Siang itu seorang lelaki manis dan seorang lelaki berkacamata sedang berdiri didepan gerbang sebuah gedung sekolah, keduanya terlihat menendang udara dihadapan kakinya. Salah satunya kini mengangkat tangan kirinya, melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangan kirinya
“keluar jam berapa sih dia harusnya?” gerutu seseorang yang baru saja melirik arloji ditangannya itu
“harusnya sih udah keluar, tapi kok telat ya?” jawab satu lainnya
Tiba tiba seorang lelaki tampan tampak berlari ke arah mereka, senyumnya terkembang kala matanya mendapati si manis turut menjemputnya
“kok lo tumben keluarnya telat sih?” tanya Jae, intonasi bicaranya mulai meninggi
“biasa, gurunya aja resek” jawab Brian dengan senyum tanpa dosa. Tangannya lalu tergerak menepuk nepuk pundak sahabatnya itu, senyumnya masih saja belum luntur. Anak ini kerasukan apa?
“kak Brian!” panggil seseorang dari arah belakang tubuh Brian
Ketiga orang yang sedang bersama itu lantas mengalihkan atensi pada sumber suara. Terlihat seorang gadis cantik dengan rambut sepundak dan bermata besar. Gadis itu mengampiri Brian dengan sebatang coklat ditangannya, tak lupa pula senyum manis yang terukir lebar di bibirnya.
Jae menghela nafasnya kala melihat apa yang dibawa gadis itu, sedangkan Dowoon menatap Jae heran. Memangnya apa yang salah? Tapi, siapa gadis ini?
Gadis itu lantas menyodorkan coklat yang dibawanya, pada Brian. Brian yang sebelumnya memang sudah berdiri di samping Dowoon pun kini malah semakin mendekat dan bahkan merangkulkan tangannya pada pundak Dowoon. Dowoon mengalihkan atensinya pada Brian, bahkan dahinya mengernyit. Tubuhnya mencoba berontak melepaskan diri dari Brian, namun tidak bisa
“eo, Eunha! Ada apa?” tanya Brian sok polos
Senyum Eunha luntur kala melihat reaksi Brian. Ia tau, bahkan disekolah saja Brian tak pernah sembarangan merangkul seseorang, walaupun anak laki laki sekalipun. Terlebih lagi melihat reaksi anak lelaki disamping Brian, yang terlihat sangat tidak nyaman saat dirangkul Brian
Tanpa kata, gadis bernama Eunha itu menyodorkan coklat yang dibawanya pada Brian. Brian memang menerimanya, namun setelahnya lelaki tampan itu sedikit membungkukan badannya dan berbicara tepat didepan wajah Eunha
“ini terakhir kali gua terima coklat yang lo kasih, karena kalo besok besok gua nerima coklat lagi-“ Brian memotong perkataannya, tubuhnya menegak lalu kepalanya menoleh pada Dowoon. Lelaki tampan itu lagi lagi tersenyum
“gua takut pacar gua marah” lanjutnya
Mata Dowoon membelalak, untung saja hari ini Dowoon sedang sedikit flu jadi ia menggunakan masker. Jika tidak? Brian akan melihat pipinya yang memerah hanya karena perkataan yang bahkan mungkin hanya Brian gunakan untuk menghindari gadis bernama Eunha itu
Eunha lantas membungkuk pada 3 lelaki dihadapannya, dan membawa kakinya berlalu dari hadapan Brian, Jae dan Dowoon
“eh iya, Wonpil mana?” tanya Jae tiba tiba
“piket, bentar lagi juga turun” jawab Brian
“kita harus nunggu lagi?” tanya Dowoon
Jae mengangguk, Brian pun sama
“pacar dia cemburu sama lo, jadi dia harus ngikut belajar juga buat mantau dia nih” jawab Brian sembari menunjuk Jae dengan dagunya
Jae hanya bisa mendengus kesal, perkataan sahabatnya itu memang benar. Tapi apa harus membeberkan alasannya seperti itu? Ingin rasanya ia melakban mulut Brian
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone || BriWoon
Teen FictionBaca aja dulu, siapa tau meleleh *don't forget to read the tag for knowing the cast! [17.1.19]