3

2.2K 330 25
                                    


Dowoon menurunkan ponselnya, lalu menatap benda persegi itu dengan kernyitan di dahinya. Apa jaman sekarang memang masih banyak orang iseng? Lelaki manis itu menghela nafas kecil, lalu merebahkan dirinya pada kursi taman yang sedang ia duduki sebelumnya

Karena itulah aktifitas favoritenya, dimanapun ia berada

~~

Brian melayangkan satu jitakan pada kepala Jae, menatap lelaki yang biasa ia panggil ayam tersebut dengan tatapan gemas dan kesal. Apa mungkin yang dihubunginya tadi itu adalah seseorang yang sahabatnya itu sukai? –fikirnya

“lo mah ah, malah ngegombal bukannya to the point! Gua bilangin Wonpil tau rasa lo!”

Brian berlalu ke kamar mandi setelahnya, Jae melayangkan bantal yang ada didekatnya pada Brian, dan tepat mengenai kepala lelaki bernama Brian itu

“berani lo bilang, gua gakan bantuin lo kenalan sama temen gua itu!”

Tubuh Brian seketika menegang, lelaki itu langsung berbalik dengan senyuman terpaksa yang terukir di bibirnya dan kedua telapak tangan yang terkatup

“plis, gua gakan bilang apa apa kok sama Wonpil. Ya ya ya? Ayolah Jae, gua gamau diomelin nyokap lagi”

“sono mandi! Lo bau!” usir Jae

~~

“Dowoon!”

Merasa seseorang memanggilnya, lelaki manis itu membuka headphone nya lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar –mencari arah sumber suara

Jae melambaikan tangannya dari arah gerbang sekolah, lelaki berkacamata itu berlari menghampiri Dowoon dan langsung merangkulnya, so akrab

Dowoon mengerlingkan matanya malas, ia paling tidak suka dengan orang yang so akrab seperti ini. Tangannya ia bawa untuk memasang headphonenya kembali, namun Jae malah menariknya, mencegah lelaki manis itu untuk menggunakan headphone. Ia berdecak malas, lalu melirik lelaki berkacamata disampingnya

“gua yang semalem nelepon lo, masa lupa sama ciri ciri yang gua kasih, sih” celetuk Jae, tanpa menatap lelaki manis yang sedang ia rangkul itu

“lo baru nelpon gua sekali, dan kita sama sekali belum deket. Gausah so akrab, gua gasuka”

Si lelaki manis lantas melepaskan rangkulan Jae, dan berjalan lebih cepat untuk mendahului si lelaki berkacamata itu. Sedangkan yang ditinggalkan, ia bertolak pinggang sembari menggelengkan pelan kepalanya.

“tungguin dong! Barengan!” teriak Jae, dengan kaki yang ia bawa lari kembali menghampiri Dowoon. Walau kini tak merangkulnya seperti sebelumnya

Seorang gadis tiba tiba menghalangi jalan Jae dan Dowoon. Kedua lelaki itu menatap si gadis bingung, sedangkan yang ditatap hanya menundukan kepalanya dan memainkan jari jarinya

“minggir” ucap Dowoon dingin

Si gadis malah menggelengkan kepalanya. Dowoon menghela nafasnya berat

“gua males berurusan sama siapapun yang gak bawa untung buat gua. Minggir” lanjutnya dengan penuh tekanan pada setiap kata

Atensi Jae jadi teralih pada Dowoon, lelaki kurus itu tiba tiba bergidik ngeri kala mendengar ucapan terakhir Dowoon

“mau sampe kapan lo hindarin gua? Lo bahkan gapernah kasih gua kesempatan!” bentak gadis itu

When You Love Someone || BriWoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang