Pt. 21 - 1 (END)

4.5K 408 11
                                    

Sepanjang perjalan, Jimin tak pernah melepas majalah sekolahan di Inggris dimana Hyejin menjadi model di foto sampulnya.

Semua murid diijinkan untuk kembali kerumah masing-masing selama tiga hari setelah beraktivitas di Inggris selama sebulan lamanya.

Sesampai dirumah, Jimin hanya cuek saat melihat beberapa sisa undangan pertungangannya dengan Chaeyoung, karena undangan lainnya sudah disebarkan.

7 hari lagi, tepatnya dihari Minggu, mereka akan melangsungkan pertunangan.

"Appa dan eomma bersama kedua calon mertuamu sudah menyiapkan segalanya, sekarang tinggal kau menyiapkan dirimu sendiri"

Jimin terdiam tepat dihadapan kedua orangtuanya yang sedang duduk diatas sofa.

"Aku tidak akan bertunangan dengan Chaeyoung" sahut Jimin dingin.

"berhenti dengan omong kosongmu itu! Kau akan tetap bertunangan dengannya!"

"Bagaimana kalau aku menolak? Aku tidak mencintai Chaeyoung, appa! Aku mencintai gadis lain!"

"Apa kau sudah gila huh? Annieyo! Kau tidak bisa membantah"

Jimin pun kesal, ia membanting majalah ia pegang sedari tadi lalu pergi menuju kamarnya.

"Anak itu tidak pernah berubah!" Sahut Tn. Jisang ayahanda Jimin.

Sedangkankan Ny. Minji, ibunda Jimin pun mengambil majalah yang dibanding oleh Jimin tadi.

"Uhm.. bukankah ini putri temanmu?" Ujar Ny. Minji lalu menunjukkan majalah itu kepada sang suami.

"Putri temanku? Siapa?"

"Aku juga lupa.. tapi wajahnya sangat tidak asing.. dia cantik kan? aku pernah melihatnya tapi dimana.."

"Mungkin itu hanya perasaanmu saja"

Ny. Minji pun cuek lalu meletakkan majalah itu diatas meja.

Jimin menghempaskan tubuhnya diatas ranjangnya lelah sambil menghela nafasnya.

"Bagaimana caraku menolak pertunangan ini?"

Tiba-tiba sebuah panggilan masuk dari Chaeyoung. Tanpa ragu, ia menerima panggilan itu.

"Yopeoseyo?"

.

.

Sedangkan di London, kondisi Hyejin cukup membaik setelah melewati koma. Ia bisa dibawa keruang rawat biasa tipe VIP demi kenyamanannya.

Namun koma selama sebulan membuat otot-otot ditubuhnya cukup kaku, sehingga ia harus melakukan beberapa terapi agar bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

"Aigoo.. putri eomma makannya banyak uhm" ujar Ny. Hyesun setelah menyuapi satu piring mangkuk bubur kepada Hyejin sampai habis.

Hyejin pun tersenyum sambil mengunyah.

"Senang rasanya disuapi eomma seperti ini.. eomma dan appa yang terbaik bagiku"

"Ah jinjjayo?" Sahut Tn. Jinsoo

"Uhm.. tapi.. aku punya satu permintaan.. mau kah kalian mengabulkannya?"

"Apa itu?"

"Aku ingin kembali di Seoul.. kita tinggal disana.. bolehkah?"

Kedua orangtua Hyejin saling bertatapan setelah mendengar permintaan putrinya itu.

"Baiklah.. kita kembali ke Seoul" sahut Tn. Jinsoo dengan tegas.

Hyejin kembali mengembangkan senyum bahagianya lalu berusaha memeluk kedua orangtuanya.

"Gomawo.. aku mencintai kalian"

My Beautiful Roommate [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang