Setelah kejadian diwaktu 00.00 dini hari itu, mereka sama-sama saling percaya satu sama lain dan tak ada keraguan sedikitpun.
Sampai akhirnya hari kelulusan pun tiba. Nasya sangat gembira karena ia telah menyelesaikan sekolah SMA nya.
Sedangkan Ali, dia terlihat begitu gelisah. Tapi, dia menyembunyikan kegelisahan nya dari kekasihnya Nasya.
Nasya's POV
Hah! Aku seneng banget sekarang. Akhirnya aku bisa lulus dengan peringkat kedua setelah Ali. Ini semua juga berkat Ali sih, aku harus ngucapin terima kasih nih sama Ali. Sekalian mau tanya tanya, kita mau masuk fakultas apa hihihi.
"Aliii!!!!!" Ucapku sambil memeluk Ali. Ali pun membalas pelukanku dan tersenyum padaku.
"Makasih ya Li, kamu udah ngajarin aku belajar dengan sabar. Dan aku jadi dapet urutan kedua deh. Makasih ya muah.." ucapku berterimakasih dan mengecup pipi Ali singkat.
Alipun tertawa dan berbicara padaku.
"Iya sayang, aku ngelakuin itu semua kan demi kebaikan kamu juga! Tapi kamu kalo mau nyium nggak usah alesan terima kasih sama aku. Kalo mau cium ya cium aja kalik hahahaha"Akupun mengerucutkan bibirku. Aku kesal, aku memang ingin berterimakasih, dan soal ciuman itu, aku refleks.
"Udah jangan cemberut, jelek tauk!" Kata Ali.
"Oh iya Li, kita mau masuk fakultas apa? Kita bareng lagi kan kuliah nya?" Tanyaku kepada Ali dengan senyuman.
Seketika raut wajah Ali berubah gelisah, aku bingung mengapa dia seperti itu?
Alipun menjawab "e.. em y-ya kok sya! Kita bakalan kuliah bareng. Tapi aku b-belum tau mau kuliah dimana!" Ucap Ali gugup.
"Oke deh, yuk kesana. Kita foto-foto bareng!" Kata Nasya sambil menarik tangan Ali.
Alipun hanya bisa mengikuti Nasya dengan wajah gelisah.
S
K
I
P
.
.
."Pa! Ali nggak mau pergi ke Korea. Ali maunya disini aja sama Nasya pah!" Ucap Ali membujuk papanya.
"Tapi Ali, kamu harus kuliah disana! Kamu juga bisa ngehendel perusahaan papa disana. Tolong Li, ini cuma sementara. Hanya sampai kamu lulus dan bisa ngehendel perusahaan papa disini!" Mohon papanya kepada Ali.
Alipun tak tega melihat papanya yang memohon. Dengan terpaksa Ali menyetujui nya.
"Oke pa, oke. Ali bakalan turutin kemauan papa. Tapi, kalo Ali udah selesai kuliah, Ali mau tinggal disini lagi. Dan Ali mau ngelamar Nasya! Tolong, papa juga turutin permintaan Ali!" Ucap Ali tegas tapi lembut
Papa Ali tersenyum, menepuk bahu anaknya serta mengangguk tanda setuju. Lalu papa Alipun berlalu menuju kamarnya.
"Aggrrrh! Kenapa harus kayak gini sih? Kenapa gue harus ninggalin Nasya lagi? Sya...., Maafin aku sya!" Teriak Ali frustrasi,
Ali tak menyangka jika ia harus dituntun seperti ini. Ali bingung, bagaimana ia akan memberi tahu Nasya kekasihnya itu.
################################
Waktu Ali untuk pergi ke luar negeri sudah tiba. Sekarang Ali tengah mengemasi barang barangnya sebelum besok ia berangkat.
Saat Ali tengah mengemasi barangnya, ia beberapa kali mengadahkan kepalanya keatas. Ia pun beranjak dari mengemasi barangnya menuju meja belajarnya. Ia tampak mengambil selembar kertas dan bulpoin.
"Aku cuma bisa nulis ini sya!" Ucap Ali lirih sambil menitikkan air matanya.
Rupanya Ali membuat surat untuk Nasya, karena ia tak bisa memberi tahukan secara langsung kepada Nasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Late to Realize (Fat Girl)
Novela JuvenilAli "eh, Lo apaan sih ha? gausah ya deket deket gue. Gue ga suka sama elo. Dasar cewek gendut gak tau diri Lo!" bentak Ali Nasya "Alii!, kok ngomongnya gitu sih?. Nasya kan cuma pingin ngasih bekal ini buat Ali" katanya sambil tersenyum ceria. "teri...