|19♥|. SERENDIPITY

13.8K 504 80
                                    

"David, ayo kejar aku"

Jisoo berlarian diatas padang rumput sambil melambaikan tangan kearah bocah laki-laki bernama David yang langsung mengejarnya sambil tertawa riang.

Mereka tampak bahagia. Saking bahagianya, siapapun akan menganggap mereka sepasang ibu dan anak dalam keluarga harmonis.

Namun nyatanya tidak begitu, Kim Jisoo bukan ibu dari David Lee. Bukan siapa-siapa.

"Eomma, aku menangkapmu"

Walaupun David memanggilnya 'eomma', menyayangi dan menganggapnya sebagai ibu kandung. Begitupula Jisoo, yang menganggap David seperti darah dagingnya sendiri. Sekalipun ia belum pernah mengandung dan melahirkan.

"Haha, kau memang anak pintar"

Jisoo membelai rambut David penuh kasih sayang, membuat bocah berusia 4 tahun itu semakin mengeratkan pelukannya pada kedua kaki Jisoo.



























Kira-kira sudah satu tahun lebih Jisoo mendalami peran sebagai ibu palsu David sekaligus istri palsu Lee Taeyong-- duda muda yang memiliki segalanya.

Semuanya berawal pada suatu malam, di sebuah klub malam tersohor. Taeyong datang sebagai pelanggan, sementara Jisoo baru memulai bekerja sebagai penari striptis disana.

Entah apa yang ada dalam benak Taeyong saat melihat Jisoo kala itu, sampai-sampai memutuskan untuk mendatanginya di belakang panggung. Jisoo sempat menyangka Taeyong ingin menjadikannya teman tidur, dan jika iya___ Jisoo siap menolak mentah-mentah. Namun nyatanya Taeyong tidak berniat melakukan hal tersebut.

"Siapa namamu?"

"Kim Jisoo"

"Ini pertama kalinya aku melihatmu, apa kau orang baru disini?"

Jisoo menatap Taeyong dengan kerutan di kening. Gadis ini heran mengapa pria tampan yang pastinya kaya raya seperti Taeyong tertarik untuk mengetahui sesuatu tentangnya? Apa tujuannya?

"Ya, tapi tolong jangan samakan aku dengan jalang-jalang yang ada disini. Jika bukan karena terpaksa, aku tidak akan sudi bekerja di tempat kotor yang bodohnya digunakan manusia sebagai tempat hiburan"ucap Jisoo skeptis.

Kala itu Jisoo memang masih sangat naif dan menjunjung tinggi harga diri. Seperti yang ia katakan, bekerja menjadi penari striptis bukanlah keinginannya. Itu semata-mata karena terpaksa, terdesak oleh hutang menumpuk orangtuanya yang tiba-tiba kabur entah kemana. Rentenir silir berganti mendatangi Jisoo, mengancam akan membunuhnya jika tidak bisa melunasi hutang-hutang tersebut dalam jangka waktu satu minggu.

Bagi Jisoo, menjadi penari striptis jauh lebih baik dibanding menjadi PSK.

"Berapa gajimu semalam?"

"500 ribu"

"Bekerjalah denganku. Aku akan memberimu gaji 1,5 juta perhari"

Jisoo ternganga.

"Jangan bercanda, aku tidak akan sudi menjadi budak sex-mu!"

"Aku memang tidak mempekerjakanmu untuk itu"

"Lalu?"

"Kau hanya perlu berpura-pura menjadi istriku sekaligus ibu dari anakku"

"Huh?"

Sedetik Jisoo terbengong, sedetik kemudian Jisoo tertawa terbahak-bahak.

"Tuan, sepertinya kau sedang mabuk berat. Silahkan kembali ke area-mu dan jangan membuang-buang waktuku!"

• TRACK •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang