Ayna~Eps 4

3.4K 133 8
                                    

Sore menyiapkan suasana hangat, kehangatannya membius semua orang tuk rindu padanya. Senja siap di tampilkan kedepan mata para pemandangnya, walau belum tanpa persiapan. Namun cahayanya akan terlihat indah walaupun tak pernah latihan. KuasaNYA sungguh tak ada tandingan.

Sore itu juga membangunkanku dengan kehangatannya. Aku ketiduran sa'at asik berfacebookan. Kulihat layar HPku yang masih terkunci, 17:02.

"Astagfirullah... Aku belum sholat"

Tanpa pikir panjang, aku bangun dari kasur yang selalu menggodaku untuk tidur dengannya. Berdiri sejenak guna mengumpulkan nyawa. Dengan sandal jepit yang ku gunakan lalu berlari-lari kecil aku menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu.

Setelah selesai sholat, aku langsung mengambil hpku kembali yang tadi kucampakan begitu saja. Karena memenuhi panggilaNYA.
Kulihat, dilayar smartphoneku yang masih tertampilkan stasus fb tadi, seseorang yang sedang mencari info pesantren di daerah Bandung. Rasanya aku langsung tak enak hati, kalau aku mengabaikannya. Dengan santai aku langsung mengomentarinya.

"Ada teh, di daerah cicalengka, namanya Ponpes Takhfidzhul Qur'an" komentarku.

Pesantren TQ (Takhfidzhul Qur'an) letaknya tak begitu jauh dengan pesantrenku dulu waktu di bandung. Kalau di tempuh jaraknya sekitar 2 kiloan dari pesantrenku dulu.
Kaum santri bandung mana yang tidak tau pesantren TQ. Nama TQ lah yang pertama di sebut orang bandung ketika sibuk mencari pesantren untuk anaknya di pondokan. Bukan karena pondoknya megah, ataupun mewah. Nama kiainya lah yang membuat pesantren ini di kenal semua kalangan.

Kiai H. Muhammad Hasin Tuba, atau (Aang Tuba) gelarnya. Kiai karismatik, seorang Takhfidz yang nyentrik. Dibalik nama suami yang menggila, dibelakangnya ada seorang istri yang selalu di damba. Ya Aang Tuba memiliki istri yang kecantikannya luarbiasa, itu juga kata rumor yang ada. Nama dari istri Aang Tuba ialah, Nyai Hj. Rokhayati Syazaid, dan Nyai Hj. Rokha akrab disebut-sebut dengan nama Bunda, mungkin karena perhatian dan kasih sayang terhadap semua santri-santrinya seperti anak sendiri.
Dan katanya Aang Tuba memiliki seorang putri yang bahkan kecantiknya melebihi ibundanya sendiri, kecantikannya yang bisa membuat kaum pria manapun tergoda. Dia bernama Ayna Mumtaz.

Sepertinya ada daya tarik tersendiri di nama Ayna Mumtaz yang sudah tidak asing lagi bagiku, walaupun aku belum pernah melihatnya di foto atupun secara langsung, namun rasanya aku sangat mengenalnya, ada apakah ini?

Dan percaya tidak percaya, tiba-tiba nama Ayna muncul di halaman pemberitahuan FBku.

Haahh... seseorang yang sendari tadi aku bayangin wajahnya kaya apa, sekarang dia muncul sendiri di halaman komentarku dengan balasan yang isinya.

"Saya tunggu keseriusannya"

Haaahh, demi apa dia balas kolom komen ku seperti itu? Syok, jantungku berhenti satu detak ketika melihat balasan komentarnya.
Apa yang sudah ku perbuat padanya? Apa dia mengenalku? Ah tidak mungkin, wong akunya aja nggak kenal sama dia! tapikan bisa saj? Ah tetep tidak mungkin itu terjadi, pikirku.

Atau mungkin dia salah ketik?! Aah masa salah ketik sampe panjang banget huruf-huruf yang salahnya? Atau salah balas komen? Ah masa salah balas sih.

Tiba tiba....

"Teh" balasan komentarnya yang kedua.

Ya allah untung hanya Engkau yang tau keGRan ku. Untung hanya Engkau yang tau kePDanku. Untung hanya Engkau!
Terjawab sudah pertanyaan di hati yang membuat jantungku berhentik satu detakan. Mungkin dia terburu-buru atau lupa pas membalas komentarku pada si teteh yang lagi nyari pesantren itu, sampai dia lupa menyebut nama "teh" (mba) nya.

Langit semakin gelap. Awan hitam mulai berbondong-bondong mendatangi mata kami para penikmatNYA. Sore pergi meninggalkan senjanya, dan sore akan selalu seperti itu. Adzan maghrib pun di kumandangkan dari setiap masjid dan surau-surau.

AynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang