Chapter 4

789 59 2
                                    

Sebelum kami pergi ke kantin, Chelsea sudah berpesan padaku untuk menemaninya menemui sepupunya dikelas 12-1. Violet dan Aku hanya pasrah saat Chelsea dengan kasarnya menarik tanganku hingga kami sampai di kelas 12-1.

Jujur saja, aku agak sedikit tidak enak. Mengingat ini koridor kelas 12. Aku tak mau menjadi pemberitaan di seluruh penjuru sekolahan bahwa aku terlibat masalah dengan anak kelas 12. Makanya sejak aku memasuki koridor kelas 12, aku hanya menunduk sopan sesekali menyapa kakak kelas yang tak sengaja berpapasan dengan kami.

Ternyata Chelsea sedang mengembalikan beberapa lembar uang ke seorang perempuan yang kubaca name tagnya bernama Rintan. Chelsea terlihat akrab sekali dengan perempuan itu. Aku juga sempat melirik kedalam kelas yang memang sama ramainya dengan kelasku. Hanya saja para lelakinya terlihat membawa peralatan olahraga seperti bola basket yang diputar dijari tangan dan bola kasti yang dipantulkan kearah lantai.

"Ini Kak uangnya," ucap Chelsea seraya menyerahkan beberapa lembar uang ke tangan Kak Rintan. Kak Rintan hanya mengangguk dan kembali berbalik menuju ke kelasnya.

Tapi sebelum Ia benar-benar balik, seorang perempuan dengan wajah bak malaikat datang dan menarik tangannya hingga melewati kami.

"Ada apa Jasmine?" Aku baru sadar bahwa yang baru saja menarik tangan Kak Rintan dan melewati kami begitu saja adalah sang Primadonanya sekolah ini. Tak heran memang mengingat wajahnya bak Dewi Gangga itu terukir indah diwajahnya.

"Aku mengajakmu ke kantin sebelum bel masuk berbunyi," jawab Kak Jasmine dengan penuh kesabaran.

Kak Rintan berdecak sebelum berkata, "Kenapa tak bersama Adit? Biasanya kalian selalu bersama"

"Adit sedang sibuk," jelas Kak Jasmine dengan nada penuh kekecewaan. Kak Jasmine masih menarik tangan Kak Rintan.

"Kenapa kalian tak jadi sepasang kekasih saja?" Tanya Kak Rintan dengan nada penuh menggoda. Kak Jasmine berdecak sebelum Ia menyergahnya, "Aku dan Adit hanya sahabatan dan itu selamanya"

"Tak pernah ada persahabatan yang tulus diantara laki-laki dan perempuan," goda Kak Rintan.

"Buktinya persahabatan kami," jengah Kak Jasmine. Kak Rintan hanya mendelik mendengarnya. Sepertinya Ia tak terlalu percaya dengan hubungan Kak Adit dengan sahabatnya itu.

"Ayolah Rintan, aku tak pernah menyukainya. Jika saja Ia mendapatkan seorang kekasih maka aku akan ikut senang," jelas Kak Jasmine dengan nada pasrah.

"Jika dia yang menjadi kekasih Adit?" Aku membulatkan mataku saat Kak Rintan menunjuk diriku. Aku bingung dengannya. Mengapa aku dikaitkan dengan hal ini. Chelsea dan Violet juga menatapku penuh tanya.

"Sepertinya setelah aku lulus nanti. Mungkin Ia yang akan menjadi Primadonanya sekolah ini," ucapnya penuh senyuman seakan sedang membayangkan sesuatu. Aku semakin mengerutkan keningku saat mendengar bahwa Ia seperti menyerahkan mahkota kekuasaannya untukku.

"Maka dari itu aku tanya padamu. Apa kau ikhlas jika suatu hari nantinya Ia yang akan menjadi kekasih Adit?" Kak Jasmine terkekeh mendengar pertanyaan Kak Rintan yang terkesan memojokkannya.

☯☯☯


"Tak kusangka Kak Jasmine akan menaruh kepercayaannya padamu." Sungguh aku masih kesal tadi.

Bayangkan sepanjang jalan perjalanan dari kelas 12-1 ke kantin, Chelsea selalu saja menggodaku. Mengingat kejadian Kak Jasmine yang mengklaim ku bahwa aku akan menjadi penerusnya. Dan dari kejadian itu juga Chelsea menyuruhku untuk menyadari bahwa aku ini memang memiliki kecantikan yang setara dengan Kak Jasmine. Padahal menurutku, Kak Jasmine jauh dilevel yang lebih tinggi. Dan saja Violet hanya diam tanpa ada niatan membantuku. Bahkan Ia juga berpihak pada Chelsea. Huh, Menyebalkan! Gerutuku dalam hati.

FROZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang