17

656 16 0
                                    

"Bunda... Ade berangkat dulu ya." Adeeva buru-buru pamit pada Bundanya. Karna ia takut keburu Aabir datang menjemputnya.

"Loh masih pagi dek masih jam setengah 6 loh tumben?" Bunda Fatimah mengerutkan keningnya heran.

"Iya Ade ada tugas dari sekolah Bun." Alibi Deeva agar bundanya tidak curiga akan niatnya menjauhi Aabir.

"Yowis sarapan dulu tapi ini Dek." Perintah Bunda Fatimah.

"Mmmm ga usah Bun, susu aja ya. Gojek Ade udah nunggu di depan. Udah telat." Adeeva minum susu dengan tergesa-gesa.

"Yowis yowis pelan-pelan atuh nanti keselek."

"Hehe maaf Bun. Ade berangkat ya. Assalammualaikum." Adeeva mencium tangan Bundanya tak lupa juga pipi kanan dan kirinya.

"Loh si Ade udah berangkat jam segini Bun?" Tanya Ayah seraya melihat jam dinding yang berada di dekatnya.

"Eh Yah ngagetin aja. Iya ada tugas dari sekolah katanya. Yu Yah sarapan." Ayah dan Bunda pun sarapan tanpa ada suara kecuali denting sendok yang bercengkrama dengan piring.

****
"Lho emang adek ga bilang Mas kalau berangkat duluan?" Tanya Bunda heran. Ya saat ini Aabir sedang berada di rumah Adeeva untuk menjemputnya dan menanyakan kemana seharian kemarin tidak ada kabar apapun.

"Ngga Bun. Seharian kemarin ga ada kabar apapun dari Ade. Mas juga bingung kenapa. Terakhir ketemu juga baik-baik aja Bun." Aabir heran kenapa Adeeva jadi seperti menjauhinya.

"Ade juga ga ada cerita apa-apa sama Bunda. Jadi Bunda juga ga tau. Kirain Bunda ade baik-baik aja."

"Ya sudah Bun, nanti Mas temuin Ade sekalian jemput pulang aja. Kalau gitu Mas langsung ke kampus aja ya Bun." Aabir berpamitan pada Bunda.

"Iya Mas. Hati-hati yaa. Kalau ada masalah selesaikan baik-baik ya Mas. Ade ga bisa dikerasi anaknya." Nasihat Bunda Fatimah.

"Nggeh Bun, assalammualaikum." Aabir mencium tangan Bunda Fatimah.

"Walaikumsalam." Jawab Bunda Fatimah.

***
"Sebelum kita belajar marilah kita berdoa dalam hati. Berdoa mulai." Pimpin Arisa ketua kelas X IPA 1. Seluruh siswa kelas IPA 1 pun menunduk untuk berdoa sebelum memulai aktifitasnya.

"Baik anak-anak materi kita hari ini adalah puisi. Sebelum ibu menjelaskan ada yang tau apa itu puisi?" Tanya Deeva pada siswa kelas X IPA 1.

"Saya Bu!" Seru Arisa.

"Ya Arisa. Apa yang dimaksud puisi?" Tanya Adeeva kembali.

"Puisi itu karya sastra yang bahasanya indah dan bermakna." Jawan Arisa penuh dengan kepercayaan dirinya.

"Ya betul pintar Arisa. Ada lagi yang mau melengkapi?" Tanya Adeeva kembali.

"Saya Bu!" Seru Kevin salah satu siswa cerdas tapi dingin di kelas itu.

"Ya Kevin silahkan jelaskan apa yang dimaksud puisi?"

"Puisi adalah karya sastra yang terikat oleh irama, rima serta bait. Dan juga bahasa yang digunakan dalam puisi biasanya terlihat indah dan bermakna." Jawab Kevin tak kalah percaya diri.

"Ya baik keduanya benar namun Kevin lebih lengkap menjawab. Ya Ibu kasih 1 bintang masing-masing untuk Arisa dan Kevin. Silahkan ambil." Perintah Adeeva. Ya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa dan keaktifan siswa Adeeva akan selalu memberi reward kepada siapapun siswa nya yang berani dan percaya diri. Yaitu dalam bentuk origami berbentuk bintang yang ditandatangani olehnya. Diakhir semester bintang itu bisa ditukar dengan tambahan nilai.

Setelah itupun Adeeva menjelaskan materi tentang puisi dengan jelas hingga seluruh siswanya paham. Setelah itu untuk menghabiskan waktu beberapa menit menuju bel istirahat Adeeva memberi tugas agar siswanya dapat membuat karya puisi dengan tema bebas.

"Ya baik nak tugas untuk hari ini buatlah 1 karya puisi dengan tema bebas!" Perintah Adeeva.

"Dikerjain dibuku atau di kertas satu lembar Bu?" Tanya Dera salah satu siswa teraktif di kelas.

"Di buku saja. Nanti kalau sudah merasa puas kalian pindahkan pada kertas HVS lalu dibuat sekreatif mungkin."

"Baik bu." Seluruh siswapun dengan serius membuat karya puisi masing-masing. Ada satu siswa yang daritadi membuat penasaran Adeeva untuk bertanya.

"Erga...kenapa kamu tidak mengerjakan?"

"Saya bingung Bu. Mau ambil tema apa. Karna kalo tema cinta saya bosen. Tiap hari saya bikin puisi tentang cinta buat seseorang yang saya cintai di kelas sebelah." Dengan entengnya Erga menjawab tanpa malu. Tak heran jika seluruh temannya tertawa terbahak membuat ruangan kelas itu berisik dan ribut.

"Anjay."

"Bucin anjir."

"Anjir beranian dia."

"Wagelasih parah."

"Mampus."

Sedangkan Adeeva hanya memutar bola matanya jengah menghadapi 1 murid dari sekian banyak murid seperti Erga. Deeva tidak akan pernah memarahinya karna itu akan membuat kepalanya pecah. Ia akan mendiamkan murid seperti itu. Hingga pada akhirnya dia meminta maaf dengan sendirinya.

****
"Bu Adeeva gak di jemput?" Tanya Pak Bagas. Ya masih ingatkan dia yang katanya suka sama Deeva. Tapi cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Eh Iya Pak. Saya naik gojek."

"Mau bareng saya gak?" Pak Bagas menawari. Sebelum janur kuning melengkung mah hajar.

"Oh makasih Pak ga usah. Saya udah pesan gojek." Tolak Adeeva. Saat Adeeva sedang berdiri menunggu ojek onlinenya tiba-tiba ada yang memanggilnya.

"Dek...." Ya sesuai janjinya tadi pada Bunda. Aabir menjemput Adeeva tepat saat Adeeva sedang berdiri berdua dengan Bagas.

"Eh Mas..." Adeeva pun menghampiri Aabir.

"Pulang sama Mas ya."

"Ga usah Mas. Deeva udah p7esen gojek." Tolak Adeeva halus.

"Cancel. Ada yang ingin Mas bicarakan dek. Jangan kaya gini. Kalau Mas udah ke sini terus dia liat kamu malah naik ojek dia bakalan kesenengan. Kamu mau?" Ucap Aabir agak dingin. Yang dimaksud dia itu adalah Bagas yang sedari tadi memperhatikannya.

"I....iya udah Mas." Akhirnya Adeeva pun pasrah dan memasuki mobil Aabir dengan wajah lesu.

Waiting MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang