Kendati sebuah janji tidak tercetus secara lisan maupun tulisan, Jeon Yumi membuktikan bahwa dia memang potret wanita yang kuat tanpa melaksanakan—tepatnya, menunda—anjuran yang dituntutkan padanya. Padahal Yumi tahu betul, dia sebegitu tersiksa sampai-sampai keinginan untuk meraih pisau pengupas buah kemudian menusukkan di tempat jantung berada, berharap mematikannya secara integral sempat terlintas.
Namun, alih-alih tidak ingin memindahi dampaknya terhadap si kembar di masa mendatang, Yumi lebih memilih untuk dibengisi. Dan bagi wanita itu, Jung Hoseok benar-benar seperti analgesik; meredakan kesakitan hanya dengan presensinya. Maka sebab tersebut, Yumi mampu bertahan.
Berlaku juga di pihak Hoseok, karena di sini dialah yang berperan menguatkan biar faktanya Hoseok tak semampu itu. Banyak dari sudut-sudut ulu yang teriris kala gurat ringis mampir di wajah Yumi, dan ketika tahu ia baru menginjak permulaan dari yang berjudul ujian, Hoseok mewanti sekaligus berharap tetap punya energi meruah yang bisa terus ia limpahkan kepada Yumi melalui kehangatannya. Sebab, Yumi pernah bilang Hoseok itu malaikat, maka ia bakal betulan menjelma menjadi malakat. Juga, banyak yang berkata Hoseok itu duplikat matahari, maka ia akan berlaku demikian. Apa pun dan sampai kapan pun, semua demi wanitanya.
Mereka berjuang bersama dengan harapan takdir akan berbaik hati pada nantinya.
Sudut-sudut bibir Hoseok lantas tertarik lebar sampai memampangkan dua cekung kecil di atasnya, hanya karena menyaksikan pemandangan kelewat manis sekaligus hangat di hadapan. Tersenyum adalah cerminan dari karakteristik seorang Jung Hoseok. Ia tidak mengabsenkan lengkungan khasnya barang sehari pun, bahkan meski itu hari yang tak pernah ia inginkan. Dan sebenarnya, hierarki tertinggi senyum Hoseok tidak dimulai dari hari ini saja. Kemarin. Kemarin merupakan puncaknya, persis diwaktu ia dinyatakan sah sebagai seorang ayah bagi sepasang bayi perempuan dan laki-laki lewat seorang Jeon Yumi.
Bermacam perasaan yang bercampur aduk membucah ketika itu, tetapi bahagia lebih dominan Hoseok rasakan. Tentu saja, calon orang tua mana yang tidak bahagia menyambut kehadiran malaikat kecilnya untuk menjenjaki dunia dan menjalani kehidupan di sana. Andaipun ada yang justru menganggap presensi makhluk suci tak berdosa itu ialah beban, masalah, kesialan, kehancuran dan sebangsanya. Lebih baik tendang saja mereka ke neraka, bila perlu jadikan budak di sana.
Jemari Hoseok bergerak, mengelus lembut pipi halus berwarna kemerahan yang mata kecilnya sedang mengerjap-ngerjap dalam sekon pelan.
"Jagoan Appa tidak tidur?" tanya Hoseok penuh afeksi seakan bayi berumur sehari itu dapat lekas meladeninya. Daksa makhluk kecil tersebut kontan menggeliat lucu, dan Hoseok serta-merta meloloskan dengus gemas. Berganti mengusap puncak kepala si kecil, Hoseok menengok ke figura wanita yang sedang mengurusi salah satunya. "Yumi, perlu kubawa Yooho ke sampingmu juga? Sepertinya jagoan kecil ini lebih betah di sampingmu dan Yoohee ketimbang dalam boks sendirian."
Yumi terkikik kecil. Tanpa memanjangkan tali pikiran, dia mengiya bersama ucapan menyinggung kewajaran anak kembar dan ia yang selaku ibunya. Wanita Jeon sama sekali tidak khawatir dengan Hoseok yang menggendong si kecil Yooho, tidak takut juga kalau-kalau Hoseok membikin kecerobohan. Pasalnya, ia sangat tahu, Hoseok sudah telaten dalam urusan gendong-menggendong, bahkan perkara lain yang menyangkut kebutuhan bayi. Bagaimana tidak? Semenjak Yumi berada di bawah penanganan Jung Ilwoo, ia banyak berkunjung dengan tujuan bermain sambil menyerapi ilmu sebagai bekal untuknya nanti, bahkan Hoseok tidak segan memintai salah seorang ibu agar bayinya boleh ia gendongi.
Ah, omong-omong soal Jung Ilwoo, masih belum habis rasa niat Hoseok supaya bertindak sedikit kurang ajar pada pamannya tersebut. Membalas terhadap apa yang dilakukan Ilwoo. Gelenyarnya pun anteng terkecap jelas; Jung Hoseok hampir kehilangan nyawa akibat serangan jantung. Bayangkan, ketika ia dan Ibu terlibat diskusi hangat pasal nama yang telah mereka siapkan teruntuk si kembar, Jung Ilwoo yang baru keluar dari ruang operasi lantas menggeleng usai Hoseok bertanya keadaan istri serta anak-anaknya. Dan mendapati Hoseok mendadak membeku, Jung Ilwoo tertawa sambil memelukinya bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Fated
Fanfiction[COMPLETED] [Alternative Reality] Di hamparan damai yang begitu nyaman dan hangat, Jung Hoseok bersama dua permata hatinya membuka lembaran bercoret tinta keagungan nama malaikatnya yang telah tertidur. Start: 16-09-18 Finish: 26-02-19 ©suyominie, 2...