3

37.2K 6.2K 1.3K
                                    

Keesokan harinya, aku terbangun tanpa siapapun di sebelahku. Hanya aku sendiri dengan keadaan sprai di sebelahku yang berantahkan. Entah tidurku yang terlalu nyenyak, atau siapapun yang menggantikan Sehunie dalam tubuh itu terlalu pintar melarikan diri.

Sehunie biasanya tertidur lebih dulu, sementara aku akan menyaksikan bagaimana tidurnya yang tidak tenang. Kadang dia mengigau sampai berkeringat dingin. Aku pernah membangunkannya, namun dia terlalu jauh bermain di alam mimpi hingga sulit di sadarkan.

Satu hal yang hampir selalu sama tiap paginya, Sehunie yang begitu manja, merepotkan dan kekanak-kanakan itu berubah menjadi lelaki dewasa memukau yang membuat manusia-manusia sepertiku berdecak kagum.

Dia akan menjadi Oh Sehun. The core, the house, the main of the alters, you named it. Dia adalah si kepribadian utama yang akan lupa mengenai apa yang dilakukan alters-altersnya. Meskipun Sehunie alias The Baby memelukku dan mengatakan menyayangiku, ketika tubuh itu berada dalam kuasa Oh Sehun, dia tidak akan ingat apa-apa.

Makanya aku yang merupakan wanita dewasa dan normal ini harus mati-matian melawan perasaan berlebihan karena perbuatan sialan si setan kecil yang kadang menguasai tubuh lelaki setampan Oh Sehun.

Hari minggu yang cerah di mana aku menikmati hari liburku, tidak ada shift di rumah sakit pun Sehunie yang tumben-tumbenan tidak muncul di hari libur.

Aku baru pulang dari rumah Ibu di Incheon saat handphoneku berbunyi. Dari Oh Sehun, my boss.

"Halo," sapaku pada telpon yang tersambung pada tape mobil. Hal berikutnya yang terlintas di kepalaku adalah Sehunie yang baru 'bangun' dan merengek karena aku tidak ada di sekitarnya.

"Halo Yoojin. Maaf mengganggumu, tapi boleh aku minta bantuan?"

"Sehun?" tanyaku memastikan karena orang yang selalu menelponku pakai nomor telepon Sehun hanya Sehunie. Terakhir aku mendengar Oh Sehun minta bantuanku yaitu saat kami mendiskusikan kontrak kerjasama untuk mengurus altersnya. Sisanya berupa percakapan biasa yang tidak intim "Ah, aku di jalan. Kau mau minta tolong apa?" tanyaku kemudian.

"Bisakah kau mampir ke Dongyoung Fitness Club yang berada di Gangnam? Mobilku ditabrak saat parkir dan harus di bawa mobil derek."

"Baiklah, kau bisa mengirim lokasimu ke kakaotalk-ku. Mungkin 15 menit lagi aku sampai daerah Gangnam."

"Terimakasih dan maaf merepotkanmu."

Aku mengiyakan dan memutar stirku ke arah tampat Sehun berada sekarang.

Saat tiba di pick up point tempat fitness yang dia maksud, aku melihat pria berkaos putih itu keluar dari pintu transparan berlapis kaca. Dia hanya memakai celana pendek di atas lutust selain kaos putih tipis yang menampakkan bentuk dadanya yang bidang. Membuatku paham kenapa dia lebih memilih menelponku dibanding naik kendaraan umum karena bisa saja menjadi korban pelecehan wanita haus belaian.

Oh wait, bahkan otakku sekarang mulai memberikan gambaran-gambaran kotor selayaknya wanita haus belaian!

Sehun berjalan menghampiri mobilku. Bukannya langsung masuk ke bangku penumpang, dia malah membuatku menurunkan kaca dan menanyakan maksudnya, "kenapa?"

"Do you mind if I drive?" tawarnya. Aku sontak mengangguk. Entah dia peka atau memang suka menyetir, yang jelas aku memang lagi kelelahan setelah menyetir jauh dari rumah Ibuku yang berada di Incheon.

Aku langsung pindah ke tempat duduk sebelah dan duduk manis di sana sementara Sehun duduk di kursi pengemudi.

"Kau tidak bawa baju ganti?" tanyaku lagi, basa-basi agar tidak terlalu canggung.

Bitter BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang