Dengan segera, Ali melangkah berjinjit agar tak ketahuan oleh Nasya. Sedangkan Nasya, dia malah asik membuka bukunya dan bersenandung kecil.
12
3
Seettt..
"Ih lepasin! Siapa sih?. Mama ya..? Pasti mama, ma.... Lepasin!. Eh, tapi tunggu deh....? K-kok... tangannya besar sih?. Te-terus...bau ini, ALI...., kamu Ali kan?"
Pekik Nasya girang dan Alipun melepaskan tangannya dari mata Nasya.
"Yah..!! Kok Lo tau sih kalo itu gue!. Jadi gagal kan gue ngagetin Lo!" Ujar Ali sambil mengerucutkan bibir.
Nasya's POV.
"Yah..!! Kok Lo tau sih kalo itu gue!. Jadi gagal kan gue ngagetin Lo!" Ucap Ali sambil mengerucutkan bibirnya.
Apa? Ali mempoutkan bibirnya?. OMG gak salah liat nih Nasya?.
Hmm... Ali imut juga kalo kayak gitu.Ya Tuhan, jika ini mimpi tolong jangan bangunkan Nasya dari mimpi indah ini.
Author POV
"Ya Taulah! Kan Nasya suka Ali. Jadi.., Nasya tau semua tentang Ali!" Pekik Nasya sambil nyengir kuda khasnya.
"Hm, yaudah lah! Lo sekarang mau belajar apa?" Tanya Ali dengan lembut, tetapi wajahnya kembali datar.
"Nasya mau belajar fisika Ali! Ajarin yah!!" Titah Nasya sambil mengedip- ngedipkan matanya.
"Em yaudah, mana yang Lo nggak bisa?" Tanya Ali.
Alipun menjelaskan semua yang ditanyakan oleh Nasya dengan telaten dan rinci. Nasya yang melihat sifat Ali, menjadi tambah nyaman jika di dekatnya. Setelah kurang lebih 1 jam setengah, belajar akhirnya selesai. Dan keduanya istirahat sambil menikmati malam yang cerah dengan beribu bintang yang bersinar, serta bulan yang terasa begitu indah. Rupanya alam juga tau, suasana hati Nasya sekarang.
"Ali, liat deh di langit sana. Banyak banget bintangnya, Nasya jadi pengen satu deh" kata Nasya sambil tersenyum, tetapi pandangan Nasya tetap menuju ke langit
"Lo mau tuh bintang? Emang Lo nggak tau, bintang itu apa?" Tanya Ali memastikan.
"Nasya tau, bintang itu ya bintang. Bersinar, dan kecil." Ucap Nasya.
Alipun hanya bisa menepok jidatnya. Dia berfikir, seberapa bodohnya anak ini. Alipun mulai menjelaskan.
"Nasya.., bintang itu sebenarnya meteor di angkasa. Meteor itu besar, dan apabila jatuh ia akan berusaha menembus lapisan atmosfer, dan terbakar. Jika meteor tersebut
Sangat besar, maka meteor akan jatuh mengenai tanah dan menimbulkan bunyi dan lubang bekas meteor. Begitu Nasya!" Jelas Ali dengan pelan, sedangkan Nasya yang mendengar penjelasan Ali yang panjang lebar kali tinggi itu malah ber oh ria.Malam semakin larut dan Langitpun semakin indah, keduanya diam tak bersuara, hanya suara jangkrik yang beradu saja yang terdengar mengisi kekosongan itu.
"Sya!" Panggil Ali. Nasya yang merasa terpanggil pun menoleh dan menjawab.
"Iya Li kenapa?" Tanya Nasya tak lupa dengan senyumnya.
"Besok kan weekend nih. Gimana.... Kalo kita jalan, Lo mau kan?" Tanya Ali sedikit pelan.
"What!!! Ali ngajak Nasya jalan?. Beneran? Nasya gak mimpi kan?" Pekik Nasya sambil tersenyum senang.
Sedangkan Ali? Tak terasa pekikan Nasya membuatnya menarik kedua ujung bibirnya keatas membentuk sebuah lengkungan yang sangat amat manis. Tersenyum, Ali tersenyum, entah mengapa kali ini senyuman Ali terasa berbeda dan tulus. Tidak seperti sunggingan waktu itu. Apa Ali sudah mulai merasa nyaman, atau dia hanya menjalankan rencananya? Yang pasti berharap jika Ali merubah tujuannya mendekati Nasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late to Realize (Fat Girl)
Teen FictionAli "eh, Lo apaan sih ha? gausah ya deket deket gue. Gue ga suka sama elo. Dasar cewek gendut gak tau diri Lo!" bentak Ali Nasya "Alii!, kok ngomongnya gitu sih?. Nasya kan cuma pingin ngasih bekal ini buat Ali" katanya sambil tersenyum ceria. "teri...