17

1.7K 55 0
                                    

Kulepaskan Dia
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bersabarlah..
Bila ini bukan masanya..
Bila ini bukan saatnya..
Biarlah jarak yang menjadi zirahmu dari dosa..
Pisahkan saja, kelak akan ada yang Allah dekatkan dengan segala keteguhan dan keberanian memintamu menjadi pelengkap separuh agamanya.."


Semalam...
Azizah mendapatkan pesan dari Iqbal bahwa lusa dirinya dan kedua orang tuanya akan berkunjung kerumahnya..

Awalnya Azizah merasa bersemangat dengan itu, untuk beberapa saat Azizah merasa sangat senang. Kata-kata Iqbal beberapa bulan yang lalu kini terwujud..

Jangan salah sangka, Azizah bukannya memiliki hubungan spesial dengan Iqbal sebelum mereka halal..

Azizah tidak pernah memaksa Iqbal untuk serius dengannya, hanya saja prinsip Azizah seperti itu, seorang gadis tidak seharusnya berharap terlalu lebih pada seorang pria untuk serius padanya..

Cukup diam dan perbaiki diri.. Jangan simpan seseorang didalam hatimu, jika kau benar-benar mencintainya, cukup simpan dia dalam doamu.. Terus sebut namanya dalam doamu, dengan harapan ia bisa menjadi sebagian pelengkap agamamu..

"Alhamdulillah.. Saya ikut senang dengan kabar itu, semoga semuanya diperlancar.." ujar Naira

Azizah memang menelpon Naira untuk membagi kebahagiaannya itu.. Dan dengan sangat antusias Naira menanggapi hal itu

"Terima kasih. Saya tidak tau harus bercerita pada siapa dan kamu satu-satunya orang yang saya percaya.. "

"Lalu bagimana dengan Ibumu.. Kamu sudah memberitahunya? " tanya Naira

"Sudah, dan Ummi sangat senang sekaligus khawatir.. " jawab Azizah lirih

"Kenapa? "

"Sejak dua tahun yang lalu, Ummi sudah terlalu sering mendengar rumor buruk tentang saya. Belum lagi kedatangan Iqbal beberapa waktu yang lalu membuat Ummi harus mendengar celoteh warga tentang saya.. " Azizah bercerita dengan suara bergetar.. Sepertinya gadis muda itu mulai menangis..

Azizah bisa disebut sebagai gadis yang kuat.. Sejak kecil Azizah tak pernah mengeluh dengan kesusahan yang ia jalani..

Baginya, ia sudah hidup dengan penuh keberuntungan.. Meski hidup tanpa seorang Ayah, Azizah tetap tumbuh menjadi gadis yang baik akhlaknya..

"Izah.. " panggil Naira saat suara Azizah mulai tak terdengar

"Saya berusaha untuk tetap kuat agar Ummi tidak sedih. Saya hanya takut beliau harus terus mendengar semua itu diusianya yang sekarang.. " ujar Azizah

Sepertinya saat ini Azizah benar-benar sedang menangis, ia ingin semua kesedihannya itu didengar setidaknya oleh seorang Sahabat..

"Saya mengerti.. Kamu memang gadis terkuat yang pernah saya kenal, jadi berhentilah menangis dan hapus rasa khawatir dihatimu. "

Mereka memang terpisah jarak, tapi ikatan persahabatan mereka sangat kuat satu sama lain. Sehingga Naira dengan mudahnya merasakan rasa sakit yang mendera sahabatnya itu..

"Percayalah kepada Allah, yang tidak akan memberikan cobaan melebihi batas kemampuan hambanya.. Bersabarlah sedikit lagi, lalu kamu akan dapat hal terindah dalam penantianmu itu.. " sambung Naira

"Terima kasih.. Bismillah, semoga Allah selalu bersama saya saat susah sekalipun.. "

"Amin.. Ayolah, kamu jangan bersedih lagi.. Persiapkan saja dirimu.. " hibur Naira

Kulepaskan DiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang