19

1.5K 48 0
                                    

Kulepaskan Dia
.
.
.
.
.
.
.

Lupakan mereka, omong kosong dan cacian tak berirama. 
Kita hidup di tengah masyarakat yang menjilati drama.
Tapi kita tahu, bahwa melankolis, kontradiksi dan ironi adalah akar yang menancap dalam pencarian kehidupan yang fana.
Mengeja jawaban yang dianggap anomie pencipta nostalgia.

Kita tidak butuh skenario, tidak juga bertanya.

Mungkin benar, kita tidak hidup selamanya. Tapi kita dan saat ini adalah keabadian, seperti Carpe Diem yang menelan abstraksi masa depan, matahari yang memberi tanda bahwa gelap akan segera jatuh, dan angin yang meniup aksara.

Lupakan segala kebingungan dari kegelisahan tentang makna.
Lupakan mereka sebelum helaan nafas terasa berat, bergumam, sebelum kedipan terakhir dari mata yang menerima duka. 
Teruslah berjalan, apa adanya.

Kita tidak akan baik-baik saja, tapi, kehidupan adalah sebuah jaringan yang memberitahu bahwa kita tidaklah sendirian di ujung semesta.
Teruslah berjalan sampai Allah mengatakan waktunya untuk berhenti.



🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂




"Ayolah , naiklah keatas sini.. "

Seorang gadis berambut pirang dengan pakaian mini dan ketat tersenyum saat salah satu temannya menunjuk dirinya lalu meneriakinya untuk naik ke atas panggung..

Dengan senyum lebar dan percaya diri, ia berjalan berlenggak-lenggok menuju panggung tersebut..

Disana mereka tidak sendiri, setidaknya terdapat puluhan muda mudi yang juga tengah asik dengan dentuman suara keras ditempat minim penerangan itu..

Semua pria bersiul gembira dan menatap aneh pada gadis pirang itu saat kaki putih jenjangnnya itu ia gunakan untuk menarik perhatian mereka..

Mengenakan pakain serba kurang dan suasana panas diruang sempit itu, mereka nampak sangat menikmati setiap detiknya..

Gadis pirang itu menari sangat erotis dan vulgar setelah sampai diatas panggung.. Bahkan bau alkohol begitu menyengat diantara mereka..

Senyum gadis itu melebar saat matanya melihat kearah seorang pemuda tampan berjalan dengan senyum kearahnya

"Kau sangat cantik malam ini" puji pemuda itu dengan tangan nya yang telah berada di wajah gadis itu..

Gadis itu sangat senang, ia memeluk pria itu erat dan mengajaknya larut dalam tarian erotisnya

Semua pria bersorak begitu juga dengan gadis yang kondisinya tak jauh berbeda dari si pirang itu..

"Aku mencintaimu.. " ujar si pirang tepat di dekat telinga pemuda itu

"Aku juga mencintaimu. NAIRA.. "

Nafas nya tersengal dengan begitu banyak keringat bercucuran disekitar dahinya,..
Naira terlihat meneteskan air matanya dengan wajah yang aukit dijelaskan..  Lalu tak lama kemudian ia mulai menangis lalu benar-benar menangis dalam diam..

Air matanya menetes begitu banyak mengingat mimpi buruk yang baru saja ia alami.. Naira memeluk erat lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara kedua lutut itu..

Bahunya naik turun seiring isakan nya yang makin dalam, namun dengan segala upaya ia berusaha untuk tidak mengeluarkan suara sekecil apapun..

Setelah beberapa menit berselang, Naira mengangkat kepalanya dan melirik pada jam gantung biru didepannya.. Pukul 03.15, lalu kemudian mengalihkan perhatiannya pada sosok gadis yang tengah tidur disebelahnya..

Kulepaskan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang