9

544 20 0
                                    

"Hallo Yang, maaf ya Mas gak bisa jemput. Mas harus ke kampus ini udah ditunggu ada berkas yang masih harus di kumpulin."

"Assalammualaikum Mas." Adeeva mendengus karna Aabir terus-terusan bicara padahal belum salam. Dan ini sudah dilakukannya beberapa kali.

"Eh maaf Yang, walaikumsalam. Adek  gapapa Mas ga jemput?" Sesal Aabir diseberang telepon.

"Gapapa Mas. Adek naik ojek online aja kalau gitu."

"Jangan Yang, diluar gerimis. Kamu naik taksi online aja ya. Mas pesenin biar pake go-pay nya Mas.

"Iyaiya Mas bawel. Adeeva tunggu ya. Udah agak telat nih Adek."

"Iya sabar ya. Yowis Mas tutup ya. Assalammualaikum."

Sudah beberapa minggu ini Aabir jarang mengantar dan jemput Adeeva. Karena dia sedang sibuk mempersiapkan akreditasi di jurusannya. Hanya sesekali Aabir bisa menjemput Adeeva pulang. Itupun jika jam pulang Adeeva yang sangat sore menyamai jam pulang kerja Aabir yang saat ini sedang tak tentu jamnya.

"Yah, Bun. Adek duluan ya. Udah telat ini." Adeeva pamit pada Ayah dan Bundanya.

"Loh dek, Masmu ga masuk dulu?" Tanya Ayah Adeeva.

"Gak Yah, lah wong Adek ga dijemput Mas. Mas sibuk akreditasi. Ade dijemput taksi online." Kekeh Adeeva.

"Hoalah. Gak bareng Ayah aja?"

"Gak ah. Wong ayahnya aja masih belum mandi. Mau berangkat jam berapa. Nanti yang ada adek gak ke absen Yah."

"Hoalah yowis. Hati-hati dek."

"Iya Yah. Yowis adek berangkat ya. Assalammualaikum." Adeeva mencium tangan ayah dan bundanya.

***
"Assalammualaikum, Yang? Kamu udah sampe sekolah?" Tanya Aabir di sebrang sana.

"Walaikumsalam, udah Mas. Ini Adeeva udah mau masuk kelas. Makasih Mas kiriman taksinya. Hehe"

"Samasama dek. Yang penting kamu aman. Yasudah semangat ngajar ya dek kesayangannya Mas."

"Nggeh Mas. Selamat akreditasi juga. Jangan lupa makan Mas."

"Nggeh sayang. Ya sudah mas tutup ya. Assalammualaikum."

"Walaikumsalam." Adeeva lantas tersenyum karna pasalnya Aabir sangat perhatian dan menyayanginya. Dan Adeeva selalu berharap ada keajaiban dari Allah agar ia dan Aabir bisa segera menikah.

***
"Bu Adeeva." Panggil Bu Yayu. Saat itu Adeeva sedang berjalan menuju kelas X Mia2. Bu Yayu tergesa menyusul Adeeva yang sedang menunggunya karna merasa terpanggil.

"Eh iya Bu." Adeeva memamerkan senyuman yang amat manis.

"Bu, saya perhatikan akhir-akhir ini ibu udah gak di antar jemput calon suami nya ya." Bu Yayu langsung mencecar pertanyaan yang menurut Adeeva itu sudah termasuk mengusik privasinya.

Dengan malaspun Adeeva tetap menjawabnya. Karna tak baik jika tidak dijawab akan mempengaruhi keamanan Adeeva di sekolah.

"Eh iya Bu. Mas Aabir lagi sibuk akreditasi."

"Emang Masmu kerja dimana?"

"Dosen bu Alhamdulillah."

"Wahh hebat yaa. Saya kira Bu Adeeva udah putus makanya jarang liat diantar jemput kaya waktu itu."

"Kalo putus kan bisa ada kesempatan untuk Pak Bagas. Tapi sih menurut saya sebelum janur kuning melengkung sih yaa sah sah aja hahaha."

"Sudah sampai saya duluan ya Bu. Mari."

"Astagfirullah ini mulutnya Ya Allah." Gumam Adeeva dalam hati.

Adeeva hanya membalasnya dengan senyuman dan langsung masuk kelas karna sudah sampai di depan kelas X Mia2.

***


Waiting MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang