“lo udah liat keadaan gua kan? Jadi, gua gabisa nemenin lo maen kali ini” Ucap Brian, lelaki yang wajahnya babak belur itu langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur
“gua nanya serius nih, yang gebukin lo, siapa?” -Jae
Brian menopang kepalanya menggunakan kedua tangannya, matanya menerawang langit langit rumahnya. Sekali lagi ia menghela nafas
“Jongin sama temen temennya” -Brian
Jae membelalakkan matanya, raut wajahnya kini berubah menjadi marah
“emang ya itu bocah satu, kalo gak ngeroyok kayaknya gak puas. Cari ribut banget emang”Lelaki kurus itu berucap dengan dada yang naik turun, nafasnya tak beraturan dan benar benar terdengar penuh emosi. Setelahnya, ia mencoba beranjak dari tempat tidur Brian, tempat dimana ia duduk
Brian mengulurkan salah satu tangannya, menggenggam lengan sahabatnya itu. Jae mencoba melepaskan diri dari Brian, namun bahkan ia kesulitan
“lepas! Gua mau bales mereka! enak aja udah bikin sobat gua jadi jelek” -Jae
Brian terkekeh, dan kepalanya menggeleng pelan. Lelaki itu kemudian mendudukan diri kembali disamping sahabatnya itu. Senyumnya sama sekali tidak luntur saat menatap Jae
“lo ngelepasin diri dari gua aja gabisa, gimana mau lawan mereka, ayam?” ucap Brian, dengan tangan yang terulur –mengusak pelan rambut Jae
Jae mendengus, lalu menoleh ke samping
“gua manusia! Bukan ayam!”
“eh, lo punya kenalan yang jago math gak?” ucap Brian tiba tiba
Jae menatap Brian menggunakan sudut matanya, apa hubungannya ayam dengan matematika? Sesaat kemudian, lelaki kurus itu terlihat berfikir
“kayaknya sih ada, kenapa?”
Brian beranjak dari duduknya menuju meja belajar yang terletak tak jauh dari tempat tidurnya. Lelaki tampan itu lalu membuka laci dan mengambil selembar kertas dari sana
Ia melangkahkan kembali kakinya ke arah Jae, lalu menyodorkan kertas itu pada si lelaki kurus
“nyokap gua kemaren telpon, kalo uas kali ini nilai gua jeblok lagi, gua disuruh balik ke kampung dan tinggal sama beliau”
Jae menatap acuh kertas yang sedang digenggamnya itu, lalu menarik salah satu sudut bibirnya
“lo masih mending ini nilai 4, lah gua 2” ucap Jae pasrah
Brian mengernyitkan dahinya, lebih baik katanya?
“mendingan jidat lo! Gila ya nilai segitu masih disebut mending” balas Brian, ia lantas merebut kertas yang tadi ia sodorkan pada Jae kemudian diletakannya lagi kedalam laci meja belajarnya
“ya mending lah! Masih banyak malah yang dapet 0, nilai gua aja lebih jelek dari nilai lo. Lo beruntung, Bri”
Brian menepuk keningnya, beruntung katanya? Beruntung dilihat dari sebelah mana? Ia benar benar tak habis fikir pada sahabatnya ini. Kadang polos sama bego emang beda tipis~
“beruntung jidat lo! Balik sana, mau mandi gua” tegas Brian
Jae malah membaringkan tubuhnya di tempat tidur Brian, Brian yang melihat tingkah lelaki kurus itu hanya bisa menghela nafas dan menggelengkan kepalanya
Lelaki yang biasa Brian panggil dengan sebutan ayam itu tiba tiba beranjak, dan terduduk di tempat tidur Brian –seolah teringat sesuatu
“Bri!”
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone || BriWoon
Teen FictionBaca aja dulu, siapa tau meleleh *don't forget to read the tag for knowing the cast! [17.1.19]