4

2K 329 27
                                    

Jae yang sedang berdiri disamping tempat tidur dimana Brian terbaring, dengan sigap langsung mendudukkan dirinya tepat disamping Brian. Lelaki berkacamata itu menepuk nepuk pipi Brian. Sahabatnya ini tidak sedang mengerjainya bukan?

“Bri! Bri serius dong ah jangan ngerjain gua”

“lo siapa?” tanya Brian lagi

“gua Jae, sahabat lo. Temen maen basket lo”

Brian menggelengkan kepalanya tak yakin, lelaki tampan itu seperti mengingat sesuatu

Tangan Jae melayang ke arah kepala Brian

Puk!

Brian mengerang kesakitan karena pukulan yang Jae layangkan cukuplah kuat

“yaish! Setan lu emang! Berani lu sama gua hah?!”

Lelaki tampan itu mengumpat sejadinya sembari memegangi kepalanya yang baru saja sahabatnya pukul tanpa perasaan. Sungguh Brian tidak ingin pura pura amnesia lagi jika akhirnya dipukul sangat keras seperti ini

“suruh siapa ngibulin gua! Kualat lu!”

“haish!” umpat Brian lagi

“sakit?” tanya Jae ragu

Brian menatap Jae dengan sudut matanya, ia benar benar marah. Ingin sekali rasanya melemparkan bola basket pada kepala Jae, agar si lelaki berkacamata itu tau bagaimana sakitnya ketika kepala terkena bola basket yang beratnya pun melebihi bola bola lain

“bentar lagi pertandingan mulai, gua balik ke lapang ya” pamit Jae

Si lelaki tampan yang terbaring di tempat tidur itu mengibas kibaskan tangannya –memberi gesture agar Jae segera pergi dari hadapannya

“sana, jangan balik lagi”

Brian memutuskan untuk memejamkan matanya kembali. Lumayan kan ia bisa absen dari pertandingan basket, jadi bisa istirahat? Siapatau ia bisa bertemu lagi dengan lelaki manis yang menjadi incarannya

Ceklek~

Lelaki tampan yang sedang terbaring di tempat tidur itu sama sekali tidak berkutik, padahal ia sama sekali tidak tertidur. Hanya memejamkan matanya

Ia ingin membuka matanya, namun ia takut akan mengganggu kenyamanan orang yang baru saja datang itu. Tiba tiba semerbak wangi parfum yang familiar menyapa indera penciumannya.

Orang yang baru saja datang itu melambaikan tangannya dihadapan wajah Brian, memastikan bahwa seseorang yang sedang terbaring itu belum sadarkan diri

Huh~

Tuk..

Krrssk..

Orang itu menaruh susu pisang yang dibawanya diatas nakas, tepat disamping tempat tidur dimana Brian terbaring. Kemudian berbalik hendak meninggalkan Brian kembali

Seseorang yang datang itu langsung menoleh ke arah Brian, kala merasakan sebuah tangan baru saja menggenggam pergelangan tangannya. Lelaki manis itu menatap lengannya yang Brian genggam, lalu berpindah pada mata Brian yang sedang menatapnya sambil tersenyum

“lo harus tanggung jawab, gua pingsan gara gara lo”

Dowoon mengernyitkan dahinya, gara gara dirinya katanya?

Lelaki manis itu melepaskan tangan Brian yang menggenggam salah satu tangannya, lalu ia pergi begitu saja dari ruang kesehatan. Dibalik punggung Dowoon, Brian tersenyum


~~

“Dowoon oppa!”

Dowoon terus saja berjalan dengan headphone yang menutupi kedua telinganya. Namun seseorang yang baru saja memanggilnya itu menghampirinya kemudian menggenggam lengannya

When You Love Someone || BriWoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang