20

34K 6.3K 3.2K
                                    

Trigger warning for mentioning child abuse.

***

Aku mengangkat telepon dari nomor Sehun, seperti yang kuduga, aku mendengar nada suara itu memanggil namaku, "Yoooojiiiiin." ungkapnya manja.

Tanganku masih memeluk dokumen yang belum sempat kubaca itu, baru saja ke luar dari kantor Psikiater Lee, "sekarang sudah jam 11. Kenapa kau belum tidur?" tanyaku mengomel.

"Aku baru bangun tahu. Dan aku rindu Yoojin."

Aku berdesis, menyuruhnya tidur seperti yang selalu kulakukan. Namun dia membantah menggunakan rengekan. Mengatakan kalau dia tidak sabar untuk segera pulang besok.

"Yoojin, setelah kupikir-pikir, Yoojin tidak usak menikah dengan Sehun ya?"

Kata-kata itu ke luar secara random dari mulutnya, membuatku teringat pada saat pertama kali dia memintaku untuk membelikannya jam tangan rolex. Dia selalu tiba-tiba dan mengatakan sesuatu layaknya tanpa latar belakang.

"???"

"Yoojin menikah denganku saja kalau aku sudah dewasa nanti."

"Aku sudah menjadi nenek-nenek ketika kau dewasa." jawabku asal. Ingin tertawa mendengar kata-kata polosnya barusan. Ya, semalam sebelum dia pergi ke Hong Kong, anak itu memang sempat memintaku menikah saja dengan Sehun bak menikah segampang memainkan mobil-mobilannya. Lalu sekarang, dia malah melarangku menikah dengan Sehun. Anak-anak memang selabil ini.

"Aku akan tetap menyayangi Yoojin walaupun Yoojin sudah nenek-nenek."

"Dasar."

"Tapi kalau Yoojin tetap mau menikah dengan Sehun juga tidak apa-apa. Aku iklas meskipun aku cemburu."

Kali ini aku tidak bisa menahan tawaku, dia lagi-lagi membuatku tertawa di kala aku lagi galau-galaunya setelah berbicara dengan Psikiater Lee.

"Tahu apa kau soal cemburu?"

"Aku sudah diajarkan Paman William soal cemburu."

"Bukankah sudah kubilang untuk tidak mendengar kata-katanya lagi? Dia itu sesat, tahu!"

"Paman William itu baik, Yoojin. Dia selalu mendengarkan ceritaku."

"Tidak usah bercerita pada Paman William, bercerita padaku saja. Aku akan lebih mendengarkanmu daripada dia."

"Yoojin cemburu ya pada Paman William? Paman William bilang cemburu itu seperti tidak suka melihat seseorang dengan orang lain. Seperti yang dilakukan Yoojin kepadaku dan Paman William."

"Tidak, untuk apa aku cemburu pada om-om tua sepertinya?" balasku asal.

"Iya," jawab Sehunie. Mengalah, dia kemudian melanjutkan, "Yoojin, aku sudah membelikan Yoojin banyak permen sebagai oleh-oleh. Yoojin tahu kan harus bilang apa kepadaku?"

"Terimakasih." jawabku malas. KENAPA MALAH DIA YANG MENGAJARKANKU DAN MENJADI SOK DEWASA?

"Pintar."

Bitter BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang