, suaminya itu pun khatam betul bagaimana Yumi berusaha mati-matian menahan—dan Hoseok mati-matian menjaga pacuan jantung yang kelewat rusuh tatkala menyaksikan Yumi sedang demikian. Bolak-balik ke Rumah Sakit, terapi, minum obat, tidak boleh begini-begitu, harus begini-begitu, dan lain-lain, Yumi sudah kelewat lelah. Dan sebenarnya, Yumi pernah merasa mau menyerah saja. Namun, kala ingat ada yang berharap banyak dan membutuhkannya, lekas Yumi tendang jauh-jauh agar kognisnya tidak tercemarkan.
Cukup fisik, emosi dan psikis jangan.
Mungkin terkesan esentrik juga atraktif, tapi berjuang dengan menyaksikan pertumbuhan si kembar Yoohee dan Yooho di mulai dari tengkurap sampai bisa berlari dengan tegas, dan dari sekadar bisa mengucap kata-kata yang artikulasi tidak jelas—khas bayi—hingga mampu bicara dengan cerewetnya; Yumi bahkan menangis tatkala ia dipanggil Eomma oleh mereka untuk pertama kali. Semua. Semua pertumbuhan si kembar ialah salah satu motivasi agar Yumi ingat, bahwa ia mesti sembuh.
"Mengapa tertawa? Ada yang lucu?"
Yumi melempar kelereng kembar pada seorang lelaki yang sedang sibuk dengan acara mengupas apel dari lima menit lalu. Masih dengan terkekeh pelan, Yumi menggeleng dua kali. "Bukan apa-apa, Hoshiki," jawabnya. Jung Hoseok, mana mungkin Yumi lupa sebesar apa peran suaminya itu terhadap kondisi yang ia raih sekarang. Hanya saja, Yumi hendak menyimpan Hoseok di bagian terakhir. "Aku hanya senang, dan sebagian besar karena berkatmu yang sedang bersama apel serta pisau di tangan ini. Kau tahu, seperti tipikal-tipikal lelaki menggoda hanya dengan sekali pandang. Sangat keren," timpal Yumi terseling canda.
Walaupun orisinilnya Hoseok sama sekali tidak mengerti apa relasi dirinya yang mengupas apel dengan keren, tetapi Hoseok setuju di bagian bahagia. Buat ia pribadi pun, ini hari bahagia. Hari yang telah lama ia nanti-nantikan sehingga dalam buaian bawah sadar pun, Hoseok tetap harapkan. Hoseok selalu tahu Yumi mampu, karena wanitanya itu adalah wanita terkuat kedua setelah Ibunya. "Sudah lama jadi Nyonya-nya Jung Hoseok, kau baru sadar akan kharisma yang menguar begitu hebat lewat tindakan kecil dari suamimu ini, Yumi?" sindir Hoseok sambil senyum remeh.
"Oh, maaf, Tuan. Selama ini, aku hanya tahu aura yang dikeluarkan Jung Hoseok-ku itu bayi. Bayi besar menggemaskan."
"Astaga, bayi-bayi begini mampu membuat dua bayi lain dalam satu waktu, loh."
Tatkala gelak tawa Yumi mengalun tanpa balasan berarti, Hoseok tahu bahwa ia sudah menang. Maka sebabnya, Hoseok tersenyum puas sampai pandangan ikut menyempit. Ia lanjutkan kembali kesibukan mengupas apel yang tinggal satu-dua irisan sehingga apel tersebut terlihat menyerupai kelinci. Sebenarnya itu ajaran Yumi, katanya dia suka kelinci sebab mengingatkannya akan Jungkook, dan kebetulan adik kecil yang telah bahagia di langit itu juga suka memakan apel bentukannya. "Mau?" tawar Hoseok saat selesai.
Mendapat anggukan sebagai ganti iya, Hoseok sodorkan segera ke mulut Yumi. Wanita itu tidak menggit dengan ukuran besar, paling hanya satu buku di bagian ujung kelingking. Tidak apa, terpenting wanitanya ini sudah mendapat selera makan yang sempat hilang. Impak bawaan dari penyakitnya memang kelewat menjengkelkan, membikin orang marah, tapi sayang tak bisa ditegur lewat makian atau apa pun. Bibir Hoseok berkedut mengamati pipi-pipi yang nampak berisi lagi itu bergerak naik-turun.
![](https://img.wattpad.com/cover/159353790-288-k21472.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fated
Fanfiction[COMPLETED] [Alternative Reality] Di hamparan damai yang begitu nyaman dan hangat, Jung Hoseok bersama dua permata hatinya membuka lembaran bercoret tinta keagungan nama malaikatnya yang telah tertidur. Start: 16-09-18 Finish: 26-02-19 ©suyominie, 2...