15

2K 64 0
                                    

Kulepaskan Dia.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Takdir?

Sejagad malam kini bertabur Bintang. Titik-titik cahaya itu berpendar, setidaknya malam ini tidak hanya hitam..

Jangan bertanya kenapa untuk semua yang terjadi, karena jawaban itu kau sendiri yang tau..

Sang Pencipta, tak kan pernah sembarang mencocokkan potongan hati manusia.. Semuanya miliki celah yang berbeda, dan entah potongan mana yang cocok untuk tutupi celah itu..

Tak peduli darimana dirimu berasal atau bagaimana masa lalumu.. Masih ada waktu untuk perbaiki semua itu,..
Percayalah, pilihan yang kau ambil ini bukan keputusan yang salah..

....

Kulepaskan Dia
.
.
.
.
.
.
.
.

Langit mulai menguning, sinar jingga itu mulai merambat dari ufuk barat.. Burung-burung terbang rendah memadati lagit sore, kembali dari pemburuannya...

Naira dan Azizah.. Kedua gadis itu kini tengah duduk santai dibangku taman disudut kota.. Mereka seolah sehati dalam setiap kata yang mereka rasakan..

"Saya tidak tau.. Apakah saya harus menerima lamaran Iqbal atau tidak? " Azizah membuka pembicaraan..

Meski itu sebuah percakapan, tapi sepertinya mereka larut dalam lamunan masing-masing...

"Kau wanita baik-baik, Azizah.. Allah hanya akan pertemukan kau dengan pria yang baik pula.. " jawab Naira sendu

Azizah mengalihkan pandangannya pada wajah sendu sahabat baiknya itu.. Terbesit rasa khawatir didalam dirinya saat pria sebaik Iqbal dengan berani meminang dirinya yang hanya gadis biasa..

Mungkin bagi wanita lain, akan dengan muda menerima lamaran itu.. Berasal dari keluarga terpandang, berilmu serta akhlakul karimah... Tapi tidak dengan dirinya, masih dengan egoisnya memikirkan dirinya sendiri..

"Kau tau Naira, Iqbal berasal dari keluarga terpandang.. Ayahnya seorang Imam besar di negara kita ini.. Saya hanya merasa ,takut.. "

Naira tersenyum, ia mengerti.. Sangat mengerti, kekhawatiran itu, rasa takut itu.. Sahabatnya itu merasakan semuanya..

Dengan wajah hangatnya, Naira menggenggam erat telapak tangan Azizah..

"Percaya pada dirimu sendiri.. Mungkin itu cara Allah untuk memberi sebuah hadiah untukmu. Untuk semua kesulitan yang telah kau lewati.. " ujar Naira menguatkan

"Hanya saja, aku merasa tak pantas untuk menjadi pendampingnya.. "
Azizah masih saja larut dalam ketakutannya

"Kau pantas,.. Iqbal beruntung dapatkan dirimu Azizah.. Dia beruntung bisa bertemu denganmu, saya yakin ia tak akan pernah menyesal.. Percaya pada Allah, serahkan semua pada-Nya" ..

... Setidaknya saya masih percaya pada ketetetapan Allah. Pasti ada hadiah yang Dia persiapkan untuk saya..

"Lalu bagaimana denganmu, Naira?" tanya Azizah

"Saya? Insya allah jika telah temukan hati yang tepat.. Kelak akan datang pria terbaik yang Allah kirim untuk saya.." Naira menatap langit yang mulai menggelap

....

2 tahun silam..

Saat itu sedang gerimis, entah kenapa saya harus berjalan kaki saat cuaca sedang tidak baik.. Dengan membawa beberapa makanan ringan untuk ibu dirumah juga Risky, adikku..

Kulepaskan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang