Perjalanan satu bulan bersamnya

1.4K 90 2
                                    

Kriiiinggggg.....

Bel istirahat telah berbunyi, membuat semua murid segera mengemasi bukunya dan pergi ke kantin, terkecuali Nasya yang sedang memegangi perutnya kesakitan. Sejak  tadi tadi Nasya selalu memegangi perutnya yang sakit, wajahnya pucat, sampai sampai ia tak bisa fokus mendengarkan guru yang sedang mengajar.

Hal itu membuat Ali bingung dengan Nasya, kenapa hari ini Nasya tak seperti biasanya, mengapa sejak tadi Nasya selalu memegangi perutnya. Apakah perutnya sakit? Ali terus berkutat pada pikirannya sampai akhirnya dia duduk di bangku sebelah Nasya.

"Sya!, Kamu kenapa?" Tanya Ali sambil memegang pundak Nasya mengelusnya pelan.

"P-perut aku ss-sakitt Li!" Ucapnya sambil mengangkat wajahnya menatap Ali. Ali terkejut dengan wajah Nasya.

"Ya Tuhan Nasya! Wajah kamu kenapa pucet banget? Kamu sakit? Ayo buruan, aku anter kamu ke UKS!" Kata Ali rada panik, takut terjadi sesuatu.

"Nggak papa Li. A-aku cuma sakit perut karena datang bulan aja!" Ucap Nasya sambil berusaha tersenyum. Ali bisa bernafas lega sedikit. Ternyata ini cuma masalah biasa.

"Yaudah! Terus gimana? Biasanya kamu minum atau makan apa biar bisa ngurangin sakit perut kamu?" Tanya Ali sambil mengusap keringat Nasya dengan telaten.

"Biasanya sih Nasya m-minum....sinom Li!" Ucap Nasya sambil memegangi perutnya yang mulai agak sakit lagi.

"Sinom? Itu.... minuman apa sya?" Tanya Ali ragu. Rupanya Ali tak tau jenis minuman itu.

"Itu jenis jamu Li. Biasanya aku minum itu waktu perut aku sakit!" Jelas Nasya dengan cengiran.

"Emm, minuman itu biasanya dijual dimana? Biar aku beliin" Tanya Ali kepada Nasya dengan setia masih mengelus pundak Nasya.

"Emm di kantin ada kok minuman itu Li! T-tapi nggak usah Li, lagian aku udah baikan juga!" Ucap Nasya sambil  berusaha tersenyum dan tertawa walaupun kenyataannya perutnya masih sakit.

"Udah gapapa, aku beliin sekarang! Kamu tunggu sini, jangan kemana mana, aku nggak lama kok. Dadah!!" Teriak Ali sambil berlari menuju kantin.

Tak berapa lama, Ali pun sampai ke kelasnya, tidak tanggung- tanggung Ali membeli 10 bungkus sinom. Ali..Ali, memang siapa yang mau minum semua sinom itu.

Nasya yang melihat kelakuan alipun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.
"Nasya? Ini udah aku beliin. Buruan minum, biar perut kamu lebih mendingan" titah Ali sambil menyodorkan semua sinom itu kepada Nasya.

"Makasih ya Li! Nasya minum ya.." Nasyapun mulai meminum sinomnya, sekitar 2 bungkus sinom.

"Kok nggak di habisin semua sya?" Tanya Ali bingung.

"Li, sinom ini rasanya masam, gak baik buat lambung kalau minum ini terlalu banyak!" Jelas Nasya dengan senyuman.

"Maaf sya, aku nggak tau!." Ucap Ali.

"Nggak papa Li, aku yang makasih sama kamu! Makasih ya Ali yang tampan!!" Ucap Nasya kembali ceria dan tertawa sambil memeluk lengan Ali.

"Ali! Ali kan tadi abis lari lari tuh. Gimana kalau Ali minum sinom ini dulu. Mau ya ya ya, please!!" Pinta Nasya manja sambil menggoyang-goyangkan tangan Ali.

Alipun tidak bisa menolak permintaan Nasya. Entah kenapa setelah hampir satu bulan ini, perasaan Ali kepada Nasya mulai berubah, tak terkendali. Seakan perasaannya sudah lupa terhadap tujuannya yang sebenarnya. Semoga Ali memang benar benar merubah tujuannya dan bisa membuat Nasya bahagia.

"Emm oke aku minum! Ini demi kamu Nasya! Pacar aku yang paling manja dan gemesin!!" Ucap Ali sambil menarik hidung Nasya. Membuat sang empunya kesakitan.

"Iihh Ali! Sakit tau nggak hidung Nasya! Tau ah, Nasya ngambek aja!" Ujar Nasya sambil melepaskan pelukannya pada lengan Ali dan mengerucutkan bibirnya tanda kesal.

"Ululululuuuu, cup..cup..cup, udah dong jangan ngambek. Pacal ciapa cih ini em? Ngambek ngambek muluk. Bikin emesh aja. Udah dong ngabeknya, cini-cini peyuk lagi!"

Ucap Ali sambil merentangkan kedua tangannya. Nasyapun merasa gemas dengan Ali, dengan sikap Ali, dengan ucapan Ali, Nasya akhirnya masuk kedalam pelukan Ali. Sontak pipi Nasya merona, karena Ali sekarang mengelus rambut Nasya sayang tanpa melepaskan pelukannya. Sungguh kebahagiaan sempurna bagi Nasya.

"Sya! Kamu udah mendingan sekarang?" Tanya Ali kepada Nasya. Nasyapun mengangguk dalam dekapan Ali sambil mendusel, mencari tempat yang nyaman.

"Ali Nasya ngantuk!" Ucap Nasya sambil mengeratkan pelukannya pada Ali. Tangan Ali? Masih tetap sama yaitu mengelus kepala Nasya, berusaha memberi kenyamanan.

"Em? Kamu ngantuk? Yaudah ayok, aku anterin ke UKS! Biar kamu bisa istirahat sekalian!" Balas Ali mengajak nasya pergi ke UKS. Namun Nasya menggeleng tak mau. Rupanya dia sudah nyaman dengan posisi ini.

"Nasya ayolah! Sebentar lagi bel masuk berbunyi, kalo guru Sampek liat kamu kayak gini, bisa dihukum loh kita!. Yuk ke UKS, aku temenin deh! Bolos bareng sama aku" bujuk Ali sabar menanggapi Nasya, karena Ali tau, hormon Nasya sekarang tidak stabil dan akan kelewat manja jika tamunya datang.

Akhirnya dengan sangat terpaksa Nasya menganggukkan kepalanya, dan menyudahi posisi nyaman tadi. Keduanya sekarang sedang menuju ke ruang UKS.

"Em, gue disini sama Nasya ya!. Lo berdua bilangin ke guru kelas gue. Bilang kalo Nasya lagi gak enak badan. Dan gue disuruh mamanya buat jagain Nasya!" Ujar Ali rada ketus. Dan pengurus UKS yang mendengarnya pun langsung mengangguk dan pergi menuju kelas Ali.

Sedangkan Ali dan Nasya? Mereka sedang duduk. Nasya duduk diatas kasur sambil selonjoran meredakan sakit perutnya. Sedangkan Ali, dia duduk di kursi sambil menatap Nasya yang rada malas.

"Kenapa Nasya? Kan aku udah di sini!" Ujar Ali mengambil posisi di samping Nasya dan mendudukkan dirinya di atas tempat tidur UKS.

"Kamu ih tadi ketus banget, kan kasihan anak-anak tadi. Lain kali jangan kayak gitu ah! Nasya nggak suka!" Ujar Nasya sambil menatap Ali.
Alipun hanya bisa menghela nafas.

"Aku kayak tadi, biar kamu nggak cemburu sayang. Yaudah, maaf sekarang kamu tidur."

"Tapi maunya tidur kayak dikelas tadi Ali!!" Rengek Nasya. Sungguh kali ini kesabaran Ali kembali di uji.

"Yaudah, disana ada sofa! Ayo kesana, dan kamu harus istirahat! Aku nggak mau kamu sakit!" Ujar Ali menuju sofa panjang di samping tempat tidur.
Nasyapun akhirnya menyamakan posisinya di pelukan Ali, sambil duduk. Sedangkan Ali, hanya mengelus kepala Nasya serta menepuk pundak Nasya pelan. Memberi kenyamanan untuk Nasya, agar cepat tidur.

Nasyapun akhirnya tidur, dan Ali masih mempertahankan posisinya demi kenyamanan Nasya. Tak terasa mata Ali berat untuk di buka. Dan akhirnya keduanya tidur dalam keadaan duduk berpelukan. Sungguh damai rasanya melihat hal itu.

Yak guys!
Segini dulu ya , karena aye masih PAS!
Maklumin ajah.
Yaudah bye bye

Late to Realize (Fat Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang