Kulepaskan Dia

32

Menguburnya bukan berarti hal itu tak pernah ada .. Atau melupakan bukanlah sebuah proses singkat yang mudah dan gampang..

Terkadang hanya beberapa kilasan mengenai mereka akan membuat semua yang terlupakan kembali merangkak naik mengisi ingatan dengan penuh rasa kesakitan.

Hanya beberapa kata dari mereka yang bermaksud ingin menarik mu kembali membuatmu terus terpuruk. Merasa bahwa dirimu masih bagian dari mereka. Yang tidak akan pernah bisa lepas, karena masa lalu itu memang milikmu saat itu..

Dirimu merasa bahwa masa lalu itu terus melekat dan terus menjadi Citra dirimu di hingga kini..

Kulepaskan Dia
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka sampai di tempat itu setelah melakukan perjalanan yang lumayan jauh, sekitar 3 jam.

Hari sudah hampir petang saat mereka sampai di sana. Sebuah komplek perumahan yang terbilang cukup elit.

"Kita cari masjid dulu ya, udah mau Ashar soalnya. " Pinta Kirana.

"Eh iya. Ya udah kalo gitu".

Pukul 15.52 ponsel Kirana bergetar, sebuah notifikasi pesan masuk tertera di layarnya.

"(Komplek B no 123)"

begitulah isi pesan dari nomor tak di kenal itu.

Kirana mengerti maksud dari isi pesan tersebut. Mengarah pada sebuah alamat lengkap.
"Jalan Pilathes Khayang no 13. Komplek B no 123" gumam Kirana pelan..

"Aku dapatkan alamat lengkap nya. " ujar Kirana

"Kita akan cari dimana itu. Sebelumnya lebih baik kita sholat dulu. Siapa tau Allah berikan petunjuk"

Kirana menganggukkan kepala lalu mereka pergi dari sana. Mencari sebuah masjid terdekat.

...

Beberapa hari lagi ia akan berulang tahun. Aku tau ia tak perlu kado mewah atau pesta perayaan apapun. Dia hanya ingin di akui. Di akui perubahannya selama ini. Diakui bahwa ia bukan dirinya yang dulu.

Aku tidak tau apakah itu bisa ia dapatkan di hari ulang tahunnya nanti? Atau malah akan membuatnya terus terikat dengan indentitas buruk masa lalunya..

Pria itu kembali. Tentu saja itu sangat mengguncang kedamaian nya selama ini. Dia yang berusaha menggunting dan memotong tali kekang dari masa lalu nya yang bahkan entah sampai kapan akan terus membelit tubuh dan identitas nya.

Satu-satunya cara adalah cari tau alasan kenapa tali itu terus membayangi dirinya bahkan hingga saat ini. Mencari tau alasan kenapa dia terus melihat sebuah kekang di identitas nya yang sekarang..

Ting..

("Kamu sudah selesai? ")

Ting.

("Kamu masih lama? ")

Ting..

(Aku tunggu di depan ")