11

1.7K 264 40
                                    

Mata Brian perlahan terbuka, lalu menghela nafasnya kala menyadari bahwa ia tidak sedang dikamarnya saat ini. Menoleh ke samping, didapatinya Dowoon yang sedang tertidur sembari menggenggam tangannya dan Jae yang sedang tertidur di sofa yang tak jauh letaknya dari ranjangnya

Bibirnya mengukir senyum, salah satu tangannya yang lain ia gunakan untuk membuka masker oksigen yang masih menutupi hidung dan mulutnya. Merasa ada pergerakan, Dowoon terbangun dari tidurnya dan terperanjat ketika mendapati Brian sudah sedang tersenyum ke arahnya

Tanpa bicara, Dowoon beranjak dari duduknya untuk menekan tombol darurat yang tersedia di samping ranjang. Namun Brian menggenggam tangannya, sebelum ia sempat meraih tombol yang hendak ditekannya itu

Pandangannya teralihkan pada tangannya yang sedang Brian genggam, lalu mengarah pada manik mata lelaki tampan dihadapannya

“gua Cuma butuh lo” ucap Brian pelan

Dowoon lantas mengerlingkan matanya malas, sedang sakit begini Brian nya itu masih sempat untuk menggodanya. Sepertinya Brian sudah 100% pulih –fikirnya

“oke, toh lo udah bisa ngegombal berarti lo udah bener bener sehat” jawab Dowoon dingin sembari menggedikkan bahunya dan melepaskan genggaman Brian dari tangannya

Brian tertawa kecil, namun sedikit meringis karena luka yang terletak di sudut bibirnya

Jae merasa tidurnya terganggu, lelaki kurus itu terbangun dari tidurnya lalu beranjak menuju ke samping ranjang tempat Brian berbaring. Ia menatap Brian dengan tatapan tanpa arti, membuat Dowoon merasa canggung dan memutuskan untuk beranjak dari duduknya

“gue mau panggil dokter dulu” ucap Dowoon, dengan langkah yang kemudian ia bawa pergi dari hadapan dua sejoli yang bersahabat itu. Entah, namun ia merasa bahwa ada hal yang harus mereka bicarakan

“kenapa liatin gua kayak gitu sih ah” ucap Brian

Tidak ada jawaban, Jae masih terdiam sembari menatapnya dengan tatapan tanpa arti

“woy! Lo kenapa sih yam?”   tanya Brian, dengan tangan yang ia lambaikan dihadapan wajah sahabatnya itu

“kenapa? Jadi jelek ya gua sekarang?” tanya Brian lagi, namun kali ini lelaki tampan itu berkata sembari tersenyum

Perlahan air mata Jae menetes. Ia tau bahwa Brian akan baik baik saja, namun ia tidak tau bahwa dirinya akan se-bersyukur ini melihat sahabatnya kembali membuka matanya dan tersenyum manis seperti biasa kepadanya

Dengan sigap, Jae menghapus air matanya dengan salah satu tangannya. Tangannya yang lain, tiba tiba saja Brian genggam dengan jempol yang ia gunakan untuk mengusap punggung tangan sahabatnya itu

“maafin gua” gumam Jae disela tangisnya

Brian mengernyitkan dahinya, kenapa sahabatnya ini meminta maaf?

“andai gua gak egois dan ngebiarin Dowoon pergi sendirian, lu pasti gak akan berakhir disini dan kayak gini”

Jadi, seharusnya Dowoon dan Jae pergi bersama untuk menjemputnya? Tapi kenapa Jae lalu membiarkan Dowoon pergi sendirian? Brian semakin tidak mengerti akan apa yang sedari tadi Jae katakan, kernyitan di dahinya membuat Jae mengerti bahwa manusia dihadapannya ini meminta penjelasan

“jujur gua kesel sama lo, dan makin kesel sama lo. Setiap kali lo naksir orang, lo gak pernah seserius ini, jujur gua gasuka dan bikin gua marah. Kemarahan gua memuncak hari tadi, pas liat dia keliatan bahagia banget waktu pake hadiah yang lo kasih. Selama ini lo selalu bersikap manis ke gua, tapi bahkan pengakuan pun gua gapernah dapet. Lo ini orangnya peka an, tapi kenapa lo gak pernah sadar soal perasaan gua ke lo?!” lelaki berkacamata itu mulai meneteskan bulir bening dari matanya

When You Love Someone || BriWoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang