10

677 17 0
                                    

Pesan Whatsapp
Me : Assalammualaikum, Mas?
Masku 💕 : Walaikumsalam, kenapa Yang?
Me : Masih dimana Mas? Sudah makan?
Masku 💕 : Masih di kampus nih dek, udah tadi sehabis dzuhuran. Kamu masih di sekolah? Udah makan? Minum vitamin?
Me : Masih di sekolah Mas. Sudah barusan.
Masku 💕 : Vitaminnya jangan lupa lho dek. Mas jemput yaa. Tunggu sebentar lagi Mas jalan.
Me : Iya mas udah. Nggeh Mas Adek tunggu 💕💕

"Alhamdulillah akhirnya mas bisa jemput jadi gak dikira putus lagi deh." Gumam Adeeva dalam hati.

***
"Assalammualaikum, permisi Pak. Saya mau jemput Bu Adeeva."

"Walaikumsalam. Oh iya ada di ruang guru. Sebentar saya panggilkan dulu."

Aabir hanya mengangguk sambil tersenyum. "Tumben cepet biasanya nanya-nanya." Gumam Aabir.

-
"Makasih Pak. Kami duluan ya." Ucap Adeeva pada Pak Bagas. Ternyata hari itu yang jaga piket kebetulan Pak Bagas. Orang yang diam-diam menyukai Adeeva.

"Hati-hati Bu." Adeeva dan Aabir hanya tersenyum.

***
"Mas?" Panggil Adeeva membuka suasana hening.

"Iya sayang." Aabir masih terfokus mengendarai mobilnya.

"Adeeva lega Mas bisa jemput lagi."

"Maafin Mas dek. Mas akhir-akhir ini sibuk. Yang ini selesai yang itu nunggu dikerjain."

"Gapapa Pak Dosen." Kekeh Adeeva.

"Kenapa dek? Ada masalah?" Begini nihh suka nya Adeeva sama Aabir. Terlalu peka.

"Kalo Adeeva jujur. Mas marah ga?" Tanya Adeeva takut-takut.

"Ngga Yang, malah kalau Adek bohong Mas malah tambah marah."

"Kemarin, udah lama sih. Guru-guru nyangka Adek putus sama Mas. Karna Mas udah jarang antar jemput Adek." Jujur Adeeva takut-takut.

"Astagfirullah Yang, ngomongnya ya Allah. Terus Adek jawab apa?"

"Ya Adek bilang alhamdulillah masih. Masnya lagi sibuk akreditasi, ya gitu. Terus Adeeva ga banyak omong langsung melengos ke kelas. Mereka mau jodohin Adeeva sama yang tadi."

"Loh loh, apa urusan mereka dek. Mas sakit hati loh dek."

"Adeeva juga bingung. Kerjaan mereka tuh ya gitu. Padahal masih banyak kerjaan lain."

"Gak bisa dibiarin dek. Mulai besok Mas antar jemput lagi deh. Kerjaan Mas udah ga numpuk sih."

"Serius Mas? Akhirnyaaa."

"Dua rius malah. Hehehe" Aabir terkekeh seraya mengelus lembut kepala Adeeva.

***

Sebenarnya Aabir dan Adeeva tidak mau terlalu lama untuk pacaran. Namun mau bagaimana lagi. Orang tua Aabir belum mengijinkan anak lelakinya untuk menikah mendahului kakak perempuannya. Menurut budayanya sih katanya kalau diduluin nikah apalagi sama adik laki-laki, malah akan tambah susah lagi mendapatkan jodohnya. Padahalkan jodoh itu atas kuasaNya. Entahlah Aabir akan selalu nurut sama Ibu dan Bapaknya.

Walaupun begitu. Ibu Ratih ibunya Aabir sangat menyukai Adeeva. Pasalnya Adeeva adalah menantu idamannya. Sudah cantik baik sholehah lagi. Begitupun Bapak Ridho Kamayel. Bahkan sayangnya pada Adeeva melebihi sayangnya pada Aabir. Haha

"Bir, sudah lama ibu ga ketemu Adekmu. Kapan mau diajak ke sini? Ibu rindu."

"Jangan rindu bu berat." Canda Aabir

"Opo toh dek, ibu serius ko kamu malah bercanda. Kapan Mas?"

"Nanti buk, kalo Aabir ga sibuk Adeeva juga ga sibuk nanti Mas ajak main lagi ke sini."

"Deeva pernah ngambek buk."

"Lho kenapa?"

"Pengen cepet dinikahin buk, hahaha" Aabir terkekeh.

"Bisanya kamu aja itu. Udah ngebet." Ibu Ratih mencebik.

"Mas serius buk, Deeva sering ditanyain begitu sama rekannya. Malah Deeva dijodohin sama rekannya gitu lho buk. Ibu ngertikan?"

"Ibu paham Mas, tapi cobalah kamu jaga perasaan Mbakmu. Tunggu sebentar lagi ya Mas. Maafin Ibu. Ibu khawatir Mas." Wajah Ibu Ratih mulai berubah sendu.

"Nggeh Buk, apapun yang terbaik. Mas doakan Mbak segera bertemu dengan jodohnya. Biar Mas bisa nikahin Deeva. Biar Deeva ga digondol orang." Canda Aabir menghangatkan suasana.

"Kamu tho Mas. Calon istrimu itu bukan beras." Ibu Ratis sudah mulai bisa tersenyum lagi.

"Maafin ibu nak. Tunggu sebentar lagi. Anggap saja ini ujianmu dan deeva." Gumam Bu Ratih.

"Yowis Mas, makan malem dulu toh. Panggil Ayah dan Mbakmu. Ibu udah masak banyak lho ini."

"Nggeh Ibukuuu." Aabir berdiri dari sofa seraya mencuri cium pipi Bu Ratih. Bu Ratihpun hanya bisa geleng-geleng kepala.

***

Waiting MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang